28 - Mario

7.4K 1.4K 183
                                    

Chapter 28

Malam ini, Sacha tiduran tengkurap di kasurnya tanpa melakukan aktifitas berarti. Karena besok minggu, dia nggak berniat membuka bukunya untuk belajar.

Sebenarnya sejak tadi sore kepala Sacha agak terasa berat, entah karena dia terlalu syok atas pernyataan cinta Kibay atau karena dia kebanyakan makan daging.

Sacha masih memikirkan omongan Kibay di restoran tadi. Setelah mengatakan kalimat aneh tentang Virgo itu, Kibay cuma tersenyum tanpa maksud menjelaskan lebih lanjut. Jujur saja, Sacha nggak bisa menangkap maksud cowok itu.

Helaan napas lolos dari bibir Sacha. Dia mengambil ponselnya. Matanya membeliak ketika melihat ada nama Mario yang muncul di pop up notifikasinya. Tetangganya yang baik hati itu mengirim sebuah pesan WA. Sacha buru-buru membukanya.

Mario Azkiel : Hai, Cha. Apa kabar? Udah lama nggak ketemu. Besok lo sibuk nggak?

Alis Sacha langsung bertaut penasaran. Apa yang melatarbelakangi Mario mengiriminya pesan model begini? Untung Sacha tahu kalau Mario sudah punya cewek, jadi Sacha bisa mengontrol hatinya untuk nggak baper hanya karena sapaan singkat.

Sacha mengetik balasan.

Sacha : Hei! gue baik, Mar. Kalo lo? Kenapa hayo nanyain gue sibuk atau enggak?😝

Mario Azkiel : gue baik juga. Hehe, sebenernya gue mau ngasih tiket nonton pensi di sekolah gue kalo lo mau. Bintang tamunya Jaz sama HiVi. Gue punya 2 tiket gratis. Jadi lo bisa ajak temen lo juga. Tapi kalo lo mau sih haha

Sacha langsung sumeringah. Tawaran yang lumayan. Kapan lagi dia bisa nonton pensi yang bintang tamunya musisi lokal hits secara gratis? Mario memang baik hati. Tetangga paling berguna sepanjang masa.

Dengan semangat Sacha membalas pesan tersebut.

Sacha : ihhh mau banget kali. Thanks udh nawarain gue. Btw itu acaranya kapan?

Mario Azkiel : Sabtu depan, tanggal 31. Kalau mau besok kita ketemuan aja, Cha. Makan bareng enak kali yaa 😜

Sacha : hahaha boleh-boleh, tentuin aja tempatnya dimana

Balasan Mario berisi beberapa saran mengenai tempat makan yang letaknya tak begitu jauh dari komplek rumah mereka. Setelah perundingan singkat mengenai tempat yang tepat untuk meet up besok menemukan titik akhir, percakapan di WhatsApp itu pun berakhir. Nggak ada basa-basi lebih lanjut.

Sacha mematikan ponselnya dan bersiap tidur.

***

Virgo menarik-narik gelang karet hitam di pergelangan tangannya. Matanya menatap lurus ke arah Kak Gemini yang sedang membuat jus apel. Suara berisik yang dihasilkan oleh blender menemani pikiran Virgo yang sudah bercabang kemana-mana.

Kemarin Kibay menyatakan perasaannya pada Sacha. Hingga saat ini, belum ada kabar baik dari Kibay maupun Sacha terkait status mereka sekarang. Firasat Virgo mengatakan kalau Sacha menolak sohibnya itu, namun ada sebagian sisi dari diri Virgo yang meyakini bahwa Sacha akan memberi Kibay kesempatan.

Namun secara pribadi, Virgo berharap Sacha menolak Kibay. Doanya memang terkesan jahat. Tapi mau bagaimana lagi. Virgo juga bukan orang baik yang bisa mengulas senyum terbaiknya atas kebahagiaan orang lain padahal dirinya sendiri terluka.

Super Big MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang