Ch 5: Croissant

597 123 37
                                    

Aku melihat seseorang dengan rambut hitam panjang indahnya merapikan bunga.

Aku segera datang menemuinya. Feran dan Eder hanya mengikutiku dari belakang.

'MC.. akhirnya aku menemukanmu'

Feran mempercepat langkah kakinya sehingga ia berada di sebelahku

"Kau ingin beli bunga lagi?" Katanya sambil menatap ke arahku

Aku hanya mengangguk.

"Anu.. saya ingin membeli beberapa bunga"

'Seisi tokomu pun bisa aku beli, dengan begini kau tidak perlu jadi pelayan kan?'

MC itu menoleh, bukannya wanita cantik yang aku lihat, aku malah melihat seorang pria yang biasa ada dalam dongeng-dongeng.

'arghh mataku!'

Pria itu tersenyum kepadaku "iya nona, ada yang bisa saya bantu?"

'apa ini! Rambut hitam, mata ungu dan bulu matanya yang lentik. Dia mirip dengan MC tapi ini laki-laki?! Kalau begitu.. berarti dia tidak akan merebut tunanganku kan? Maksudku.. posisiku aman kan? Arghh ini diluar rencana!! Siapa juga yang menyangka akan menjadi seperti ini?!'

"Nona?"

"Aah.. iya.. aku hanya ingin melihat lihat"

Aku melihat ada banyak bunga bunga indah yang masih tertanam segar didalam pot.

Sampai mataku tertuju pada satu bunga putih, kelopaknya berlapis lapis dengan tengah berwarna kuning.

'bunga Chrysanthemum, diartikan sebagai simbol cinta yang setia dan loyalitas. Terlepas dari artinya yang begitu manis, Chrysanthemum berwarna putih sering ditaruh di pemakaman-pemakaman di Eropa sebagai bentuk pelipur lara bagi mereka yang ditinggalkan'

"Ah.. bunga Chrysanthemum.. seharusnya aku memberikanmu ini tadi" suara Feran membuatku tersentak

"Mau aku belikan?" Feran tersenyum kepadaku

"Aah.. tidak usah, aku masih punya uang"

Feran tertawa mendengar ucapanku

Aku hanya diam dan melihat kearah Eder yang ada disamping MC yang tersenyum kearahku. Ekspresi Eder sungguh tidak enak, aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Setelah ia sadar aku menatapnya, ia langsung tersenyum kepadaku 'mungkin ia hanya tidak nyaman disini' .

"Aku beli bunga ini 10 tangkai" sengaja agar aku segera keluar dari toko ini karena Eder kelihatan tidak nyaman

"Baik"

MC segera membungkus bunga Chrysanthemum yang tadi aku pesan.

Aku mengambil buket bunga itu dari tangan MC dan membayarnya.

Segera keluar dari toko ini, seperti biasa Eder dan Feran mengikutiku dari belakang.

Keluar dari toko bunga, aku langsung melihat orang tuaku dan ibu Feran diluar. Begitu melihatku, ibuku langsung tersenyum kepadaku dan berkata

"Ibu dan ayah ada keperluan seperti biasa, apa kamu Chrysanth masih ingin melihat lihat?" Senyumnya nampak tulus. Walaupun ia memang tidak menyayangiku layaknya ibu pada umumnya, ia masih menganggap ku sebagai anaknya. 'Yaa.. aku tidak berharap lebih'

"Aku masih ingin melihat lihat" balasku sambil tersenyum

"Feran, kamu temani Chrysanth saja ya" ucap ibu Feran dengan senyum diwajahnya, tanpa diduga Feran menjawab "iya bu"

'arghh padahal aku hanya ingin bersenang senang bersama Eder huft'

Suara kaki kuda dari kereta keluargaku terdengar menjauh.

Aku merasakan tangan kiriku digandeng. Aku melihat siapa yang menggandeng ku, ternyata Eder. Dia melihatku dengan tersenyum manisnya, aku membalas senyumannya

'Padahal aku ingin berinisiatif duluan tadi... tak ku sangka Eder malah mendahului'

Aku berjalan bersama Eder meninggalkan Feran dibelakang, lagipula dia sudah tau aku tidak menyukainya.

"Hei! Tunggu aku!!"

Aku melihat permainan panahan dengan berbagai hadiah boneka, gelang dan berbagai perhiasan lainnya.

"Kau ingin bermain ini?" Ucap Feran kepadaku, aku hanya mengangguk

"Aku akan memenangkan hadiahnya, katakan apa yang kau mau" ucapnya lagi dengan ekspresi sombong diwajahnya

"Baiklah, berikan aku boneka beruang coklat itu kalau kau bisa" Boneka beruang itu berada di area cyan, jadi seharusnya tidak begitu susah kan?

"Serahkan padaku!"

Feran menarik tangannya kebelakang lalu melepas anak panahnya. Anak panahnya mengenai area cyan namun sayangnya menembus sasaran jadi poinnya tidak terhitung.

"Ppft-" Eder berusaha menahan tawa

"Ini tandanya aku terlalu kuat!" Ucapn Feran dengan menyilangkan tangannya di depan dadanya, mencoba terlihat cool namun ia masih tak bisa menyembunyikan mukanya yang memerah

"Ppft- Itu tandanya kau tidak bisa mengontrol tenagamu" ucap Eder sambil tertawa

"Hei! Coba gantian, apakah kau bisa!" Ucap Feran dengan muka merahnya.

"Baiklah, aku terima tantanganmu"

Eder mengambil busur yang tadi Feran pegang dan mulai memanah, sasarannya tepat di area cyan.

Aku tidak terlalu kaget karena Eder selain menjadi pelayan pribadiku dia juga bodyguard ku, dia memang sudah dilatih sejak ia masuk ke kediamanku.

Pemilik permainan itu pun menyerahkan hadiahnya pada Eder.

Eder melirik ke arah Feran dengan mukanya yang bangga, Feran malah melihat ke arah lain berpura pura tidak tau.

'mereka mulai akrab ternyata'

Eder berjalan ke arahku sambil membawa boneka tadi lalu menyerahkan boneka itu kepadaku. Aku tersenyum kepadanya

"Terimakasih, sekarang waktunya aku yang bermain" aku masih belum puas karena bukan aku yang menenangkannya

"Masih belum puas?" Ucap Feran kepadaku

"Diam dan lihatlah saja"

Aku mengambil busur tadi dan satu anak panah, aku mulai menarik tali busur dan anak panah itu. Terdiam sebentar mengambil ancang-ancang dan *shoot aku melepas anak panah, anak panah itu mengenai bagian kuning tengah namun sayangnya anak panah itu terpental karena tenagaku yang kecil.

Aku bisa mendengar Feran yang tertawa terbahak-bahak dibelakang. Aku melihat Eder dengan mulutnya yang berkedut mencoba menahan tawa.

"Huh! Dasar, satu kali lagi!"

Aku mulai memanah lagi dan kali ini *shoot

Tepat sasaran di bagian kuning terdalam.

"Hei! Kalian lihat itu kan?!" Aku tidak bisa menyembunyikan perasaan senang dalam nada bicaraku.

Feran nampak terdiam kaget, Eder hanya tersenyum.

"Ehem, maksudku aku juga tidak kalah dengan kalian" aku bisa memilih hadiah karena aku mengenai titik paling tengah. Tidak ada hadiah yang lebih menarik, aku memilih bantal panda yang besar 'kelihatannya empuk'. Eder membantuku membawa bantal itu, aku membawa buket bunga dan boneka tadi.

Kami lanjut membeli beberapa makanan sambil menunggu waktu jam 9 malam.

Berdiri diatas jembatan, kami menunggu waktu lentera diterbangkan.

Aku masih tidak bisa berhenti memikirkan MC yang berubah menjadi laki laki.

...✿✿✿...

Kalian ingin memasukkan MC kedalam Harem gk? :').

Fun fact: penulis dulu pernah main panahan, tapi anak panahnya malah mental padahal tepat banget di tengah ;-;, mana dilihat banyak orang lagi. Yasudahlah, setidaknya reader disini bisa memenangkan hadiahnya :D.

YANDERE! Various × fem reader: ᴛʜᴇ ʜᴇʀᴏɪɴᴇ (indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang