11. Kesayangan
Tepat pukul 23:20 malam Kiysa sampai dirumahnya setelah mengantar Kiki terlebih dahulu ke rumah neneknya.
Pak Six keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Kiysa. Pak Six melihat Kiysa yang kini tengah tertidur.
"Non. Non Kiysa." panggil Pak Six dengan pelan.
"Biar saya saja pak." kata Papa Eko yang berjalan mendekati mobil bersama dengan Mama Nina.
"Baik tuan."
Papa Eko menggendong Kiysa dengan perlahan dan kemudian membawanya memasuki rumah.
"Hati-hati Pa." kata Mama.
Papa Eko memasuki lif yang ada di rumah untuk mencapai lantai dua, lantai dimana kamar Kiysa berada.
Mama Nina membukakan pintu kamar Kiysa, Papa Eko meletakkan Kiysa dengan perlahan di kasur, kemudian menyelimutinya. Sedangkan Mama Nina membukakan sepatu kiysa.
"Ma Ini pipi Eya kenapa?" tanya Papa saat mengamati wajah Kiysa yang terdapat sedikit lebam di pipinya.
"Astaga kenapa bisa begini." kaget Mama Nina.
"Pa kasian anak kita." kata Mama Nina yang panik.
"Perintah Si B untuk membawakan es batu serta sapu tangan bersih Ma." ujar Papa kepada Mama.
Mama segera menekan tombol hijau yang terletak di dekat pintu kamar Kiysa, tombol yang terhubung dengan ruangan asistennya.
"Si B tolong bawakan es batu serta sapu tangan baru ke kamar Kiysa." ujar Mama.
"Baik nyonya." sahut Si B yang ada di lantai satu.
Mama segera berjalan mendekati Kiysa dan Papa Eko. "Ma Kiysa berantem?" tanya Papa Eko.
"Mama ngga tau Pa, soalnya waktu dia pulang Mama ada dirumah sebelah." jawab Mama Nina.
Papa Eko menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Jangan sampai putri kita di bully." gumam Papa Eko.
Mama berjalan ke arah jendela yang mengarah ke balkon kamar Kiysa, dia menutup jendela Kiysa dengan gorden.
Tok! Tok!
"Masuk." kata Papa Eko.
"Ini tuan sapu tangan bersih sama es batunya." kata Si B yang menyerahkan barang yang di inginkan majikannya itu.
"Terimakasih Si B, kamu boleh pergi." kata Papa eko.
"Baik tuan." kata Si B yang kemudian pergi dari kamar Kiysa.
"Sini Pa, biar Mama yang kompres." kata Mama yang mengambil alih.
Papa menganggukkan kepalanya.
Mama Nina mulai mengkompres pipi Kiysa. Suara ringisan sedikit terdengar dari mulut Kiysa.
"Ma kemudian oleskan salep ini." ujar Papa.
"Iya letakkan disini Pa." jawab Mama yang terus mengkompres Kiysa.
Kedua orang tua Kiysa sangat khawatir akan keadaannya saat ini, bagaimana pun tidak ada yang boleh menyakiti putri semata wayang mereka itu.
Kasih sayang Mama dan Papa kepada Kiysa sangat terlihat jelas, mereka tidak pernah menganggap Kiysa sebagai anak angkat mereka selalu mengatakan Kiysa itu anak kandung mereka, tidak ada yang tau bahwa Kiysa itu anak angkat kecuali Kiki sahabatnya serta Bi Arum pemilik panti tempat Kiysa tinggal waktu kecil
***
Kiysa terbangun dari tidurnya tepat pada pukul 05:36 wib. Mau tidak mau dia harus bangkit dari tidurnya untuk menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.

KAMU SEDANG MEMBACA
BANGKIT
FanfictionSiapa yang menyangka korban bully yang di kabarkan meninggal muncul kembali dengan sosok yang lebih tanggu, tentu saja itu dapat membuat seisi sekolah menjadi gempar karena mendengar seorang Keysa pricilla yang hidup kembali, dengan penampilan baru...