Prolog

266 7 2
                                    

Oletus Capital,
08:00
11 Februari 2021

Seorang pemuda berjalan di trotoar dengan wajah merengut, wajahnya penuh dengan luka dan ditempeli plester. Pakaiannya berantakan dan bagian atas tidak dikancing memperlihatkan sebuah otot dada yang bidang.

Berjalan memasuki gerbang kampus, matanya menatap tajam lurus bagaikan seekor harimau bengal.

Dialah Naib Subedar, mahasiswa di Universitas Oletus jurusan Ilmu Komunikasi yang sekarang sedang berada di semester 13.

Iya... semester 13, alias mahasiswa veteran yang gak lulus-lulus...

Gimana mau cepet lulus wong kerjanya gelud everyday... pergi ke kampus pun tujuannya cuma buat tidur sampe diteriakin ama dosen malah planga plongo sambil bilang "hah?"

Alhasil, ia hampir kena DO. Beruntung Naib masih diberi kesempatan hingga semester ke-14 buat baikin nilai, tapi masih aja doi ngerasa banyak banget beban dalam hidup udah kayak ditimpa sama 100 orang Sakura Haruno dari anime Naruto.

Naib sendiri sudah tak peduli dengan hidupnya yang sebatang kara, orangtuanya meninggal saat ia masih kelas 5 SD, dan keluarga besarnya menelantarkannya karena menganggap Naib sebagai 'kutukan'.

Naib kecil berpikir, kenapa ia bisa disebut sebagai kutukan? Padahal ini adalah dunia modern. Akhirnya ia pergi meninggalkan kota asalnya dan merantau, ia juga sempat putus sekolah selama 2 tahun dan bertahan hidup di jalanan hanya dengan berkelahi dan mencopet. Hingga akhirnya ada seorang kakek tua yang membantunya keluar dari kehidupan kelam.

Kakek yang tak disebutkan namanya itu membesarkan Naib seperti cucu kandungnya sendiri, walaupun kakek itu juga bukanlah orang yang berkecukupan, namun ia mengajari Naib kalau hidup miskin tidak selalu sengsara.

Naib akhirnya bekerja keras setiap hari, hingga ia bisa bersekolah lagi walaupun telat 2 tahun. Ia mulai meninggalkan hidup kelamnya yang sering mencopet dan bertarung, menjadi orang yang rajin belajar dan bekerja.

Tepat saat Naib baru diterima di Universitas Oletus, sang kakek menemui ajalnya karena serangan jantung. Di titik itulah Naib kembali menjadi orang yang putus asa karena kehilangan orang yang sangat berarti bagi dirinya dan akhirnya kembali menjadi berandalan.



Naib's POV

Lukaku sakit...

Sepertinya gigi depanku patah sialan...

Pukulan orang itu memang gak main-main, tapi setidaknya daerah sekitar sini sudah menjadi teritorialku.

Ah... kalau gak salah tadi pak dosen kasih tugas kan ya...

"Malesin banget, lagian gak ngerti ini paan..."

Bosan nih, enaknya ngapain ya...

Laper, tapi duit gue sisa gopek-an doang gini anjir, memang kudu nyopet lagi nih, tapi kawasan kota lagi full polisi.

"SIALAN!!! SIALAN!!!"

//BRAKKKK//

Kutendang meja bundar itu, dan... okey gelas-gelasnya pecah, tau-tau ada yang ngetok pintu rumah- eh lebih tepatnya gubuk ya bro~ Udah dibuka tuh, ternyata tetangga, dia teriak-teriak terus mukul perut gw, bgsd emang...

Alesannya gw berisik, padahal gara-gara meja ditendang doang elah...

Sakit perut gw vangke... mana minggu depan udah ujian, skripsi baru gw bikin 2 kalimat.

Akhirnya gw ngebulatin tekad sebulat tahu bulat buat nyari kerjaan sampingan, dan.....

Cahaya apaan tuh...

-to be continued-

Survive in Capital | Identity V Modern AU |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang