09. Kejar

6.8K 573 5
                                    

Jangan lupa follow, vote dan komen

Instagram amly.amly6

Kini Aletta dan ketiga temannya sedang berada di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Aletta dan ketiga temannya sedang berada di kantin. Aletta sudah sadar sejak 20 menit lalu, hidung nya sudah baik-baik saja, hanya menyisakan rasa nyeri.

"Kalian mau pesen apa?"

"Samain aja."

Abel sibuk memesan makanan melalui tab. Memang di kantin High School mereka tak perlu repot-repot untuk berdesak-desakan. Tinggal menekan-nekan di tab, pesanan kalian akan langsung di antar.

Aletta menyentuh hidung nya, dia tak ingat apapun selain hidung nya yang kena bola setelah itu semua nya gelap.

"Hidung lo nggak papa, Ta?"

"Apa mau cek ke rumah sakit aja?" timpal Abel.

Aletta menggeleng. "Nyeri."

Tak lama pesanan mereka sampai berbarengan dengan kedatangan Gilang serta teman-temannya. Tanpa permisi mereka duduk di satu meja yang sama dengan Aletta.

"Hidung kamu nggak papa, Ta?"

"Not bad."

Aletta meletakkan sendok nya secara kasar, telinga nya yang tajam mendengar suara langkah kaki yang kian mendekat. Hingga sebuah suara cempreng menghentikan aksi makan mereka.

"Hai!"

"Eh, nenek lampir ngapain lo ke sini?" tanya Liam tak santai. Tak tahu deh Liam punya dendam apa pada Vio.

Vio menarik sudut bibir nya membentuk sebuah senyum. "Mau makan bareng, boleh kan?"

"Meja lain masih banyak yang kosong, ngapain di sini?"

"Gue nggak minta izin ke lo, tapi ke Jason."

Tatapan Vio mengarah ke Jason. Wajah nya gadis itu berubah kesal saat melihat Aletta yang duduk di samping Jason.

"Lo ngapain duduk di situ?"

Aletta mendongak, menunjuk diri nya sendiri. "Gue?"

"Iya lah, emang siapa lagi! Pindah sana, bawa temen-temen lo!"

"Kalo kita nggak mau, lo mau apa?"

Vio mengepalkan kedua tangan nya, gadis itu beranjak mendekati Abel. Lalu menarik tangan gadis itu agar bangkit, Abel yang tak siap berakhir jatuh ke lantai kantin.

Anin bangkit membantu Abel berdiri, gadis itu mendorong bahu Vio. "Maksud lo apa?"

Vio melipat kedua tangan depan dada. "Gitu doang udah jatuh, lemah."

𝐀𝐋𝐄𝐓𝐓𝐀 [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang