"Boleh Lelah, Asal Tidak Menyerah"

81 11 0
                                    

Untuk siapapun yang tengah berjuang keras demi bertahan hidup.
Boleh lelah, asal tidak menyerah.
---------------------------

Hidup, sejatinya tidak pernah selalu baik-baik saja.  Akan ada masanya di mana kita akan diuji dan dihadapkan dengan berbagai situasi dan kondisi yang bisa saja membuat kita benar-benar seolah merasa bahwa dunia di penuhi dengan ketidakadilan.
Keluarga yang berantakan, hubungan pertemanan yang hancur, harapan yang tak kunjung jadi nyata, ekspektasi yang tak sesuai realita dan berbagai hal lainnya yang membuat kita jatuh dan merasa terpuruk.

Tidak ada manusia yang jalan hidupnya selalu mulus, sedikit banyak masalah pasti akan selalu ada.
Kitalah yang menentukan apakah kita bisa atau tidak dalam menjalani setiap permasalahan yang ada.
Kita pula yang menentukan apa yang akan kita dapatkan setelah masalah terselesaikan.
Kita adalah penentu untuk hidup kita sendiri.

Kadang kita berpikir, kok bisa ya hidup orang lain kelihatan enak banget dan seolah memang mulus-mulus aja kaya jalan tol.
Padahal, kita hanya melihat dari satu sudut pandang, karena tidak semua detail hidup orang lain dapat sepenuhnya kita ketahui.
Di sinilah kadang kita keliru, kita mulai membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain,  sampai akhirnya kita lupa apa makna bersyukur .

Tidak dapat dipungkiri, bahwa masalah akan senantiasa hidup berdampingan dengan kita. Beberapa orang terlihat tenang dan bijak menghadapinya. Beberapa lainnya butuh waktu lama untuk menerima keadaan.
Sedang beberapa lainnya memilih untuk menyerah dan membiarkan keputusasaan memenangi kehidupannya.
Lalu, kita sendiri berapa di posisi yang mana?
Apakah sudah bisa bersikap bijak atas masalah yang datang?
Atau kita seringkali merasa kesulitan menerima keadaan?
Atau bahkan terpikir untuk menyerah dengan hidup?

"Tidak akan ditimpakan sebuah masalah kepada seseorang melainkan ia mampu untuk menghadapinya"
Masih ingat dengan kalimat ini?
Ini adalah salah satu kalimat penguat dalam lemah dan lelah.
Kita kadang hanya terlambat menyadari bahwa sebenarnya serumit dan sesakit apapun jalan hidup, akan selalu ada solusi menyertainya. Akan selalu ada pula kebaikan yang bisa kita peroleh dan akan selalu tersedia pelajaran berharga di dalamnya.
Kita hanya perlu sedikit lagi saja menyakinkan diri bahwa berputus asa bukanlah pilihan yang baik dan menyerah hanya membuat kita kehilangan segalanya. 
Termasuk, kasih sayang Tuhan.

Kawan-kawan, tanya pada dirimu sendiri saat ini, seberapa berharga dirimu?
Seberapa sering sudah kamu mengecewakan dirimu?
Atau sudahkah kamu memaafkan dan kembali mencintai dirimu?

Tahukah kalian, bahwa menyerah dengan keadaan adalah satu dari sekian banyak tanda bahwa kita kehilangan diri kita sendiri.  Bukankah setiap insan yang Tuhan ciptakan itu selalu tercipta dengn sebaik baiknya penciptaan?
Bukankah kita semua adalah manusia yang kuat?
Bukankah kita semua juga manusia yang hebat?
Lalu, mengapa masih saja terpikir untuk menyerah dengan hidup?
Sementara janji Tuhan itu pasti, setelah kesulitan akan disediakan jalan kemudahan, setelah sempit akan ada kelapangan dan setelah duka dan kecewa pasti akan ada bahagia. Iyakan?
--------------------------

Banyak orang hampir mencapai keberhasilan dan kesuksesan, tapi ia memilih untuk menyerah. Padahal realitanya saja kita tak akan mencapai tangga teratas sebelum melewati anak tangga terbawah.
Inilah hidup, dimana terkadang kita merasa realita mencekik kita, padahal sejatinya ekspektasi kitalah yang membunuh harapan kita sendiri.
Karena itulah dikatakan bahwa jangan sampai benar benar menaruh harap pada dunia,  jangan salah meletakkan harapan karena jika saja kita keliru maka bersiaplah kita untuk berteman dengan luka.

Siapapun pasti pernah mengalami fase terendah hidupnya.
Merasa dunia begitu menghakiminya, merasa bahwa Tuhan tidak adil memperlakukannya, merasa bahwa semua manusia tak ada yang bisa dijadikan teman untuk berkeluh kesah, merasa bahwa diri tak ada gunanya dan merasa bahwa hidup tak ada artinya.
Hampir semua manusia mengalami hal serupa, terpuruk dan jatuh pada kekecewaan yang dalam.
Menganggap bahwa hidup lebih baik diakhiri daripada berlanjut namun tiada artinya. Padahal, Tuhan hanya ingin melihat, apakah kita akan tetap kuat?
Apakah kita akan memilih bertahan dan terus berjuang?
Atau benar benar menyerah dengan realita.

Banyak orang yang membiarkan hidupnya berakhir tanpa pernah Sekalipun membawa kebahagiaan yang sepantasnya dapat ia miliki dan rasakan. 
Menyalahkan takdir, menganggap Tuhan terlalu kejam pada dirinya.
Padahal, kitalah yang terlambat atau bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa semakin besar masalah Tuhan timpakan maka samalah artinya semakin Tuhan sayang pada kita.

Kok bisa?

Sekarang, tanya pada dirimu sendiri. 
Apa tujuan hidupmu dilahirkan ke dunia?

Bukankah dunia hanya sementara?
Bukankah dunia hanya persinggahan saja? Bukankah kita semua akan kembali padaNya?

Lalu, mengapa begitu mencintai dunia? Mengapa begitu mengutamakan dunia? Mengapa sampai lupa dan lalai pada Yang Kuasa?

Tujuan hidup kita adalah kembali padaNya. Kita terlahir dari air mani yang diberi nyawa. Hidup dan mendewasa sebagai seorang hamba.
Tidakkah sadar hakikat hidup yang sebenarnya adalah apa?

Maka saat terpuruk, merasa benar benar jatuh dan dikecewakan oleh dunia, mengapa amat sangat berduka?
Bukankah semuanya memang adalah bagian dari skenario hidup yang sudah ditakdirkan untuk kita jalani?
Iyakan?

Percayalah, orang-orang yang dihatinya masih ada iman, tidak akan mudah menyerah dengan keadaan. Tidak akan.

Imanlah yang membuat kita kuat, karena kita percaya semua hal terjadi atas dasar izin Tuhan dan dibalik semuanya pasti ada hikmah yang tersembunyi. 

Semua hanya soal waktu, kita hanya perlu sabar menunggu untuk kemudian dipertemukan dengan kebahagiaan dan keberhasilan yang tak semu.
Sekali lagi, kita hanya perlu sabar menunggu, untuk benar benar merasakan bahwa Kasih Sayang Tuhan itu ada, bahwa Tuhan tak akan biarkan kita merana selamanya. Tidak akan. 

Janji Tuhan itu pasti,
Kebahagiaan adalah milik mereka yang selalu bersabar.

Jadi, boleh lelah asal tidak menyerah.

Saat jatuh, kita hanya perlu meyakinkan diri bahwa selalu ada jalan untuk bangkit lagi.
Saat terpuruk, kita hanya perlu sekali lagi saja berkata pada diri sendiri bahwa akan selalu ada pilihan untuk memperbaiki keadaan. Karena tidak ada duka yang abadi, tidak ada luka yang tak dapat diobati, karena semua hanya perlu sabar sekali lagi.
Kuat, kuat dan kuat.
Esok lusa akan ada kebahagiaan yang siap memelukmu dengan erat. Pasti.

---------------------------

Dari seseorang yang belum baik, tapi selalu merasa hidup di tengah-tengah kebaikan.
-Giovano A Brillian

UNTUK SEBUAH PERUBAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang