Jangan biarin perempuan yg lagi kalut pergi sendiri, ternyata kalimat itu benar adanya.
Saat ini Chaelin tak tau dimana letak pastinya keberadaan dia, saat memesan taksi online tadi Chaelin memasukkan alamat tujuan dengan asal dan akhirnya dia berakhir disini, yg tempatnya pun Chaelin tak tau.
Kepalanya hanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari petunjuk, apa saat ini posisinya berada jauh dari rumah atau sebaliknya.
Chaelin berdecak kesal setelah mencari tau di handphonenya letak keberadaannya dari rumah ternyata lumayan jauh.
Menangis?
Tidak, nyatanya setitik saja air matanya tidak jatuh. Padahal dadanya sampai saat ini masih dipenuhi rasa sesak yg bukan main.
Jika ditanya, apa yg ingin Chaelin lakukan saat ini yaitu menangis dan berteriak hingga ia merasa puas tapi nyatanya air matanya sudah terlalu lelah untuk keluar hanya karena persoalan Mark Lee.
Suasana disekitarnya cukup ramai, bahkan terlihat beberapa orang yg nongkrong bersama teman-temannya.
Akhirnya Chaelin memutuskan untuk memasuki salah satu kedai kopi yg ada disana. Setelah memesan segelas macchiato dan sepotong kue, Chaelin memilih meja di ujung yg dibelakangnya terdapat sekat papan sebatas bahu, pembatas dengan meja lain dibelakangnya.
Sekilas Chaelin melihat dibelakangnya sangat ramai, dan ya perkumpulan para pria yg bahkan Chaelin tak perduli rupanya. Mereka sangat berisik yg berhasil membuat Chaelin kesal, tapi untuk pindah tempat duduk Chaelin terlalu malas.
Menghela nafasnya dengan berat, Chaelin kembali memikirkan hubungannya dengan Mark.
Akan seperti apa dia dan Mark setelah hari ini? Karena Chaelin-pun juga paham, semuanya akan sangat susah untuk kembali seperti semula.
Sesungguhnya hubungannya dengan Mark sudah sangat tidak wajar, Chaelin sadar akan itu tapi untuk melepaskan diri dari seorang Mark Lee...
Untuk saat ini, untuk saat ini saja... Chaelin masih belum sanggup, tapi untuk hari esok sepertinya Chaelin bisa memikirkannya kembali tapi itu-pun kalau Chaelin tidak termakan rayuan Mark dan kembali luluh seperti sebelum-sebelumnya.
Kalimat Jeno beberapa minggu silam kembali teringat 'Menurut lo mana yg lebih penting Chae, orangnya atau rasa sakitnya? kalau buat lo lebih penting Mark, maka pertahankan tapi lo harus siap dengan luka baru tapi kalau menurut lo lebih penting rasa sakit yg lo rasain, maka lepaskan Mark Chae'
Chaelin tersentak dari lamunannya, kala mendengar nama kekasihnya disebut dalam sebuah percakapan segerombolan pria yg saat ini berkumpul dibelakangnya.
Chaelin merapatkan tubuhnya pada pembatas di belakangnya, ingin mendengar lebih jelas apa yg mereka perbincangkan.
Beberapa kali mereka menyebutkan nama Mark, ya oke nama Mark memang tidak hanya satu disini, tapi entah mengapa Chaelin yakin bahwa Mark yg mereka bicarakan adalah Mark kekasihnya.
Terlebih lagi mereka menyebutkan nama lain yg semakin membuat Chaelin yakin bahwa Mark yg mereka bicarakan adalah Mark kekasihnya....
"Wah gila anjir, tuh anak masih fwban sama Yeri kan?"
Alis Chaelin mengerut mendengar kalimat yg disebutkan orang yg tak dikenalinya itu, fwb? fwb yg dimaksud mereka itu friend with benefits?
Chaelin menggelengkan kepalanya dan terkekeh kecil, merasa lelucon mereka kelewat batas, mana mungkin kekasihnya memiliki hubungan seperti itu dengan Yeri?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend - Mark Lee [ON HOLD]
FanficApa yang akan kamu lakukan saat seseorang yang kamu sebut pacar kamu selama ini punya friend with benefits? Just go or stay? Tapi aku gak sekuat itu Mark - Jung Chaelin Sorry not sorry - Mark Lee