7 - Deal

11.4K 1.5K 95
                                    

Maaf nggak diedit.
Happy Reading!

***

Malam ini bisa dibilang malamnya anak-anak bola. Pasalnya malam ini tim raksasa asal spanyol dipertemukan dalam laga elclasico. Alasan itulah yang membuat Virgo sore ini sibuk membujuk Bundanya agar mengizinkannya nonton bareng teman-temannya di sebuah cafe langganan mereka.

"Kamu mau nonton dari jam dua pagi sampe subuh? Sinting!!" Bunda Virgo berkacak pinggang menghadap Virgo yang duduk di kursi meja makan.

"Bunda nggak ngizinin," tegas Bunda Virgo sambil melanjutkan kegiatannya menggoreng bakwan.

"Ya ampun Bunda, aku kan bareng temen-temen. Lagian besok juga nggak sekolah," bela Virgo.

"Kamu nggak takut apa kena begal keluar malem-malem gitu? Bahaya tahu!"

"Bunda nggak usah parno gitu, nggak bakalan kejadian kok, jalanan pasti rame soalnya semua orang mau nobar malem ini."

Sacha yang baru turun dari kamarnya agak kaget mendengar keribuatan dari arah dapur. Karena penasaran, Sacha memasukki dapur, namun melihat perdebatan antara Virgo dan Bundanya, otomatis membuat langkah Sacha mundur.

"Eh, Sacha, ini Tante bikinin bakwan, yuk sini cicip dulu." Bunda Virgo rupanya lebih dulu melihat kehadiran Sacha. Karena tidak enak kalau mau main kabur gitu aja, Sacha memutuskan untuk bergabung di dapur. Sacha melihat apa yang sudah dimasak oleh Tante Laras lalu dia menawarkan diri untuk membantu.

"Kamu tahu nggak sih Vir, kalau malem area depan komplek kita itu sepi, belum lagi kalau kamu mau ambil jalan ke Cafe yang kamu maksud itu. Banyak lho kejadian begal disana. Pokoknya bahaya. Jangan sampe kamu jadi korbannya!" ucap Bunda Virgo.

Sacha mencoba mencerna ucapan Tante Laras. Dia belum sepenuhnya mengerti apa yang sebenarnya tengah dibicarakan.

"Yaudah, aku minta jemput Kibay atau Tirta aja kalau gitu."

"Sama aja. Mereka bawa motor juga."

"Astaga, Bun... jadi aku harus gimana? Naik taksi online? Emang ada taksi online di jam satu pagi?"

Tante Laras menyerahkan penggorengannya ke Sacha yang langsung sigap Sacha terima. Kemudian, dia langsung menatap anak laki-lakinya itu dengan kesal.

"Tuh kan! Taksi online aja nggak ada yang keluyuran  di jam satu pagi, nah kamu, cuma siswa berumur hampir tujuh belas tahun, sok-sokan keluyuran. Lagian kalau mau nonton bola, nggak harus di cafe itu. Di rumah kita juga ada tv, mau channel mana aja bisa!"

Sacha menelan ludah. Baru kali ini dia mendengar Tante Laras mengomel sepanjang itu. Tapi, mendengar ucapannya barusan, Sacha sepertinya dapat menyimpulkan alasan perdebatan ini.

Sacha melirik Virgo sesaat. Terlihat cowok itu tampak tak terima dengan keputusan Bundanya. Virgo seperti sedang mencari-cari alasan untuk meyakinkan bundanya.

Virgo berdehem, "Gimana kalau Virgo bawa mobil Papa aja?"

"Nekat banget ya kamu, jaman sekarang, orang yang bawa mobil juga bisa dijahatin. Gimana kalau tiba-tiba ada yang nyetopin kamu dijalan dan nyuri mobil dan harta benda kamu? Kamu tahu nggak harga mobil Papa kamu itu berapa? Bisa buat makan satu tahun, Virgo!"

"Astaga, semuanya serba salah, Bun! Bunda tuh terlalu parno. Lagian, aku udah janji sama temen-temenku bakalan ikut nobar malem ini."

"Nggak boleh. Bunda lapor Papa kamu kalau kamu berani nekat keluar malem-malem!"

Super Big MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang