Kemenangan telah berhasil mereka raih. Saat ini Uzui sedang reuni dengan ketiga istrinya. Mereka menangis haru karena Uzui bisa selamat. Oh, mereka juga terus mengucapkan terima kasih pada (Y/n) hingga (Y/n) merasa kenyang mendengarnya terus-menerus.
Untuk menghindari ucapan terima kasih mereka yang tidak akan berhenti dalam waktu dekat, (Y/n) memutuskan untuk menghampiri Tanjirou dan Nezuko. Ia tahu dua saudara bermarga Kamado itu sedang berada di dekat kepala Daki dan Gyuutarou yang sedang bertengkar tidak jauh dari sana. Maka, (Y/n) berniat menghampiri mereka.
"Jangan bercanda! Kaulah yang lemah! Jika saja kau tidak ada, mungkin hidupku akan berbeda! Kenapa harus selalu aku yang menyelesaikan masalah yang kau buat?! Semua hal pasti akan indah jika kau tidak dilahir—"
Mendengar keributan itu yang tiba-tiba terhenti, (Y/n) tahu Tanjirou tengah mengatakan sesuatu. Sesuatu hal yang ia dan Nezuko rasakan.
"Kau sangat menganggu, bocah sialan! Jangan ceramahi kami! Pergilah dari sini!"
"Oh? Kalian belum pergi ke neraka?"
Daki dan Gyuutarou bergidik melihat (Y/n) di sana. Bukan perkataan (Y/n) yang menyeramkan. Pasalnya, (Y/n) mengatakan hal itu sambil tersenyum pada mereka.
"Kau...! Jika saja kau tidak lemah, kita pasti bisa membawa (F/n) (Y/n) ke 'orang itu'! Kau tahu 'kan apa imbalannya?! Mengapa dirimu itu sangat lemah?!" Gyuutarou marah-marah lagi kepada adiknya, Daki.
"Kaulah yang lemah! Aku kesal dengan dirimu yang selalu menyalahkan diriku!" balas Daki lagi.
(Y/n) merasa ingin menepuk dahinya. Kedua Iblis di hadapannya ini padahal sebentar lagi akan mati. Tetapi, mereka berdua malah bertengkar tentang hal sepele. Hal yang bahkan tidak dapat mereka ulangi lagi.
"Kalian itu ternyata sangat bodoh, ya? Seharusnya kalian bersyukur masih bisa menatap satu sama lain. Masih bisa saling memeluk dan memberikan kehangatan."
(Y/n) menatap Daki dan Gyuutarou yang sedang menatapnya balik. "Jika salah satu dari kalian sudah tidak ada, kalian pasti akan merasa kesepian. Di saat itulah kalian baru menyadari betapa sayangnya kalian pada saudara kalian yang sudah tidak ada itu," ucapnya seraya tersenyum simpul. Kali ini senyumnya sangat menenangkan hati dan pikiran bagi mereka yang menatapnya.
"Aku tidak ingin ceramah saat ini. Aku lelah dan ingin tidur. Jadi, lebih baik kalian cepat pergi ke neraka dan rukunlah satu sama lain. Itu pesan terakhirku untuk kalian."
(Y/n) bangkit dari posisi jongkoknya. Ia menatap pada Tanjirou dan Nezuko. "Ayo, kita pulang," ujarnya pada mereka.
Tanjirou mengangguk. Nezuko mengikuti mereka dengan langkah kakinya yang kecil.
Saat mereka kembali, Obanai tengah berbicara dengan Uzui. Raut wajah kekesalan terpancar di wajah Uzui.
"Kau terlambat!"
"Lukamu cukup parah. Padahal yang kau lawan adalah Iblis Bulan Atas peringkat enam. Peringkat paling rendah. (F/n) pun ikut denganmu. Apa yang sebenarnya kau lakukan?" ujar Obanai pada Uzui.
"Uzui-san bertarung dengan baik, Iguro-san," ucap (Y/n) menyela pembicaraan mereka. "Yah, aku tidak membantu banyak." Ia mengusap tengkuknya.
"Begitu? Baguslah setidaknya kau berguna." Obanai menatap (Y/n) dari atas ke bawah. "Apa kau yakin dengan perkataanmu? Kau tidak terluka separah Uzui. Padahal kau bilang kau tidak membantu banyak."
"Yah, itu tidak bisa kujelaskan padamu," jawab (Y/n) sambil nyengir.
"Ck. Kau ini."
"(F/n) telah membantu banyak. Ia hanya merendahkan diri saja di hadapanmu. Dan, ada satu hal lagi yang ingin kukatakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
END ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no Yaiba
FanficKala dingin menusuk epidermismu, kau pun terbangun. Dengan pemikiran mengapa kau bisa berada di sana. Tanpa alasan dan juga penyebab yang pasti. Namun, rasa tidak percaya atas apa yang kau lihat saat ini pun perlahan memudar. Bersamaan dengan muncul...