Hari ini merupakan hari yang santai bagi (Y/n). Ia memakan sarapan yang dibuat oleh Asano-karena lelaki itu tidak memperbolehkannya memasak sarapan sendiri selama dirinya masih ada di sana-memakan es serut, juga menikmati angin musim panas sambil duduk di halaman belakang rumahnya.
Tidak ada misi untuk (Y/n). Lebih tepatnya, tidak ada misi hanya untuk (Y/n). Kagaya telah membagikan misi pada Hashira yang lain, kecuali gadis itu. Apa boleh buat. (Y/n) hanya bisa menerima keadaannya dan menikmati hari liburnya. Ia tidak lagi memaksa Kagaya untuk mengizinkannya menyelesaikan misi. Mengerjakan misi kala dirinya sedang lemah seperti saat ini hanya akan menjadikan dirinya sebagai beban. Selain itu, yang perlu ia lakukan sekarang adalah menjadikan kekuatan Asano sebagai miliknya. Ya, hanya itu untuk saat ini.
Angin yang berhembus tak terlalu kencang tengah dinikmati oleh (Y/n). Sesaat setelahnya, seekor burung gagak miliknya tiba-tiba menghampiri kediamannya. Burung gagak itu bertengger di atas ranting pohon sakura di belakang rumah (Y/n).
"(F/n) (Y/n)! Hari ini ada pertemuan para Hashira! Datanglah ke kediaman Oyakata-sama! Cepat! Cepat!"
Delikan tajam dilemparkan ke arah burung gagak itu. Ia paling tidak senang jika ada yang menganggu ketenangannya. Namun, apa boleh buat. Meskipun si gagak sialan itu yang mengatakannya, tetap saja hal itu merupakan titah dari Kagaya. Pada akhirnya, (Y/n) menghela napas panjang dan bersiap pergi menuju kediaman Ubuyashiki Kagaya.
***
Rumah tradisional Jepang yang terbuat dari kayu itu masih sama semenjak (Y/n) terakhir kali menginjakkan kakinya di sana. Bangunan rumah itu masih tampak kokoh meskipun usianya sudah tidak muda lagi. Ditambah dengan beberapa tiang kayu yang menyangga atap di atasnya agar terhindar dari panas matahari. Tampak mengintimidasi (Y/n) yang baru saja tiba.
Kedatangan (Y/n) itu disambut dengan para Hashira lain yang sudah tiba lebih dahulu di sana. Lagi-lagi dirinya terlambat. Namun, bukan hal itu yang menjadi perhatiannya saat ini. Melainkan (Y/n) merasakan ada sesuatu yang aneh dengan tubuhnya. Rasa itu sama seperti saat terakhir kali Mitsuri berkunjung ke rumahnya.
Tidak, jangan sekarang, batin (Y/n) panik.
Para Hashira masih berbincang sambil menunggu kedatangan Kagaya keluar dari kediamannya. (Y/n) yang tak ingin terlalu dekat dengan mereka pun sontak memilih untuk menjauh. Masa depan lebih penting daripada sekedar mengakrabkan diri dengan mereka. Setidaknya untuk saat ini.
Menunggu kedua putri Kagaya keluar dari dalam bangunan itu kini terasa sangat lama bagi (Y/n). Gadis itu hanya memilih untuk bersandar pada sebatang pohon yang rimbun dan menatap para Hashira lain dari kejauhan. Pemandangan di hadapannya itu merupakan pemandangan jika dirinya tak ada di sana. Seketika (Y/n) tersenyum miris. Jika mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diri (Y/n), bagaimana reaksi mereka nantinya?
"Oyakata-sama telah tiba."
Perkataan dari kedua putri kembar Kagaya itu telah menyelamatkan (Y/n) dari waktu yang terasa lambat. Helaan napas lega sontak dihembuskan. Dengan serentak, mereka pun menunduk di hadapan Kagaya.
"Selamat siang, anak-anakku. Apakah langit hari ini masih berwarna biru?"
Perkataan Kagaya itu dibalas oleh Sanemi. Lelaki itu menyapanya dengan sangat sopan. Sungguh berbanding terbalik dengan sifat aslinya yang selalu diselimuti oleh amarah. Diam-diam, (Y/n) pun mendengus.
Diliriknya perlahan ke arah Sanemi yang berada tepat di sisi kanannya. Wajahnya yang dipenuhi luka menjadi objek yang (Y/n) lihat. Sungguh menyeramkan, juga tampak keren sekaligus.
"Senang rasanya aku masih bisa bertemu kalian tanpa ada perubahan."
Sontak (Y/n) mengembalikan tatapannya ke arah Kagaya. Akan menjadi sangat berbahaya jika gadis itu tertangkap basah tengah memandangi Sanemi sebelumnya. Namun, di saat yang bersamaan, seketika rasa sesak muncul di dalam dadanya. Ia mencengkeram seragam pemburu iblisnya. Dengan harapan agar rasa sesak itu segera menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
END ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no Yaiba
FanfictionKala dingin menusuk epidermismu, kau pun terbangun. Dengan pemikiran mengapa kau bisa berada di sana. Tanpa alasan dan juga penyebab yang pasti. Namun, rasa tidak percaya atas apa yang kau lihat saat ini pun perlahan memudar. Bersamaan dengan muncul...