Beberapa hari telah berlalu semenjak kejadian itu. Merupakan pertama kalinya bagi (Y/n) merasakan dampak yang cukup besar. Selama ini, gadis itu pun telah berusaha untuk menghindari para Hashira. Namun, faktanya dirinya terus saja terbawa ke dalam sana. Ditambah dirinya telah menjadi seorang Hashira. Alhasil, frekuensi pertemuan mereka akan menjadi lebih sering.
Hari terus berjalan, kekuatan yang Asano berikan padanya pun semakin berkurang. Hal itu dirasakan oleh (Y/n) saat ia sedang menjalankan misi waktu itu. Ia tidak bisa memakai teknik pernapasannya seperti biasa. Ada jeda sejenak sebelum (Y/n) bisa memakainya lagi. Tentunya hal itu sangatlah menghambat misinya. Namun, beruntung (Y/n) masih dapat mengatasinya berkat kedatangan sang Hashira Kabut, yaitu Tokito Muichirou.
Sejak hari itu, hubungan Muichirou dan (Y/n) menjadi semakin dekat. Entah ada apa dengan anak yang baru saja menjadi Hashira dua tahun yang lalu itu. Bertepatan dengan saat pertama kali (Y/n) menginjakkan kakinya ke dunia ini. Sepertinya Muichirou tidak ingin berjauhan dengan (Y/n). Bahkan ia membuat panggilan khusus untuk dirinya sendiri kala bersama dengan gadis itu.
Tidak ada rasa keberatan yang (Y/n). Hanya saja kekuatan Asano yang diserapnyalah yang menjadi masalah fatal. Ditambah dengan dampak yang akan ia terima nantinya.
Sayangnya, takdir tidak memihak (Y/n). Perintah mutlak yang diberikan oleh Kagaya hari ini membuat (Y/n) kembali mengerjakan misi dengan Muichirou. Gadis itu tidak bisa menolak. Alhasil, ia pun menurutinya meskipun gelisah dalam benaknya.
"Apa kau sudah siap?"
Pertanyaan dari Hashira Kabut itu membuat (Y/n) menoleh ke arahnya. Ia menatapnya sejenak. Tampak memikirkan sesuatu.
"Um, sudah. Kita berangkat sekarang sebelum hari berubah malam," jawab (Y/n) sambil mengencangkan tusuk konde di rambutnya.
Anggukan kepala Muichirou menandakan jika lelaki itu setuju dengan perkataan (Y/n). Mereka pun berjalan beriringan menuju tempat tujuan.
***
Kesunyian langsung menyapa setibanya mereka di tempat tersebut. Angin yang berhembus meniup surai (Y/n) dan Muichirou menjadi satu-satunya tanda bahwa waktu tidaklah sedang berhenti. Rasa yakin akan keberadaan seorang atau beberapa iblis di sana pun kian membesar.
"Apa kau merasa ada yang aneh?" (Y/n) bertanya pada Hashira Kabut itu.
"Ya. Sepertinya ada seorang iblis di sini."
(Y/n) pu mengangguk setuju. "Aku juga memikirkan hal yang sama. Kita harus mencari iblis itu sebelum hari menjelang subuh."
Muichirou mengangguk setuju.
Karena tidak ingin berlama-lama, mereka segera mencari keberadaan makhluk bernama iblis itu. Entah berada di mana. Namun, mereka tidak akan menyerah hingga menemukan dan membunuhnya.
Indra penciuman (Y/n) mencium bau busuk yang sangat menyengat. Bau itu bercampur antara amis darah dan sesuatu yang busuk, entah apa.
Diputuskan oleh (Y/n) untuk mengikuti bau itu. Melihat (Y/n) yang berjalan menjauh, secara spontan Muichirou pun mengikutinya. Ia merasa yakin jika gadis itu mencium bau yang sama dengannya.
Mereka pun berhenti tepat di depan sebuah rumah. Rumah itu tampak bagus dan terawat dari luar. Seperti rumah tradisional Jepang pada umumnya. Namun, bau busuk yang menyengat dari sana membuat rumah itu terlihat berbahaya.
"Aku mencium bau busuk," ujarnya. Gadis itu menunjuk ke rumah di depan mereka, "dari sana."
"Aku pikir hanya aku saja yang menciumnya. Ternyata kau juga," sahut Muichirou. Benar apa yang ia duga sebelumnya. Gadis itu pun mencium hal yang serupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
END ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no Yaiba
FanficKala dingin menusuk epidermismu, kau pun terbangun. Dengan pemikiran mengapa kau bisa berada di sana. Tanpa alasan dan juga penyebab yang pasti. Namun, rasa tidak percaya atas apa yang kau lihat saat ini pun perlahan memudar. Bersamaan dengan muncul...