Ch 6: Blueberry Cheesecake

538 117 24
                                    

Aku melihat buket bunga yang aku pegang sambil melamun.

'jika MC sekarang adalah laki laki, seharusnya jalan ceritanya berubah kan?'

Mendekatkan buket yang aku pegang ke hidungku, ingin menghirup aroma bunga yang tadi aku beli, belum sempat aku menghirupnya Feran menggoyangkan pundakku dengan semangat

"Lihat! Lenteranya sudah mulai diterbangkan!"

Lentera dengan berbagai warna mulai menghiasi langit. Saking banyaknya sampai meredupkan cahaya bintang di langit.

Melihat itu, aku tak bisa menyembunyikan kekaguman yang ada di wajahku. Mulutku menjadi agak terbuka, mataku terbuka lebih lebar seolah berusaha menangkap seluruh momen ini.

'jadi ini rasanya berada di dunia fantasi'

Melihat sekelilingku, semua orang berdiri sambil melihat keatas langit, sebagian dari mereka bahkan akan menerbangkan beberapa lentera lagi.

Semua orang mulai memejamkan mata, menggenggam tangan mereka didepan dada dan mulai membuat permohonan.

Aku mulai memejamkan mata juga dan membuat permohonan..

"semoga, aku bisa mendapatkan semua yang Chrysanth tidak bisa dapatkan"

ya, satu permohonan yang besar mengingat Chrysanth tidak memiliki apa-apa kecuali kecerdasannya.

Membuka mata aku melihat Eder dan Feran yang baru selesai berdoa, terlihat jelas pantulan cahaya lentera dimata mereka, terlihat jelas kekaguman di wajah mereka dengan mulut mereka yang agak terbuka.

Aku tertawa kecil

"Kalian seperti anak kecil saja"

"Festival Ini memang diadakan setiap tahun, tapi ini pertama kalinya aku melihat lentera. Ibuku selalu sibuk mengurusi pekerjaannya"

Ucap Feran sambil tersenyum.

Aku tersenyum, melihatnya seperti ini, aku jadi tidak percaya dia adalah orang yang sama dengan Feran kejam yang memenggal kepalaku dulu.

"Dan lagi, kalian adalah orang pertama yang melihat fastival lentera bersamaku, jadi berbanggalah" lanjutnya dengan muka menyebalkan

Aku menghela nafas, 'mulai lagi'

"Kita juga tidak mau kok" ucap Eder tiba tiba

"Pfft-"

"Kalian!" Muka Feran memerah karena malu, sementara Eder tertawa lepas. 'Mereka akan menjadi teman akrab'

Lentera lentera mulai terbang tinggi dan mengecil.

"Nona, Tuan, sudah waktunya pulang" ucap Eder. Aku dan Feran hanya mengangguk dan mulai berjalan bersama.

Saat berjalan ditengah keramaian, aku melihat seseorang dengan jubah hitam tersenyum kearahku, senyumannya terasa familiar, hingga ia menghilang diantara kerumunan.

"Ada apa?" Ucap Eder, Feran juga terlihat bingung.

"Tidak apa-apa" ucapku, berusaha menenangkan pikiranku yang penasaran.

Eder dan Feran berada di hadapanku. Mereka berdua mengulurkan tangan mereka, ingin membantuku naik. Aku langsung menggenggam kedua tangan mereka dan naik, dilanjutkan dengan Feran dan Eder.

Kereta mulai berjalan, keheningan dalam kereta tidak terasa canggung lagi.

Sambil menggenggam erat buket bunga dan boneka, pikiranku terus berusaha mengingat siapa orang tadi.

Kereta berhenti di depan kediaman Feran. Feran turun dari kereta

"Besok datang lagi ya!" Ucapnya dengan senyum lebar diwajahnya.

"Kakak" Feran, Eder dan aku kaget mendengarnya. Ternyata Ciel.

Ia tidak ikut, selalu berdiam diri dan belajar seharian berharap agar dirinya bisa dikagumi seperti kakaknya 'jadi ia hanya butuh pengakuan..'

"Waktunya makan malam, ibu sudah menunggumu didalam" lanjut Ciel

"Ah iya"

"Tunggu!" Aku turun dari kereta, mengambil satu bunga Chrysanth dari buketku dan menyerahkannya kepada Ciel

"ini hadiah pertemuan kita" ucapku sambil tersenyum. Ciel nampak kaget, namun ia menerimanya dengan kedua tangan.

'Lucunya... aku harap kita tidak menjadi rival dimasa depan. Walaupun MC sudah menjadi laki laki, tidak ada salahnya untuk waspada kan?' aku mungkin terlihat manipulatif sekarang ini, tapi ini karena aku yang masih ingin hidup.

Eder POV:

'hadeh.. satu rival lagi.. apa nona tidak cukup dengan 2 pria? Dia mencuri hati anak orang tanpa ia sadari'

Nona akhirnya naik lagi ke kereta, melambaikan tangannya sambil tersenyum saat kereta berjalan.

"Eder, nanti saat aku di akademi, kau harus sering mengunjungiku di asrama" ucap nona dengan nadanya yang memohon

"Tentu saja nona" ucapku sambil tersenyum

"Kau tau kan aku tidak begitu bisa bergaul dengan orang baru" ucapnya sambil cemberut

"Aku yakin nona akan disukai banyak orang nanti" balasku, berharap bisa menenangkan pikirannya.

"Aah.. bagaimana jika mereka membully ku. Kau lihat kan nona-nona dan tuan-tuan dari kediaman lain, tatapan mereka agak mengerikan" aku tertawa sedikit mendengar ucapan nona. Dia adalah seseorang yang mempunyai nama, mengapa ia harus khawatir menghadapi orang-orang yang berada dibawahnya. Yaa.. kalau memang ada orang yang berani mengganggu nona, satu atau dua bola mata tidak akan cukup untuk membayar dosa yang mereka lakukan.

Reader's POV:

Kereta berhenti. Aku turun dibantu oleh Eder. Melihat halaman rumah yang kosong. Ada rasa sedih dalam hatiku yang tidak bisa aku jelaskan, aku yakin mereka juga sudah selesai makan malam. berharap setidaknya mereka menungguku pulang. Padahal mereka bukan orang tuaku.

Eder menyentuh bahuku, menyadari apa yang aku pikirkan. Aku tersenyum kepadanya sebagai tanda bahwa aku tidak apa-apa.

Eder menggandeng tanganku yang dingin. Kami berjalan ke dalam rumah yang sunyi.

Eder membukakan pintu kamarku

"Haah.." merebahkan diriku dikasur 'tubuhku yang asli pasti akan merasakan sakit punggung karena jalan jalan tadi'

"Eder, tolong bawakan wadah berisi air" ini sudah malam, tapi mau bagaimana lagi, bunga ini butuh tempat agar tidak layu.

Seakan mengerti apa wadah yang aku perlukan, Eder membawakan ku vas bunga dengan air didalamnya 'dirumah ini apa saja ada ya..' aku bangun dari tempat tidurku dan mengambil gunting.

Membuka bungkus buket dan mulai menggunting satu persatu daun yang ada pada setiap tangkai agar tidak layu. Sampai aku melihat bunga dengan warna biru keunguan.

'Bunga beracun monkshood. Developer game ini sangat suka dengan bunga, semua bunga memiliki arti pasti di game ini. Aku tidak ingat arti bunga monkshood, tapi yang jelas aku harus berhati-hati. Bunga ini beracun, kecil kemungkinan artinya adalah sesuatu yang bagus. MC mungkin tidak sengaja menaruh bunga ini... wait.. Mengapa dia mempunyai bunga ini?'

✿✿✿

Jangan lupa komen ya, komentar kalian sangat berharga bagi penulis ( ˘ ³˘)♥

Ps: penulis bingung mau menghabiskan waktu puasa untuk menulis atau menggambar.. yasudahlah lakukan dua²nya

YANDERE! Various × fem reader: ᴛʜᴇ ʜᴇʀᴏɪɴᴇ (indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang