Chapter 20 - Siblings

3.4K 613 105
                                    

Langit sudah didominasi oleh warna kelabu sejak tadi pagi. Matahari disembunyikan di balik awan berwarna abu-abu kehitaman. Menutupi sinar hangatnya untuk menerangi sang buana. Sekaligus sebagai pertanda hujan yang akan turun sebentar lagi.

Pertemuan Hashira yang tertunda tetap dilaksanakan tanpa (Y/n) di sana. Mereka membahas hal-hal tentang para iblis dan tentunya Kibutsuji Muzan, pemimpin dari para iblis. Meskipun kekhawatiran sudah menyelimuti suasana serta benak mereka masing-masing.

"Shinobu, bagaimana kondisi (Y/n) sekarang?" Kagaya memandang ke arah Hashira Serangga itu.

"Ia masih belum sadar, Oyakata-sama."

Kagaya menghela napas. Kondisi (Y/n) saat ini membuatnya khawatir dan bingung. Pasalnya, sebelumnya (Y/n) memang selalu tampak baik-baik saja. Hanya saja misi belakangan ini sempat membuatnya terluka cukup parah. Akibatnya Kagaya tak mengizinkan (Y/n) untuk mengerjakan misi untuk sementara waktu.

Pada awalnya, (Y/n) sempat memohon agar ia diizinkan kembali untuk mengerjakan misi apapun itu. Dengan berat hati, Kagaya pun mengizinkannya. Namun, untuk yang kedua kalinya, Kagaya menolak. Bagaimanapun juga, keselamatannya lebih penting daripada sekedar menyelesaikan misi belaka.

"Ano... Oyakata-sama." Mitsuri tiba-tiba bersuara.

"Ada apa, Mitsuri? Apa kau ingin mengatakan sesuatu?"

Mitsuri tampak gugup. Ia memiliki pernyataan untuk disampaikan. Karena ia pikir, ini merupakan saru-satunya cara untuk menyelamatkan (Y/n).

"Saya kenal seseorang yang dekat dengan (Y/n)-chan. Tetapi, apakah Anda keberatan jika saya memanggilnya datang ke sini?" ujar Mitsuri ragu.

Kagaya memasang gestur berpikir. Pasalnya, markas pemburu iblis merupakan tempat rahasia yang tidak dapat diberitahukan kepada siapapun. Bahkan para pemburu iblis sekalipun. Hanya para Hashira dan kakushi saja yang tahu letak keberadaan markas iblis ini. Hal itu dilakukan untuk mencegah Muzan menyelidiki dan datang ke tempat ini.

Pada akhirnya, Kagaya pun mengangguk. Ia tidak keberatan jika Mitsuri membawa seseorang yang bisa menyelamatkan (Y/n). Nyawa (Y/n) lebih penting untuk saat ini ketimbang informasi yang akan bocor. Ditambah dengan sebuah hal yang hanya diketahui oleh dirinya.

"Tetapi, bukankah keberadaan tempat ini akan diketahui olehnya, Oyakata-sama?" Sanemi menyuarakan pendapatnya. Ia pikir keputusan Kagaya itu menentang peraturan tak tertulis yang selama ini sudah mereka taati. Hanya karena nyawa seorang gadis.

Namun, Kagaya menjawab dengan lembut, "Manakah yang lebih penting: keselamatan (Y/n) atau keberadaan tempat ini, Sanemi?"

Terpaksa, Sanemi menelan kembali semua argumentasi yang hendak ia lontarkan. Pada akhirnya ia membuang mukanya ke samping. Tidak menatap ke arah Kagaya yang sedang memandangnya.

"Tidak ada yang lebih penting dari keselamatan orang lain, Sanemi. Itu adalah tujuanmu menjadi pemburu iblis, bukan? Untuk melindungi orang lain?"

Sanemi mengangguk patuh. "Hai, Oyakata-sama."

Setelah meredakan amarah Sanemi, Kagaya kembali memandang Mitsuri. "Mitsuri, tolong antar teman (Y/n) itu ke tempat ini. Aku akan menemuinya."

"Baik, Oyakata-sama."

***

(Y/n) masih belum sadarkan diri. Tidak ada tanda-tanda ia akan bangun dalam waktu dekat. Manik (e/c)nya itu tertutup di balik kelopak matanya. Menyembunyikan estetikanya di dalam sana.

Meskipun ia tampak seperti tengah tertidur, namun di alam bawah sadarnya (Y/n) sedang berusaha sekuat tenaga. Berusaha mengalahkan seorang gadis bernama Sakuya. Yang bahkan keberadaannya pun baru saja diketahui oleh (Y/n).

END ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang