13. the power of mama

4 3 1
                                    

13. The power of mama

Malam ini udara dingin sangat terasa menurut Kiysa, tidak seperti malam-malam biasanya.

"Eysa kakak kangen." gumam Kiysa dengan mendongak menatap langit yang di hiasi oleh bintang-bintang yang indah.

"Semoga kamu medapatkan tempat terbaik disisinya, amin." doa Kiysa dengan menutup matanya sembari kedua tangannya menutup mulutnya.

Pergerakan Kiysa tak lepas dari pandangan Reza yang kini mengintip di sela-sela gorden balkon kamarnya.

Reza tidak mengeluarkan ekspresi apapun kecuali diam bak batung yang berdiri, entah apa yang ada di pikiran psikopat dingin itu saat ini.

Kiysa memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya karena udara dingin semakin terasa.

***

Kiysa menuruni tangga rumahnya dengan mata yang masih mengatuk.

"Pagi Nona," sapa si A dan si B.

"Pagi, huammm." jawab Kiysa yang diselingi suara nguap yang menandakan dia masih ngantuk.

"Ya ampun muka bantelnya Keliatan banget," ledek Mama Nina sembari tersenyum.

Kiysa segera berkaca menatap pantulan wajahnya"Eh, serius ma?" tanya Kiysa memastikan.

"Iyaa serius."

Kiysa memanyunkan bibirnya, "Gara gara Eya ga skincarean semalem pasti."

"Udah sini sarapan dulu." kata Mama Nina yang memberikan semangkuk sup jagung hangat dan segelas susu coklat.

"Eyaa bawa ke kamar aja ya Ma." kata Kiysa yang kemudian berjalan menuju kamarnya.

Mama Nina mengerutkan keningnya, tumben sekali putri nya itu terlihat lemas.

Sesampainya di kamar Kiysa mendudukan bokong nya di sofa yang ada di kamar nya, entah kenapa dari tadi dia merasa lemas dan tidak bersemangat.

Ting! Suara notif ponsel milik Kiysa, disana tertulis lah sebuah pesan dari nomor tak di kenall

+6289******

Bawa orang tua kamu kesekolah kalau tidak kamu tidak bisa ikut pelajaran lagi.

Kiysa menghembuskan nafasnya. "Dasar badak!" gerutunya saat membaca pesan dari guru BK nya itu.

***

"Maa." panggil Kiysa sembari berjalan menuruni tangga.

"Mom!"

"Apa sayang." jawab Mama yang terlihat baru selesai mandi.

Kiysa berjalan menuju mamanya, kemudian memeluk mama Nina.

Mama Nina tersenyum. "Kenapa sayangku."

"Maaf," ucap Kiysa sembari memeluk mamanya.

"Liat Mama, Eya ada masalah ya?"

Kiysa menatap wajah mamanya. "Mama di panggil ke sekolah Eya. Maaf Ma," ucapnya.

Mama Nina mengelus lembut rambut Kiysa, "Gapapa Eya, mama juga suntuk dirumah." jawab Mama Nina.

"Hehe, makasih Ma, maaf Eya ngerepoti Mama." ucap Kiysa.

Mama Nina tersenyum. "Ngga sayang, kamu ngga pernah ngerepoti Mama."

"Yaudah kalau gitu Eya berangkat dulu Ma, dadah Mama, assalamualaikum." Kiysa segera berangkat setelah menyalimi tangan mamanya.

"Waalaikumsalam, Hati-hati Eya."

"SIAP NONAA!" teriak Kiysa sembari mengedipkan sebelah matanya.

Kiysa berjalan keluar rumahnya dengan bergumam kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BANGKITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang