"Non Scholae, Sed Vitae Discimus"

356 40 0
                                    

Non Scholae, Sed Vitae Discimus (Kita Belajar Bukan Untuk Sekolah, Melainkan Untuk Hidup)
-----------------------------

Dalam hidup kita tidak akan pernah melewati keadaan yang hanya menguntungkan dan menyenangkan bagi kita.
Akan ada masanya di mana kita harus rela menikmati hidup yang tidak bersahabat dan membuat kita seolah mencapai sisi terendah dari diri kita sendiri.
Akan ada masanya, hidup akan membuat kita menyerah dan menyesali sudah ada ke dunia. Beberapa orang hebat berhasil melewati fase ini dengan membawa banyak pelajaran untuk hidup selanjutnya.
Beberapa lagi diantaranya pula mampu bangkit meski dengan merangkak dan tak berhasil membawa apa-apa. Dan yang paling banyak pula adalah tidak sama sekali berhasil keluar dari fase ini dan akhirnya memilih untuk benar-benar menyerah dengan hidup dan menyelesaikan hidup yang sejatinya belum berhenti.

Lalu, dimanakah posisi kita seharusnya dan selama ini kita sudah menjadi bagian yang mana?
------------------------

Kita belajar untuk sekolah atau untuk hidup?

Pelajaran tak selalu didapatkan dari bangku sekolah. Banyak manusia yang sekolah, berpendidikan tinggi namun tak mampu menjalani hidup dengan baik. Bukan karena mereka tak belajar, melainkan karena mereka tak paham ke mana semua ilmu yang selama ini mereka dapatkan harus diarahkan. Ke mana langkah kaki ditujukan dan ke mana harapan hidup digantungkan.
Banyak orang yang sekolah, tapi hidup merana dan sengsara. Banyak pula yang tak bersekolah, namun kuat dalam menjalani badai kehidupan.
Sejatinya, bersekolah dan berpendidikan memang perlu karena dari sanalah beberapa ilmu untuk kehidupan kita dapatkan. Selanjutnya, alam dan orang-oranglah yang mengajarkan kita ilmu lainnya baik secara sengaja ataupun tidak. Dari pengalaman lah akhirnya kita paham, bahwa hidup tak hanya sekedar untuk bahan bercanda, atau tidak hanya sekedar tertawa bersuka ria. Karena hidup yang sebenarnya adalah saat kita dihantam rasa sakit, keterpurukan dan keputusasaan namun kita mampu bangkit dan menyakini bahwa jalan takdir belum benar-benar terhenti.

Kita belajar bukan untuk sekolah, melainkan untuk hidup.

Coba baca lagi kalimat di atas. Kemudian renungkan apa sebenarnya makna dari kalimat ini. Sudah mengertikah?

Belajar yang dimaksud di sini bukan hanya sebatas belajar aljabar di mata pelajaran matematika, atau belajar hukum newton di mata pelajaran fisika atau belajar yang sejenis dengan itu.
Belajar yang di maksud di sini adalah belajar untuk memahami tiap detail alur kehidupan akan membuat kita menjadi seperti apa dan membentuk diri kita menjadi bagaimana.
Kita harus benar-benar sadar bahwa banyak sekali sebenarnya pelajaran yang diajarkan oleh takdir.

Semisal saja saat kita sudah kelas 12, kita belajar untuk beberapa persiapan ujian yang akan kita lakukan. Ini adalah bentuk belajar untuk sekolah. Yang lebih daripada ini kita harus pahami bahwa persiapan yang kita lakukan tak semata-mata sekedar untuk sekolah saja. Kita sekolah juga untuk hidup bagaimana ke depan dengan riwayat pendidikan yang kita miliki kita mampu memperoleh hidup yang lebih layak. Selain itu, belajar yang dimaksud di sini bukan sekedar belajar untuk memperoleh prestasi akademik, atau untuk mencapai kesuksesan yang kita ingini. Melainkan belajar yang dimaksud di sini adalah bagaimana kita paham untuk benar-benar mengerti kehidupan memberikan kita apa hari ini.
Kita diajarkan untuk bisa mengerti tiap detail alur hidup yang sudah terjalani, ambil sisi baiknya dan buang sisi buruknya.
Ambil manfaatnya dan belajarlah dari mudharatnya.

Belajar untuk hidup samalah halnya dengan belajar menerima setiap garis takdir yang Tuhan sudah tentukan. Dari sanalah kita belajar menjadi seseorang yang dewasa, dewasa untuk tidak lalai memahami bahwa kehidupan selalu baik jika kita mau bersahabat dengan alurnya. Akan selalu ada kesulitan yang akan kita hadapi namun bukan berarti kita diminta untuk mengeluh atau menyesal. Kita hanya perlu bersabar dan bersyukur. Bersabar untuk tiap masalah dan kesulitan yang ada dalam hidup dan bersyukur untuk tiap nikmat dan kebahagiaan yang Tuhan izinkan hadir di hidup kita.

Belajar untuk hidup juga berarti belajar melihat sisi baik kehidupan dari banyaknya kepelikan yang kita jalani. Kadang, saat ditimpa masalah seringkali pikiran kita buntu dan kita terbawa keadaan yang membuat kita kian terpuruk.
Padahal, jika saja kita mau belajar dari apa yang sudah terjadi pastinya kita akan paham bahwa setiap masalah pasti disertakan dengan solusi. Kitalah solusinya, kitalah yang harus benar-benar memecahkan persoalan dan mencari jalan keluarnya.
Dari sanalah kita belajar bahwa kehidupan selalu memberikan kita banyak ilmu yang bahkan tidak akan kita jumpai di sekolah. Karena sejatunya, ilmu kehidupan tidak tertulis di buku melainkan ia terukir di hati dan pikiran orang-orang bijak.

Maka, belajarlah.

Belajarlah bukan sekedar untuk memenuhi tuntutan dunia sekolah atau pendidikan saja. Belajarlah bukan hanya karena kita ingin mewujudkan banyak angan dan cita-cita.
Tapi belajar karena kita paham bahwa dalam hidup tanpa menjadi orang bijak dan kuat kita tak akan mampu bangkit sempurna.
Belajarlah untuk menjadi diri kita yang mengerti bagaimana melihat sisi baik kehidupan dan merasakan bagaimana begitu sayangnya Tuhan pada kita.

Tidak perlu mengeluh, kita hanya perlu belajar menerima kenyataan hidup sepahit apapun, karena akan selalu ada pelajaran berharga yang terselip di sana.
Tidak usah bersungut dan menyesali keadaan sepayah apapun, karena akan selalu ada hikmah dari tiap kejadian yang menimpa kita.
Dan pastinya akan selalu ada kebaikan, untuk kita yang mencintai hal-hal baik.

Dari seseorang yang belum baik, namun selalu merasa hidup di tengah-tengah kebaikan.
-Giovano A Brillian

UNTUK SEBUAH PERUBAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang