Kyoujurou berlari secepat mungkin. Lelaki itu sudah menebas banyak Iblis di perjalanan menuju Muzan. Ia sudah dipesankan oleh (Y/n) untuk menolong Tamayo, wanita Iblis yang sudah bersedia bekerja sama dengan mereka.
Entah sudah berapa lama ia berlari. Namun, kecepatan berlarinya tidak berkurang justru ia tambah. Waktu yang ia miliki terlalu sedikit untuk menyelesaikan tugasnya saat ini. Maka dari itu, ia harus memanfaatkannya sebaik mungkin.
Tak berapa lama kemudian setelah ia melewati banyak rintangan dan menebas Iblis yang banyak jumlahnya, Kyoujurou tiba di hadapan Kibutsuji Muzan. Hanya ia seorang diri. Teman-temannya yang lain juga sedang menyelesaikan tugas mereka masing-masing. Semaksimal mungkin.
"Rengoku-san! Jangan ke sini!" seru Tamayo yang kini berada di dalam cengkraman tangan Kibutsuji Muzan.
Tentu saja Kyoujurou mengabaikan perkataan Tamayo barusan. Ini sudah menjadi tugasnya dan karena itulah ia harus menyelesaikannya dengan baik.
"Honō no Kokyū: Ichi no Kata: Shiranui!"
Kyoujurou melesat ke arah Muzan dengan kecepatan penuh. Ia menebas tangan Muzan yang mencengkram tubuh Tamayo. Sedetik kemudian, tangan Muzan pun terlepas dari tubuhnya. Kyoujurou langsung membawa Tamayo pergi dari sana. Ia mengambil jarak yang cukup jauh dari Muzan.
"Bagaimana dengan tanganmu?" tanya Kyoujurou karena ia tahu Tamayo meninju Muzan di perutnya.
"Tidak apa. Sebentar lagi akan beregenerasi," jawab wanita Iblis itu.
Seusai itu, Kyoujurou membiarkan Tamayo pergi sejauh mungkin. Menolong para Hashira yang lain.
Setelah kepergian Tamayo, Kyoujurou kembali fokus menghadap depan. Ke arah Muzan yang tubuhnya terhadang oleh paku-paku yang bercabang di dalam tubuhnya.
"Sekarang seorang pemburu Iblis melindungi seorang Iblis?" Ia tersenyum miring seperti mengejek. "Sungguh lucu."
Kyoujurou mengabaikan perkataan Muzan itu. Karena tugasnya sudah selesai, ia pun segera kembali dan membiarkan Muzan di sana seorang diri.
Ya, itulah yang (Y/n) pesan untuknya.
***
Manik (e/c) itu terbuka lebar. Ia langsung menoleh ke kanan dan ke kiri. Sebuah ruangan yang sudah sangat (Y/n) kenal menjadi pandangannya saat ini.
Kepala gadis itu terasa pening. Seperti ditusuk-tusuk oleh ribuan jarum yang tak tentu jumlahnya. Ia masih terlalu bingung untuk mencerna apa yang terjadi.
(Y/n) bangkit dari posisi tidurnya. Ia duduk di tepi tempat tidurnya. Menengadah, lalu menatap pada bayangan dirinya di cermin. Pakaian yang ia kenakan saat ini adalah sebuah piyama berwarna (f/c) kesukaannya. Haori dan seragam pemburu iblisnya tidak ada di sana.
"Apa yang terjadi?! Mengapa aku bisa kembali ke duniaku di saat genting seperti ini?!" serunya frustasi.
Gadis itu keluar dari kamarnya. Ia menelusuri rumahnya. Mencari keberadaan Asano yang siapa tahu berada di rumahnya itu meskipun ia merasa kurang yakin.
Semua pintu yang ada di rumahnya ia buka satu per satu. Ia mencari Asano hingga ke sudut rumahnya. Namun, nihil. Keberadaan lelaki itu tidak ada di manapun.
(Y/n) diam di aula tempat di mana ia dan ayahnya sering berlatih anggar. Di dalam aula itu kosong. Tidak ada apapun di sana. Bahkan kedua orang tua (Y/n) tidak ada di manapun.
"Mengapa aku bisa berada di sini?" ucapnya sambil berpikir.
"Apakah hal ini ada hubungannya dengan Asano? Tetapi, sangat tidak mungkin jika Asano mengirimku kembali ke duniaku. Bahkan di saat-saat penting di mana seharusnya aku ada di sana."
(Y/n) memasang gestur berpikir. Ia tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini. Namun, meskipun demikian, ia tetap memaksakan dirinya untuk melakukannya. Ia harus tahu apa penyebab ia kembali ke dunianya sendiri.
"Apa yang harus kulakukan sekarang?" gumamnya. Perempatan siku-siku muncul di keningnya. Semua ini terlalu sulit untuk dipecahkan oleh logikanya.
Selama beberapa saat (Y/n) terdiam sejenak. Otaknya terus berpikir tanpa henti meskipun ia tidak begitu yakin akan menemukan jawabannya secepat apa yang diinginkannya. Namun tidak ada salahnya untuk mencoba dan berusaha.
Seusai berpikir lama dan (Y/n) masih belum menemukan jawabannya, ia kembali ke kamarnya. Ke tempat asal di mana semua ini terjadi. Ia berharap bisa menemukan sebuah petunjuk di sana. Hanya itu harapan satu-satunya saat ini.
(Y/n) memasuki kamarnya. Dilihat dari pintu masuk, kondisi kamarnya tidak memiliki keanehan sama sekali. Poster-poster anime masih menempel di dinding-dinding kamarnya. Semua manga miliknya pun masih tersusun rapi di lemari kayu miliknya. Bahkan kondisi kamarnya masih sama semenjak terakhir kali (Y/n) pergi dari sana.
"Aku harus mencari sesuatu di sini. Semoga saja aku menemukan apapun itu yang bisa membawaku kembali ke sana," ujar (Y/n) meyakinkan dirinya sendiri.
Dengan sigap, (Y/n) membuka semua laci yang ada di kamarnya. Ia mengecek semua lemari, di bawah ranjang, meja rias, dan poster-poster anime yang menempel di dinding kamar.
Namun, tetap saja ia tidak menemukan petunjuk apapun.
Meskipun keadaan kamarnya kini telah berantakan, tidak ada petunjuk di manapun. Ia bertopang dagu. Dahinya mengernyit heran dan bingung.
"Apakah dugaanku salah?" gumamnya kepada dirinya sendiri. "Jangan-jangan petunjuk itu tidak ada di kamarku. Lalu, di mana itu?"
Karena (Y/n) merasa ragu jika petunjuk itu nerada di ruangan lain, sekali lagi ia mengecek kamarnya. Tetapi, kali ini perbuatannya itu membuahkan hasil. Tidak hanya sekedar mengacak-acak kamarnya dan membuat kamar itu menjadi seperti kapal pecah. Namun, kali ini ia menemukan sesuatu. Sesuatu yang (Y/n) yakini dapat membawanya kembali ke dunia Kimetsu no Yaiba.
Poster anime Kimetsu no Yaiba yang menempel di dinding kamarnya tiba-tiba bersinar begitu saja. Sinar itu berasal dari balik poster itu. (Y/n) mendekatinya dengan rasa penasaran dan was-was.
Dengan hati-hati dan khawatir jika ia bisa merusak poster itu, (Y/n) pun mencabutnya perlahan. Menarik lem yang tidak begitu kuat dari tempatnya semula. Poster itu terus (Y/n) tarik hingga lepas semua bagiannya dari permukaan dinding.
Sebuah liontin berbentuk bintang yang selama ini menghiasi nichirin-nya bersinar dengan sangat terang. (Y/n) mengambilnya dari atas permukaan dinding. Suara-suara yang samar seperti bisikan-bisikan itu terdengar dari liontin bintang di tangan (Y/n).
Suara-suara itu tidak begitu jelas hingga (Y/n) sulit untuk mengartikan apa yang ia dengar. Gadis itu menggenggam liontin itu dengan erat seraya memejamkan matanya. Hanya itulah benda satu-satunya yang dapat menghubungkan dirinya dengan dunia Kimetsu no Yaiba.
Hanya itu harapan (Y/n).
***
KAMU SEDANG MEMBACA
END ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no Yaiba
FanficKala dingin menusuk epidermismu, kau pun terbangun. Dengan pemikiran mengapa kau bisa berada di sana. Tanpa alasan dan juga penyebab yang pasti. Namun, rasa tidak percaya atas apa yang kau lihat saat ini pun perlahan memudar. Bersamaan dengan muncul...