11. Lauren dan Aron

6.3K 544 14
                                    

Jangan lupa follow, vote dan komen

Instagram amly.amly6

Senin adalah hari yang paling mereka hindari, karena mereka harus melaksanakan upacara bendera di bawah sinar matahari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin adalah hari yang paling mereka hindari, karena mereka harus melaksanakan upacara bendera di bawah sinar matahari. Sama hal nya dengan Anin yang sejak tadi berdecak kesal, sudah 1 jam mereka berdiri mendengar kepala sekolah yang menyampaikan amanat.

"Tuh botak apa nggak haus ya?" bisik nya.

Abel hanya diam, dia masih syok atas kejadian kemarin. Anin mengetahui kejadian kemarin yang di alami ketiga teman nya. Namun, dia tak mengalami itu semua, makanya mereka heran kenapa hanya diri nya yang tak di teror.

Tak lama upacara selesai. Anin langsung menarik Abel menuju kantin untuk membeli air mineral. Aletta yang hendak menyusul harus mengurungkan niat nya karena Nanaz menahan pergelangan tangan nya.

"Kenapa?"

"Arah jam sembilan."

Aletta mengedarkan pandangannya, memincingkan mata nya untuk melihat dengan jelas, karena arah yang di beritahu Nanaz ramai murid-murid yang ingin kembali ke kelas.

Hingga akhir nya dia melihat seorang siswi perempuan yang ketahuan sedang menatap nya dari jauh. Siswi itu pun langsung pergi setelah melihat sorot mata tajam Aletta.

"Lo kenal?"

Aletta menggelengkan kepala nya. "Nggak penting, kantin."

Kedua gadis itu beranjak menuju kantin. Aletta tak ingin ambil pusing, bisa saja siswi tadi memang murid sini dan tak menyukai nya.

Sedangkan siswi yang di lihat Aletta tadi hanya bisa mengelus dada syukur. Saat ini dia sedang berada di koridor menuju kelas nya, ini adalah hari pertama nya sekolah, karena dia harus menjalankan misi dari Kakek nya.

"Dia lihat-lihat tuh cewek serem juga." gumam nya.

🏴‍☠️🏴‍☠️🏴‍☠️

"Sistem yang ada pada-"

Tringgg
rest time has come, have a good rest

Suara bel menghentikan aksi belajar mereka, sang guru hanya bisa menghela napas pasrah, membereskan buku-buku yang ada di meja nya.

"Minggu depan kita ketemu lagi, selamat istirahat."

Setelah mengucapkan itu guru berjenis kelamin perempuan beranjak keluar kelas. Aletta serta ketiga teman nya beranjak keluar kelas, tubuh Anin oleng karena bertabrakan dengan seorang siswi.

"Aduh, maaf-maaf gue nggak sengaja."

Anin menghembuskan napas pelan. "Lain kali hati-hati."

𝐀𝐋𝐄𝐓𝐓𝐀 [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang