Ch 4: Sriracha lollipops

616 111 31
                                    

‘musuh adalah musuh’

Kami turun dari kereta disambut oleh Feran dengan sikapnya yang arogan.

"kalian sudah sampai.. Feran! beri salam"

Ucap ibu Feran sambil tersenyum. Ibu Feran adalah bibi ibuku, Ratu Aschelia Velerian. Setelah menikah, ia masih ikut marga keluarganya sendiri. Suaminya meninggal dalam perang, ia pun menggantikan penuh tugas suaminya.
'ratu sangatlah keren, andai saja ibuku juga begitu..'

"Aah! Iya ibu" Feran memberikanku bunga mawar. 'klasik' aku pun menerimanya.

"Mari kita mengobrol didalam" ucap wanita paruh baya itu sambil tersenyum. Mereka pun berjalan kedalam meninggalkan aku, Feran dan Eder.
"Saya permisi dulu nona" ucap Eder sambil menunduk, aku hanya mengangguk dan ia pun pergi.

"Senyuman palsumu tadi jelek"

"Hah?! Asal kau tau ya, semua perempuan akan meleleh jika aku tersenyum!" Ucapnya, tiba tiba aku teringat Rea
'same energy.. aku mulai merindukannya'

"Mungkin aku bukan perempuan" ucapku dengan nada datar dan berjalan meninggalkannya. 'dia adalah musuh'

"hei berhenti!, kau mau kemana?"
"Berhenti mengikuti ku, aku hanya ingin mencari udara segar" aku terus berjalan dengan Feran yang tetap mengikutiku dibelakang "setidaknya ajak aku!" Feran berusaha menyamakan ritme langkah kakinya denganku, aku berhenti lalu menatapnya
"bukankah kau tidak setuju mengenai perjodohan ini?"
"Yaa bukannya aku tidak keberatan, aku tidak ada pilihan lain" ucapnya dengan senyum miringnya itu.
'Apa apaan itu ( 눈‸눈╬ )'
"ppft- wajahmu aneh, mengganggumu adalah pilihan yang tepat"
"Haah?!" 'kau sudah memotong kepalaku berkali-kali dalam game walaupun posisiku saat itu adalah MC, apa yang kau harapkan?'

"Lupakan" ia menarikku bersamanya 'sepertinya aku malah membuatnya tertarik, apa itu hal yang bagus? yasudahlah. Musuh adalah musuh'

"Nah, duduklah, festival akan dimulai saat sore hari" Feran mengajakku ke ruangannya. Ruangannya jauh lebih rapi dariku.
"Teh atau susu? Kelihatannya kau masih dalam masa pertumbuhan" ucap Feran meledek. "Teh" aku diam tak merespon ledekannya. Mungkin jika aku terus menghiraukannya, dia akan berhenti.
"Aah gk seru..."
Feran pun memanggil pelayannya.

"Jadi.. kau ingin memutus hubungan kita?" Ucap Feran dengan wajah memelas.

"Jangan membuatnya terdengar aneh"

"Akhirnya aku mendapatkan reaksi dari ekspresi mukamu" Feran tertawa
"Tapi aku serius, kau juga tidak ada pilihan lain. Kau adalah satu satunya kandidat istriku~" ucap Feran dengan senyum miring di wajahnya.
Pelayan Feran datang sebelum aku bisa membalas ucapannya. Ia menaruh set cangkir untuk minum teh dan beberapa kue.
Mataku langsung tertuju pada salah satunya.
Pelayan itu pun langsung pergi setelah menyeduh teh kami.

Feran mengambil kue yang tadi aku incar
'ck mengganggu ya mengganggu, tapi jangan gini lah ajg'
tak ku sangka, ia malah memberikannya kepadaku
'oke, mungkin ia tak seburuk yang kupikirkan'
Aku menerimanya 'kue disini sangatlah enak, bahkan orang yang benci makanan manis akan menyukainya'

"Tak ku sangka hanya dengan kue, mood mu menjadi lebih baik" ucap Feran dengan senyum kecilnya
aku terkejut melihat feran tersenyum, kali ini senyumnya asli
"Aah! kau terse-" Feran mengelap bibirku dengan jempolnya.
Sendok kecil yang tadi aku pegang langsung terjatuh, tanganku bergetar dan kepalaku pusing.

"Bisakah kau berguna satu kali saja?" Aku melihat kedua orang tuaku dari lantai
"Buang dia"
aku melihat wajah Feran yang dingin
"Potong kepalanya" sekali lagi, ucap Feran sambil memangku MC
"Hahaha" MC?..

"Chrysanth! Apa kau baik baik saja?" Aku langsung tersadar

'apa ini? Ingatan Chrysanth? Kenapa masuk kedalam pikiranku?'

"Apa kau baik baik saja? Mungkin kau harus pulang" Feran memegang pundakku, aku langsung menepisnya
"Tidak! Aku tidak ingin pulang!- nafasku berat, aku mulai menenangkan diri
"Aah maaf.. aku hanya ingin melihat festival"
'jika aku pulang, aku tidak bisa bertemu dengan MC'

Feran menghela nafas lalu berkata-
"Baiklah, masih tersisa sekitar 2 jam lagi. Tidurlah" Feran menaruh kepalaku dipangkuannya.
Terlepas dari pikiranku yang masih kacau, aku akhirnya mengantuk juga. 'mungkin aku hanya butuh istirahat'
𝘛𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘢𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘤𝘰𝘬𝘭𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘥𝘪.
°
°
°
"Bangun.." Feran membangunkanku dengan menggoyangkan tubuhku sedikit.
Ia langsung merapikan rambutku yang tadi acak acakan.

"Makasih.." ucapku sambil mengusap-usap mataku.

"Ayo kita ke kereta, aku yakin orang tua kita sudah menunggu"
Feran menggandeng tanganku, aku hanya mengikutinya dari belakang..

*Bruk

"Aah maaf.." aku melihat ke arah suara itu sambil mengusap dahiku. Ciel Velerian, adik angkat Feran. Sifatnya dingin kepada semua orang, tentu saja berubah ketika ia bertemu dengan MC.
Aku mengulurkannya tanganku berniat membantu, terlihat ia ragu ragu walau akhirnya memegang tanganku juga.
Kami pun berjalan setelah Ciel mengucapkan 'terimakasih'

"Waah nampaknya kalian sudah akrab" ucap ibu Feran.
Aku tersenyum kepadanya sambil berkata
"iya ibu, walau terkadang Feran sedikit menyebalkan"
"Hei!"
Ibu Feran tertawa kecil
"oh, to be young and love.."

Aku melirik ke arah orang tuaku, mereka hanya tersenyum dengan senyum palsunya.

Kami semua naik ke dalam kereta yang berbeda. Orang tuaku dan ibu Feran berada di kereta yang sama, sementara aku, Feran dan Eder berada di kereta yang berbeda.
Aku naik, kali ini dibantu Feran.
Aku bisa merasakan tatapan tidak suka Eder kepada Feran. Aku hanya bisa menghiraukannya 'mungkin ia hanya merasa dihiraukan'.
Situasi canggung tak seperti biasanya, mungkin karena ada Feran disini.

Kami sampai, melihat lentera lentera yang sudah dipasang.
Sudah ada banyak orang orang memasang barang jualan mereka.
"Banyak makanan disini.."
Feran tertawa "aku akan membeli semuanya untukmu"
"Tolong jangan terlalu baik kepadaku, rasanya aneh"
"Baiklah, aku akan terus melakukannya" ucapnya dengan senyum diwajahnya.
Aku selalu merasakan rasa tidak nyaman dari belakang ku, perasaan diamati... Melihat kebelakang, aku hanya melihat Eder yang daritadi mengikuti ku tersenyum
'mungkin hanya perasaanku saja'

Aku berhenti, melihat toko bunga kecil yang sudah dibuka. Disana, aku melihat seseorang dengan rambut hitam panjang indahnya merapikan bunga.
Aku segera datang menemuinya. Feran dan Eder hanya mengikutiku dari belakang.
'MC.. akhirnya aku menemukanmu'
_.._.._

Apa teorimu untuk saat ini?.

Melihat komentar komentar kalian, penulis jadi semangat lagi (人*'∀`).

YANDERE! Various × fem reader: ᴛʜᴇ ʜᴇʀᴏɪɴᴇ (indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang