Sengaja update untuk menemani malam minggu kalian.
Happy reading! >.<Chapter 35
"Kak, ada rencana buat surprise-in Virgo?" tanya Sacha pada Kak Gemini yang sedang meracik saladnya di meja dapur.
Ini H-1 sebelum ulang tahun Virgo, tapi keluarga ini belum ada rencana terkait perayaan ulang tahun cowok itu. Entah Sacha yang memang tidak diajak menyusun rencana atau memang tidak ada rencana sama sekali, Sacha betul-betul tidak tahu. Oleh sebab itu ia inisatif bertanya.
Kak Gemini duduk di meja makan sambil membawa semangkuk saladnya. Ia menatap Sacha yang duduk di depannya dengan senyum penuh arti. "Kamu ada rencana?"
"Hm, aku... aku kayaknya ngikut aja deh," balas Sacha.
"Sebenernya Virgo pasti bakal tau kalau kita nyusun rencana buat kasih dia surprise. Dia nggak polos-polos banget anaknya."
"Jadi?"
"Kayaknya besok kita nggak usah kasih surprise jam 12 malem. Kita biasa aja lah sama hari ulang tahunnya." Kak Gemini kemudian menjelaskan bahwa mereka harus bersikap senatural mungkin, seakan hari ulang tahun Virgo bukanlah hari yang begitu penting sehingga patut dirayakan. Saat sarapan, mereka akan mengucapkan selamat ulang tahun dan kemudian bersikap seolah melupakan hari ulang tahun Virgo.
Lalu, saat makan malam, baru lah mereka akan memberikan kue dan kado.
"Setiap tahun Virgo udah dikasih surprise jam 12 malam, jadi udah basi yang gituan buat dia. Pura-pura bego aja kita besok."
Sacha manggut-manggut paham. Berarti dia akan memberikan kadonyo setelah makan malam besok. Berbicara tentang kado, untunglah Sacha akhirnya menemukan ide kado yang cukup menarik. Entahlah Virgo akan menyukainya atau tidak.
Keesokan harinya, Sacha mengikuti ucapan Kak Gemini untuk bersikap biasa saja. Jadi, ketika Virgo muncul di dapur untuk sarapan, Sacha cuma tersenyum menyapa sambil mengucapkan. "Cie, ultah. Cie nambah tua." Begitu saja. Ucapannya juga disusul ucapan selamat ulang tahun oleh orang tuanya, Kak Gemini dan juga mama Sacha. Nggak ada kado, nggak ada kue ulang tahun. Murni cuma ucapan yang kalau ditelisik lebih dalam lebih mirip ucapan basa-basi.
Sacha dapat menangkap raut heran Virgo. Mungkin dia yang biasanya selalu dapat perhatian penuh ketika ulang tahun jadi agak aneh dengan reaksi biasa saja ini. Tapi Virgo nggak banyak berkomentar. Dia juga turut beraksi seolah hari ini bukanlah hari yang penting.
Seperti biasa, Sacha dan Virgo berangkat sekolah bersama. Tiba di sekolah ketika sedang mau memarkir si roda dua Virgo, ada sosok Kibay dan Arin yang juga tampak baru datang dan hendak memarkir. Kibay dan sepupunya itu memilih tempat tepat di sebelah Virgo. Situasi ini membuat mereka mau tidak mau saling menyapa.
"HBD, bro. Mau gue nyanyiin nggak?" ucap Kibay riang seraya menepuk lengan sohibnya tersebut.
"Nggak. Makasih." sahut Virgo cuek.
"Happy birthday, Vir," ucap Arin pada Virgo.
"Thanks, Rin," jawab Virgo sambil tersenyum tipis.
"Eh, btw, Cha, lo ultah tanggal berapa? Gue dari dulu mau nanya tapi lupa terus," kata Kibay.
"Udah lewat dia. Tanggal satu kemarin." Virgo menjawab santai.
"Lah, kok nggak bilang-bilang sih lo ultah???"
"Lo nggak nanya sih," balas Sacha.
Kibay berekspresi seolah dia manusia paling menyesal di dunia. "Lo sih Vir, pas gue tanya ultah Sacha lo bilang nggak tau. Lain kali bagi-bagilah info penting begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Big Match
Teen FictionBertemu kembali setelah empat tahun perpisahan itu bukanlah perkara yang menyenangkan, setidaknya itulah yang ada dalam benak Sacha ketika dia kembali bertemu dengan Virgo begitupun sebaliknya. Andai saja Virgo itu nggak serba sok dan nggak pand...