Ch 14: Es serut

232 39 0
                                    

"ya, mulai sekarang aku akan dilatih khusus setiap seluruh kegiatan kelas usai"
Ucapku sambil mengambil sesendok es serut dengan rasa favoritku ke mulutku.
"Yaah.. kalau begitu, berarti akan berkurang juga waktu yang bisa aku habiskan bersamamu"
Ucap Feran sambil memonyongkan bibirnya.
"Apaan sih"
Ucapku sambil tertawa.
Lucu ketika kau bisa bercanda seperti ini dengan orang yang pernah mengambil nyawamu.
"Tapi ya memang benar sih, ada beberapa anime yang masih belum aku tamatkan"
Ucapku sambil menghela nafas
Rencananya aku ingin menontonnya bersama Feran-
"Ah iya aku juga"
tunggu, dia tau anime? Bukan bukan.. disini seharusnya tidak ada anime kan? TV kan belum ada..
"Tunggu.. Apa itu anime? Aku baru mendengar tentang hal itu. Aku agak melamun tadi hehe.."
Ah.. pantas saja, aku terlalu memperhatikan detail detail kecil yang tidak perlu.

Kami pun berbincang-bincang hingga tak terasa bel sudah berbunyi..
*Kringg³
"Ah Feran kau sudah memilih kegiatan ekstrakurikulermu?"
"Iya, Aku akan pergi ke tempat latihan berpedangku.."
"Ah.. aku belum memilih kegiatan ekstrakurikuler, apa yang harus aku lakukan untuk menghabiskan waktu sampai latihan ekstra-ku dimulai"
Ucapku sambil menaruh kedua tangan yang dilipat di balik kepalaku.
Feran tertawa dan menjawab
"Kau yang plin plan ini bisa ikut juga kok"

Kami berjalant bersama menuju ruangan tempat latihan Feran berada.
Feran pun membuka pintu ruangan itu.
Terlihat beberapa anggota yang sibuk dengan urusan mereka sendiri, ada yang mengelap senjata mereka, ada yang pemanasan dan ada juga yang sekedar berbincang-bincang

'Ruangan ini lebih luas dari apa yang aku bayangkan...'
Aku hanya mengikuti Feran yang menaruh tasnya di sebuah ruangan.
Ruangan itu juga dipenuhi oleh pedang dan senjata lain. Melihat dari bentuknya, kelas ini adalah kelas untuk Hero- maksudku murid yang menggunakan senjata jarak dekat.

"Wahh.. apakah semua ini gratis untuk latihan?"
"Iya, tapi tentu saja kau tak boleh membawanya pulang. Biasanya aku pakai pedang panjang itu-"
Feran menunjuk kearah pedang panjang simpel yang berada di dinding.
'di dalam game, desain pedang Feran terlihat cukup berat namun memang desain dan detail detail kecilnya membuatnya sangat indah dan keren. Yang ini memang cocok untuk latihan saja'
"-Dan pedang kecil ini..."
Feran pun membuka bungkusan kain yang terbuat oleh kulit.
'kunai?'
"Ayahku yang membuatkannya untukku dulu. Aku biasa memainkannya setiap hari, dan suatu hari hampir mengenai mata seorang prajurit istana.. hahaha!"
Ucap Feran dengan bangga
'keluarga macam apa ini....'

Aku melihat satu persatu senjata yang terpampang jelas di dinding, mungkin bagi orang asli sini biasa saja, apalagi yang aku lihat saat ini hanyalah senjata untuk latihan.
Namun untuk diriku yang berasal dari dunia modern, ini sungguh keren, ada pedang yang biasa kau lihat di film-film fantasi, ada kapak, nunchaku, belati dan masih banyak lagi yang tidak kuketahui namanya.

Aku melihat kearah Feran dan mengikutinya yang membawa tas ke sebuah ruangan
"Ada apa? Kau ingin melihatku ganti baju?"
Ucapnya sambil memiringkan kepalanya kesamping.
"Uh oh.. tidak tidak"
Tanpa melihat wajah Feran aku tau pasti ia tersenyum.

______

Aku hanya duduk dengan canggung di pojok ruangan sambil mencoba mendengar apa yang pelatih ajarkan.
Aku mulai menyipitkan mataku untuk mendengar lebih jelas
'tolol, itu tak akan membantu. Ini pasti akibat kurang asupan kopi'

Ya, aku duduk terlalu jauh dari tempat mereka latihan, namun aku terlalu malas untuk bergerak lebih dekat.
Akhirnya aku hanya melihat mereka dalam kebosanan sampai mereka akhirnya praktek apa yang pelatih mereka ajarkan.
Semua murid memegang senjata jarak dekat mereka masing-masing.

Banyak dari mereka yang membosankan, ya walaupun secara teknis mereka jauh lebih kuat dariku namun entahlah, mungkin standardku terlalu tinggi.
Ada beberapa dari mereka yang mencuri perhatianku sih. Namun yahh itu karena trik atau gerakan mereka yang impresif, tidak terlalu mengejutkan.
Sampai saat giliran Feran...
'oke, aku akan fokus saat giliranmu hanya karena kau temanku'

Ia meletakkan pedang itu di satu tangannya dan melemparnya ke atas.
'dia sungguh suka melemparkan barang ya, tunggu tunggu! Bukannya itu berbahaya?!'
Saat pedang itu hampir mengenai pundaknya ia langsung melambaikan satu tangannya kesamping dan pedang itu pun menjadi banyak.
'menciptakan senjata dari udara... karakter ini seharusnya ilegal karena terlalu OP'
Ia pun menggerakkan jari telunjuknya kedepan, kearah manusia jerami seolah-olah memerintah pedang pedang itu untuk menyerangnya.
Pedang pedang itu pun menyerang jerami itu, lalu banyak dari mereka yang menghilang, hanya tersisa satu pedang yang menancap, namun kau masih bisa melihat bekas goresan pedang-pedang yang menghilang tadi.

'goresannya lumayan dalam... Bayangkan saja jika itu manusia. Well aku melihat itu di praktekkan di leher Crysanth dulu walau jauh lebih keren ini...'
Feran menoleh ke beberapa pojok ruangan sampai ia tersenyum kearah ku dan melampaikan tangannya.
'Bagus, sekarang wajahku bukan hanya terkejut namun juga memerah"
Aku segera melihat ke arah lain sambil menutup mulutku dengan tanganku.
'Dia membuatku lengah tadi dengan gesturnya, sikap Feran sungguh berbeda daripada sikapnya kepada Crysanth yang asli'
_

"Hei! Apakah aku keren tadi?! Itu trik baru yang aku bayangkan tadi malam"
Ucapnya sambil berbinar-binar
Aku menghela nafas dan hanya tersenyum kepadanya.
"Ya ya kau keren tadi, aku saja tak bisa melakukannya"
Namun ia malah terlihat sedih
'uhmm.. aku memujimu?'
"Aku yakin kau akan bisa menguasai kekuatanmu nanti"
Ucapnya sambil memegang kedua tanganku
"Uhmm aku tidak bermaksud seperti itu-"
"Yasudahlah, aku akan mengantarmu ke tempat latihanmu, karena aku yakin kau pasti akan tersesat lagi"
Feran pun menarikku pergi bersamanya
_____

Sesampainya didepan pintu, aku menyuruhnya untuk pergi.
"Dan kau akan mengusirku seperti ini? Huh! ✨The audacity ✨"
Ucapnya sambil melipat tangannya didepan dada.
"Psst.. aku kan sudah bilang kalau pelatihku galak, bahkan rambutnya pun jelek, dia sepertinya salah posisi ketika tidur"
Aku melihat Feran yang terdiam fokus
"Sungguh ejekan yang aneh"
Aku mendengar suara yang begitu dalam dari sampingku.
'oh no...'
Aku menoleh ke kanan, mendapati Nail yang ada tepat di samping telingaku
Aku langsung maju dan menghindarinya, dari situlah aku tau jika Nail agak membungkuk untuk bisa selevel dengan tinggiku.
'anjir, ini orang tinggi sekali... Aku tak begitu menyadarinya saat kami berkumpul karena aku melihatnya dari kejauhan'
"Apa? Kau terkejut melihatku jauhh lebih tinggi darimu??" Ucapnya dengan nada yang menjengkelkan.
Aku hanya menghiraukannya dan berkata kepada Feran
"Kembalilah, kau perlu istirahat untuk besok"
"Baiklah, jaga dirimu baik-baik"
Ucapnya sambil tersenyum manis, ia menyalamiku dengan sesuatu sampai akhirnya pergi.
Aku membuka sesuatu yang ada di dalam tanganku.
Sebuah permen dengan wajah senyum yang biasa ada di kafetaria untuk mengganti kembalian receh.
Aku hanya tertawa kecil
'Ia pasti mendapatkannya dari uang traktiranku tadi'
____

Fun fact:
-Nail dibaca nak-il
-Tingginya 208, jadi walaupun kalian termasuk orang yang tinggi pun tetep aja lebih tinggi dia
-Dia berasal dari negara Mesir

Fun fact ttg author:
-Hybird Jawa & Madura
-Tinggi 165cm
-Warna favorit: Hitam, Ungu, Mint

Oiya, baca juga novel baru author berjudul "all ayes on me". Untuk kalian yang belum liat anime yang bersangkutan bakal tetep nyambung kok, malah lebih seru karena kamu tidak akan tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi ya gitu, bakal ada banyak sekali spoiler

Status: unedited

YANDERE! Various × fem reader: ᴛʜᴇ ʜᴇʀᴏɪɴᴇ (indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang