Ch 1: Lucky?

2K 179 9
                                    

Listen to the heroine, a playlist by esdegan on #SoundCloud
https://soundcloud.app.goo.gl/9fhjE

"Rea.. aku tidak ada waktu untuk ini" ucapku dengan nada mengeluh

"Ayolah.. satu game lagi" balas si rambut pirang, Rea sahabatku

"Ini sudah yang ketiga kalinya, ini belum sampai ending dan aku sudah mati... cogan² disini kejam"-
aku menjatuhkan diri kedalam bantal dengan wajahku yang cemberut
"Seharusnya ini game RPG simulasi, kenapa harus mengambil hati para cogan² itu sih.. huft"

"Kita mengambil sudut pandang MC yang bukan dari kalangan atas, Kalau kau tidak ingin terbunuh oleh cogan cogan itu, lalu apa ada pilihan lain selain menaklukkan mereka? Dengan kedudukan mereka yang tinggi mereka bisa melakukan apa saja."
Sesaat kami hanya terdiam 'benar juga'

"Aah.. para developer game ini terlalu realistis! Aku tak tau ini hal yang bagus atau tidak" ucapku memecah keheningan

Rea langsung tertawa lalu berkata-
"Mau bagaimana lagi, kau memang buruk dalam hal ini. Mau aku ajari?"

"Baiklah.. nona Rea tolong ajari aku"
Senyumnya menjadi tambah lebar karena perkataanku, terlihat jelas dia sangat bangga, aku bisa membayangkan hidungnya yang memanjang..

Rea yang sebelumnya berdiri langsung duduk memposisikan dirinya dengan nyaman dan berkata-
"Jangan jadi diri sendiri, bersikap poloslah maka semua karakter pria akan jatuh hati padamu, aku jamin 100% bekerja"
Jelasnya dengan telunjuk yang digerak-gerakkan
Yup, aku melihat dengan jelas hidungnya memanjang..

"Ppft- Kau yakin itu bekerja? Lihatlah dirimu yang masih single"

"Hei!"
Wajah Rea seketika memerah sedikit, aku pun tertawa dilanjutkan dengan Rea yang mengoceh tentang cara memenangkan hati cogan² itu, yaa walaupun dia lebih banyak berbicara tentang ketampanan mereka di dalam game dan bagaimana pria 2D lebih menawan daripada 3D.
.
.
.
.
"Datang lagi ya.." ucapku sambil memiringkan kepalaku dan tersenyum.

"Pastinya.."
Rea menjawab sambil memegang tasnya

Aku pun menutup pintu dan berjalan menuju tempat tidur, merebahkan tubuhku di kasur yang empuk ini.
Membuka handphone ku, aku melihat aplikasi game yang tadi aku mainkan, mengkliknya dan mengecek beberapa karakter yang tentu saja masih terkunci semua.

Aku tak akan berbohong, game ini sangat menarik, pantas saja banyak peminatnya. Mengambil latar tempat fantasi dengan MC wanita yang lemah dan terbuang tiba-tiba mengetahui bahwa dirinya mempunyai bakat terpendam. Memang klise dan sangat pasaran kedengarannya, namun banyaknya cogan membuat game ini populer dikalangan para remaja wanita walaupun game ini lebih ke arah RPG, dan jangan membuatku mulai berbicara tentang grafiknya yang fantastis.

Aku membuka browser
[ Cara menaklukkan hati karakter pria di game Lily of the Valley|... ]
'Aah.. apa yang aku pikirkan, tidak ada waktu untuk ini..'

Sekalinya aku suka dengan sesuatu, aku akan selalu memikirkannya dan itu akan membuatku tak fokus belajar.. oh iya! Aku kehabisan kertas folio!

Aku pun segera mengambil uang dan bergegas keluar, hari mulai sore namun masih ada banyak waktu untuk berjalan menuju toko dan tidak menghabiskan tenagaku untuk berlari.

Rea selalu berkata kepadaku untuk tidak terlalu memaksakan diriku sendiri dan munyuruhku untuk sedikit menikmati masa² kuliah.
Keinginanku juga sama tapi bagaimana lagi, dengan ibuku yang single mother, aku tidak ingin menambah bebannya lagi dengan tidak bisa mengambil bea siswa.
Dengan IQ ku yang ada pada tingkat rata rata, aku jelas harus belajar dengan giat untuk mencapai target nilai.
aku juga harus mengambil beberapa pekerjaan sambilan- aaah banyak sekali yang harus dilakukan... aku penasaran bagaimana rasanya hidup santai tanpa harus repot mencari uang.

Aku terlalu banyak pikiran sampai sampai tidak melihat jalan dan tersandung-

...

'kepalaku sakit sekali.. hah? dimana ini'

"Putri! Anda sudah sadar! Syukurlah.."

"Putri?!!"
Suaraku yang agak dalam malah terdengar seperti anak kecil, aku melihat tanganku yang kecil..
ok ok, tenang.. ini bukan mimpi kan? Aku memang sungguh beruntung bisa terlempar ke isekai terlebih lagi ada di tubuh seorang putri! Bagaimana aku bisa menolak~ aku harap ini bukan mimpi. Aku mulai tersenyum lebar sambil membayangkan betapa mudahnya hidup tanpa susah susah mencari uang..

"Putri?"
Aku melihat pelayan disampingku yang ternyata masih anak-anak.
Seorang anak laki laki dengan rambut pendek bergelombang, mata coklatnya yang berair dan agak memerah. Jelas sekali dia baru selesai menangis

Aku tersenyum kecil kepadanya
'sh*t bagaimana orang ini bersikap sebelumnya'
"Aku kenapa? Dimana ayah dan ibu?"
Ucapku sambil berusaha menyembunyikan nada bersemangat ku

"Tadi putri terjatuh dari tangga karena berlari, saya sangat khawatir melihat cedera tuan putri yang parah.. jadi tolong jangan diulangi lagi tuan putri!"-
Ucapnya dengan nada gelisah. Dia memang sangat lucu, pipinya memerah setiap ia berbicara kepadaku.
'fix, aku akan menjadikanmu adikku'

"Dan itu.. tuan dan nyonya sibuk di ruangan mereka"
Ucapnya dengan nada sedih
"Tapi itu lebih baik daripada dimarahi bukan?"
Dia mencoba tersenyum
Tiba tiba-
Ceklek...
"Sudah sadar? Lain kali kau harus memperhatikan caramu bersikap. Sungguh sikap yang tidak elegan"
Ucap seorang wanita dengan wajah datarnya
"Jangan mempermalukan kami"
Ucap seorang pria di sebelahnya

Dari pakaian mereka aku tau, mereka bukanlah orang sembarangan, mereka adalah orang tuaku kali ini
'mungkin aku tidak seberuntung yang aku pikirkan'

"Sejak kapan kau menjadi kekanak-kanakan, mungkin ibumu masih belum mengajarimu dengan baik" ucap pria itu, wanita disampingnya pun menghela nafas dan berkata-
"Setelah kau sepenuhnya pulih, tugasmu akan ditambah karena sikap ini"
Mereka langsung pergi tanpa mengatakan sepatah kata lagi

Aku melihat sekeliling dan menyadari, ruangan ini memang sangat mewah dan bersih namun terlalu sunyi, aku tidak melihat pelayan lain selain anak laki laki ini.
Aku berdiri dan berjalan menuju cermin
'kecil sekali.. pemilik tubuh ini mempunyai wajah yang bisa dibilang cukup cantik, matanya berwarna merah gelap dan rambutnya yang berwarna putih keperakan membuatnya sedikit mengintimidasi'

"Putri Sudah baikan?"
Ucap anak laki laki itu dengan nada khawatir

"Iya.. hanya saja ingatanku agak sedikit kabur, bagaimana aku bisa terjatuh?"

"Tuan dan nyonya baru pulang dari urusan bisnis di negara lain, mendengar kabar itu putri langsung bergegas keluar dan malah terjatuh dari tangga"
Bahkan orang tuaku di dunia ini juga tidak menyayangiku? Yasudahlah, aku sudah terbiasa. Setidaknya sekarang aku punya banyak uang-
"Nyonya Leuvant tidak marah kali ini, mungkin ini sebuah kemajuan?" Ucap anak laki laki itu dengan senyum polos diwajahnya
Tunggu.. Leuvant?
"Chrysanthich Leuvant itu.. namaku bukan?"
"Iya?"
Jawab anak itu dengan wajah bingung

'kutarik kata-kataku tadi, aku tidaklah beruntung'

Note: Haloo, update selanjutnya mungkin agak lama karena tugas yang menumpuk ಥ‿ಥ

Tolong kasih komentar dan saran juga vote cerita ini agar penulis tambah semangat untuk menulis chapter selanjutnya (。•̀ᴗ-)✧

Status: edited√

YANDERE! Various × fem reader: ᴛʜᴇ ʜᴇʀᴏɪɴᴇ (indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang