Ch 10: kue lumpur

358 81 6
                                    

"pagi!..."
Hari ini berbeda, tidak hanya dibangunkan dengan suara Eder, aku juga dibangunkan oleh hembusan udara dingin yang masuk dari jendelaku.
Aku menggosok gosok lenganku.
"E..Eder ini masih dingin, jangan dibuka sekarang.."
"Nona! Apakah nona lupa bahwa hari ini adalah hari nona masuk asrama?! Ayo cepat bangun" ucap Eder sambil menarik tanganku
"Lima-"
"Tidak ada lima menit lima menit lagi nona!"
"Aah... kau sungguh tidak gentle" ucapku, lebih baik seperti ini sih. Aku jadi merasa mempunyai teman.
Aku pun menyerah dan lebih memilih untuk menurutinya.
if you can't beat them, eat them! Maksudku.. join them!

Selesai mandi, aku langsung memakai baju yang Eder pilihkan dan memakan sarapan yang sudah Eder siapkan sementara Eder menyisir rambutku. Tak terasa 2 Minggu sudah berlalu, aku menghabiskan waktuku belajar bersama Ciel agar setidaknya aku tidak terlihat goblok goblok amat.

Pelajaran di dunia ini sidikit pun tidak sama dengan duniaku, namun aku tidak begitu khawatir karena saat aku bermain game ini, aku tidak pernah melewati Quiz Day berharap untuk mendapatkan kartu kelas S milik Eder yang sampai sekarang belum aku miliki.

Cklek*
Pintu kamarku pun terbuka, terlihat ibuku yang membawa sesuatu ditangannya.
"Chrysanth, kemarilah" ucapnya
Dengan bingung atas tingkah lakunya, akupun menghampirinya.
"Ada apa ibu?"
Ibu Chrysanth memakaikan semacam kalung perak bermutiara ke leherku.
"Hadiah kecil untukmu" ucapnya sambil tersenyum.
"Terimakasih ibu!" Ucapku dengan senang.
Ia hanya tersenyum dan mengangguk lalu pergi.
Momen seperti ini tidak pernah muncul dalam game aslinya. Chrysanth yang asli pun tidak memiliki kalung ini! Apakah ibu benar-benar akan berubah?

"Nona, barang barang nona sudah saya siapkan-"
"Eder! Aku tidak ingin pergi..." Ucapku sambil memeluk Eder seperti koala.
"Nona... Ini pasti gara gara nona masih mengantuk"
"Bisakah kau ikut denganku?" Aku serius, di dalam game aku melihat banyak orang-orang dengan muka seram, walaupun aku juga salah satunya sih.. tapi tetap saja...

Eder hanya tersenyum
"Tidak bisa nona. Saya berjanji akan mengunjungi nona sesering mungkin!"
Ucapnya sambil menuntunku ke dalam kereta dan menaruh barang-barangku.

Suara kuda mulai terdengar dan akupun akhirnya pergi dari rumah ini untuk sementara. Aku melihat ibuku dari jendela lantai dua tempat ia bekerja
'Ironis saat namamu diambil dari bunga yang diharapkan membawa ketentraman dan kebahagiaan untuk keluarga dalam acara pernikahan. Duchess Myrtle Leuvant'

Ayahku dari ruangan sisi kanan pun terlihat sibuk, hanya saat saat inilah ia terlihat berguna.

....

Kereta berhenti didepan gerbang besar menuju ruangan pembagian kelas. Aku turun dari kereta dengan Eder yang membawa koper berisi barang-barangku.
Kami pun masuk halaman dengan penjaga yang membukakan gerbang untuk kami. Memasuki ruangan pembagian kelas, aku agak kaget, "banyak banget woi!" Beberapa dari mereka membawa orang tuanya, ada juga yang membawa pengasuhnya atau pelayannya.
Aku melirik kearah Eder. Eder sepertinya sadar akan ketidak nyamanan diriku, ia tersenyum dan berkata "aku ada disini". Aku agak sedikit lega.
"CHRYSANTH!" Aku melihat ke arah suara itu berasal
'oh no'

Orang orang sekitar pun melihat kami berdua sebelum akhirnya memikirkan urusan diri mereka sendiri.
"Seharusnya kita berangkat bersama, aku menunggumu lama, kau berangkat agak siang sih" ucap Feran. Dibelakangnya aku melihat 2 pelayan dan Ciel. Ciel pun melambai kecil dengan tangannya "yo"
"Dia memaksa ikut dan ingin melihat proses pembagian kelas" ucap Feran.

Terlihat seseorang diatas panggung pelayan membawa sesuatu dengan penutup hitam diatasnya. Penutup itupun dibuka, terlihat kristal berwarna putih indah diletakkan di atas semacam tiang beton bergaya ionic dengan taplak merah diatasnya dan sebuah kristal yang disangga oleh besi yang dibentuk sedemikian rupa untuk menyangga kristal itu.

Terdengarlah suara laki laki tua berbicara dengan micnya

"Tentu kalian semua sudah tau, kami dari pihak akademi mengelompokkan murid ke dalam 5 kelas yang berbeda diharapkan kalian lebih fokus terhadap kelebihan kalian dan juga agar prosesor mengajar optimal.
Baiklah, langsung kita mulai saja"

Para siswa dipanggil satu persatu sesuai nomor urut pendaftaran untuk menyentuh kristal yang sudah disiapkan didepan.

Jika kristal berwarna oranye keemasan masuk dalam kelas Sophrosyne (Σωφροσύνη), kelas yang terkenal dengan muridnya yang memiliki self control. kebanyakan dari mereka adalah supporter atau mage.

Jika kristal berwarna biru royal, maka masuk ke dalam kelas Machai (Μάχαι) kelas berisi murid dengan pemikiran spontan, kebanyakan dari mereka merupakan sekelas assasin yang energetik.

Kristal berwarna merah berarti masuk kedalam kelas Mania (Μανία) murid kelas ini sedikit agresif, kebanyakan dari mereka adalah fighter atau marksman.

Kristal berwarna hijau berarti masuk dalam kelas Nemesis (Νέμεσις) murid kelas ini terkenal sebagai sang pemikir. Kebanyakan muridnya adalah mage atau assassin.

Kristal berwarna Hitam berarti masuk kedalam kelas Styx (Στύξ), mereka sangat agresif dan tidak mudah diprediksi. kelas paling misterius.

Setelah kristal mereka bereaksi. Mereka akan diberikan masing-masing seragam yang sudah di sesuaikan sesuai ukurannya saat mendaftar dan memberikan kunci ruangan masing-masing. Kekuatan mereka bisa ditedeksi, namun tidak akan dipublikasikan karena itu termasuk privasi para murid. Kristal itu juga tidak bisa mendeteksi kekuatan hingga sangat rinci karena kekuatan adalah hal yang fleksibel dan dapat berubah seiringnya seseorang berlatih.

'berikan aku kelas dengan murid sedikit, berikan aku kelas dengan murid sedikit'
Crysanth yang dulu masuk dalam kelas Machai, namun... Chrysanth yang dulu bukanlah yang sekarang♪. Dalam cerita asli juga seharusnya Feran mendaftar tahun lalu karena dia lebih tua setahun. Namun aku tak tau Feran masuk dalam kelas mana karena Feran dan MC tidak sekelas dan juga berbeda tahun.

Giliranku pun tiba
dengan gugup aku melangkah ke depan dan memajukan tanganku menyentuh kristal. Kristal itu pun melayang dan bersinar menunjukkan warna hijau.
'Kelas Nemesis! Kelas ini kelas kedua dengan anggota sedikit! yess'
Dengan senyum diwajahku aku turun dengan seragam dan kunci berwarna hijau di tanganku.

Aku tak begitu memperhatikan situasi saat itu. Tibalah giliran Feran. Kristal itu bersinar hijau juga!
Feran turun dengan senyum diwajahnya sambil melambai kearahku.

'sial, aku benar-benar tak bisa menghindarinya'

YANDERE! Various × fem reader: ᴛʜᴇ ʜᴇʀᴏɪɴᴇ (indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang