Ch 11: Satee

307 82 4
                                    

Setelah lama mencari cari kamarku, akhirnya aku menemukannya juga. Ternyata setiap ruangan akan diacak, diharapkan agar murid dari setiap kelas berbeda akan akrab.

Didepan pintu kamarku terdapat gantungan kayu. Aku mencoba menyentuhnya, muncullah ukiran nomor kamarku. Kamar bernomor 735 dengan warna hijau yang seakan berkilau disekitar nomornya.
Aku menatapnya sebentar
"seperti ada yang aneh"
"ada apa nona?" Ucap Eder kebingungan
'ah, tanda ini kurang berada ditengah'
Akupun mencoba memindahnya dengan menggesernya "nggg!!" namun tidak bergerak sama sekali. Kudengar Eder tertawa kecil "tanda itu tidak bisa dipindah nona, hanya petugas OSIS khusus yang bisa melakukannya" jelas Eder
"Ooh.. tapi bagaimana cara mereka membukanya?" 'Aku tidak melihat semacam lubang kunci atau apapun disini'.
" ¯\(_◍•ᴗ•◍)_/¯ "
Eder hanya menjawab dengan mengangkat bahunya.
'Mungkin dengan mantra mantra atau semacamnya. Dunia ini kan tidak normal' pikirku sambil menghela nafas

*Cklek
Aku membuka kunci kamarku
"Wuah!.."
Terlihatlah ruangan yang cukup minimalis dibanding dengan kamarku, dengan furnitur yang elegan bernuansa hijau.
"Nona, biarkan saya saja yang menata barang barang nona" ucap Eder sambil membawa koperku masuk.

Eder pun merapikan buku buku yang sudah kubawa dan mulai menatanya di rak yang menyatu dengan dinding dan sudah ada disamping tempat tidur.

Didepan kasur terdapat meja dan kursi dengan ukiran yang mengingatkanku dengan ukiran furnitur yang berada di rumah joglo kakek jauh ku yang sudah tak ku ingat namanya lagi.
Beberapa meter disamping kiri kasur terdapat kamar mandi lengkap dengan toilet, shower dan bath tub nya.
Di pojok kiri terdapat dapur minimalis lengkap dengan peralatannya. Aku mendekat dan melihat sesuatu mirip dengan kompor, tetapi desainnya lebih plain dan terbuat dari semacam metal berwarna perak. Aku tak menyangka jika ada kompor disini. Aku awalnya mengira mereka memasak dengan tungku atau sesuatu yang lebih magical

Aku pun menghampiri Eder untuk membantunya beres beres.

"Saya pulang dulu ya nona" ucap Eder sambil mengelus-elus kepalaku.
"Sering sering kunjungi aku ya" ucapku dengan nada sedih dan mentap lantai "kau tau kan melihat orang tuaku yang seperti itu mereka bahkan..." Aku pun menatap Eder
Wajah Eder terlihat sedih namun masih berusaha tersenyum. Ia pun memegang kedua pipiku "aku berjanji" ucap Eder, aku tau dia serius ketika ia mulai menggunakan kata informal.

Aku pun tersenyum dengan wajah kaget
Setelah melihat wajah Eder tadi aku pun tak menyangka dia akan percaya dengan muka menyedihkanku ini. Melihat Eder yang selalu peduli kepadaku, aku tau dia pasti akan mengunjungiku sesering mungkin. Namun dengan aku mengatakan hal tadi aku jadi semakin yakin dia bahkan akan mengunjungiku diwaktu istirahatnya. Karena aku tau dia merasa dirinya agak mirip denganku, perasaan dibuang dan tak dipedulikan oleh keluarganya.
Senyum seringai pun langsung berada diwajahku.

??? POV:
Mengintip dibalik pintu, aku melihatnya. 'Suara percakapan mereka seperti pasangan baru menikah saja' pikirku sebelum akhirnya melihat senyuman yang ada diwajahnya setelah melihat adegan menjijikkan tadi yang membuat tubuhku merinding 'dasar bucin'. Senyumannya tadi membuatku merasakan banyak hal ditubuhku, hal yang berbeda dengan yang aku rasakan sebelumnya.

Reader POV:

"Hah, hasil kerja kerasku.." aku menatap sebuah piring besar didepanku, diatasnya terdapat makanan khas Indonesia kesukaanku.
'Aku berusaha membuatnya seingat yang aku bisa, tapi setelah dilihat lihat sepertinya ini terlalu banyak. Gara gara terlalu semagat jadi buat berlebihan kan.
(・∀・;)'

Aku sebagai warga Indonesia yang baik pun berniat untuk membagikannya dengan penunggu kamar sebelah.

*Tok tok
Tidak ada jawaban.. "halo..?"
*Tok tok
Aku agak deg degan bertemu dengan orang baru apalagi bertatapan langsung dengannya. Dulu aku juga bukan termasuk orang yang sosial, dan saat aku datang ke dunia ini pun yang aku jumpai cuma 6 orang.
tolong jangan membuat situasi menjadi Canggung y/n!!.. tinggal bilang
'aku membuat makanan lebih, ini untukmu, hati hati panas' nice..

*Cklek
Pintu itu pun terbuka, terlihatlah sosok pria dengan rambut acak acakan berwarna hijau tua. Aku menunggu dia yang berbicara duluan namun dia hanya menatapku langsung dimata!
Aku pun akhirnya menyerahkan piring yang aku bawa dan berkata
"Hati hati makanan"
Dan langsung berjalan

Setelah menutup pintu..
'aaahhh y/n!! Kau membuatnya terdengar seperti ancaman, ada apa dengan makanan?!' pikirku sambil mengacak-acak rambutku
'Yasudahlah, semoga saja dia bukan dari kelasku'

...

Terbangun dari tidurku yang cukup nyaman, aku langsung bergegas mandi dan menyiapkan apa yang ada dalam jadwal. Jadwal itu terpampang didepan meja dan kursi dan meja belajar. Ada pelajaran, Mantra, pengendalian sihir, Obat, Sejarah, Politik kerajaan dan beberapa pelajaran yang bisa dipilih mau ambil yang mana seperti berpedang dan panahan, tidak lupa dengan ekstrakulikuler dan kegiatan klub.

Aku menghela nafas, 'Tidak ada kah satu pelajaran yang mirip dengan duniaku...'

Walau jadwal tadi terlihat sangat banyak dan melelahkan, aku tetap merasa semangat dan pemasaran tentang apa yang akan dipelajari. Aku juga tak sabar untuk menunjukkan sihirku atau bisa dibilang sihir Chrysanth yang sangat keren!

Aku juga tak menyangka tadi bisa bangun pagi pagi setelah sekitar 2 minggu dimanja Eder. Aku tak akan berbohong, hidupku dulu yang tidak pernah bergantung terhadap orang lain dan memilih menyusahkan diriku sendiri lalu aku diberi kesempatan untuk hidup di tubuh Chrysanth yang sudah terbilang glamour. Itu terasa cukup refreshing. Apalagi perlakuan Eder yang membuatku tak mau pergi.

"Aah sejak kapan aku menjadi manja begini!" Aku pun menepuk pipiku dengan keras dan mengambil tas dan kunciku lalu berangkat.

Berjalan di koridor melewati kamar kamar murid dan berpapasan dengan beberapa, tiba tiba aku merasakan pundakku yang ditepuk dengan tenaga gajah.
"Crysanth! Akhirnya aku menemukanmu juga! Ternyata kau berangkat cukup pagi ya" mendengar suaranya, kau tidak perlu melihat wajahnya untuk tau jika itu Feran. Tepukannya tadi mengingatkanku pada Rea ketika dia sedang tertawa dengan leluconku, ah.. bukan Rea saja sih tapi hampir semua wanita seperti itu entah kenapa. Tidak menyadari kekuatannya sendiri.
"Oh ya, darimana kau bisa tau aku ada di sekitar sini?" Bukankah itu termasuk rahasia pribadi ya? Karena itulah nama murid tidak tercantum di papan kayu.
"Mudah saja, aku melihat daftarnya lewat kepala sekolah"
'kekuatan orang dalam..'

Sampai didepan kelas, aku masuk dan langsung memilih kursi paling belakang samping jendela yang terlihat masih belum ada yang menempati. Tempat biasanya protagonis di semua cerita duduk. Salah satu manfaat berangkat pagi awal masuk sekolah ya ini. Meletakkan tasku aku pun- "Kenapa kau duduk disini?"
"Kursi protagonis" ucap Feran sambil meletakkan tasnya di kursi depan bangkuku.
"Kau tidak akan mengerti, kau bukan seperti pembaca komik atau semacamnya
¯\_(ツ)_/¯" lanjutnya seolah-olah meremehkan ku 'hei aku lebih tua darimu tau!' namun langsung sepenuhnya sadar apa yang ia katakan.
"KOMIK? Disini ada komik?! Dimana kau mendapatkannya?!" Ucapku kegirangan
"I see.. ternyata kamu tertarik... Karena kau adalah temanku, aku akan meminjamkanmu beberapa" Feran pun langsung merogoh tasnya dan mengeluarkan setumpuk buku komik tebal, bagaimana dia melakukannya? Sihir. Mungkin kebanyakan para wanita modern diam diam memiliki sihir ini pada tasnya.
"Pilih yang kau mau (⌐■-■)☆*"
Aku sebagai aku pastinya mengambil semuanya dengan mata berbinar-binar.
"Kau, aku, besto friendo ( ⚈̥̥̥̥̥́‿⚈̥̥̥̥̥̀)🤝"

"Lain kali kau boleh datang ke kamarku dan bawa lebih banyak lagi ya"
Dengan senang Feran mengangguk dan menjabat tanganku dengan lebih erat.
"Milikmu milikku, milikku milikku, kita kan teman?" Lanjutku

....

Penulis akan menggabungkan beberapa chapter yang penulis rasa terlalu pendek.
Dan jangan lupa komen kalau ada kesalahan SPOK karena entah kenapa otak penulis selalu loncat loncat kalau nulis cerita ;-;

YANDERE! Various × fem reader: ᴛʜᴇ ʜᴇʀᴏɪɴᴇ (indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang