14 - Jatuh

8.1K 1.4K 108
                                    

Setelah makan malam, Sacha langsung masuk ke kamarnya untuk mengerjakan PR Geografinya yang akan dikumpul besok pagi. Butuh waktu hampir 1 jam untuk mengerjakan lima soal itu dikarena fokusnya selalu saja teralih pada ponselnya yang terus berdenting karena banyaknya chat group yang masuk.

Setelah memasukkan bukunya ke dalam tas. Sacha berbaring ke atas ranjang sambil memainkan ponselnya. Teman-teman sekelasnya sedang membahas turnamen futsal yang akan diadakan di salah satu gedung arena olahraga Selasa nanti. Mereka berencana menonton langsung pertandingan SMA Brawijaya melawan SMA Budi Luhur.

Sacha keluar dari aplikasi chat berwarna hijau itu. Dia beralih ke instagram. Dia teringat tadi siang dia dapat notif kalau Mario sudah meng-accept permintaan mengikutinya dan mem-follow balik. Ini saatnya Sacha sedikit mengepoi akun cowok itu.

Akun instagram Mario yang bernama mario_azkiel diikuti hampir 1000 orang. Ada 18 posts. Penasaran, Sacha menggulir layar ponselnya untuk melihat foto-foto cowok itu.

Ada foto Mario yang berdiri di atas podium. Ada fotonya tengah mencium medali, entah medali apa. Ada fotonya bersama keluarga besarnya, ada juga foto dia bersama temannya yang sepertinya diambil di sebuah kafe. Namun yang paling menarik minat Sacha yakni foto Mario mengenakan seragam sekolahnya bersama dengan seorang cewek berambut pendek dengan postur tubuh mungil. Mereka berdiri bersampingan di depan kelas. Dan yang membuat mata Sacha seketika membola, yakni caption yang tertera disana.

Mario tidak menulis apa-apa. Hanya ada satu emoticon love berwarna hitam. Entah apa maksudnya. Dan sialnya kolom komentar untuk foto itu ditutup. Mario juga nggak menandai siapapun di foto itu. Dengan begini, Sacha tak punya celah untuk meng-stalk lebih lanjut.

Tapi Sacha yakin, cewek ini pasti orang yang spesial bagi Mario. Mungkin pacarnya. Atau gebetannya. Entahlah.

Sacha langsung mengutuk hati kecilnya yang nyaris saja baper karena kehadiran Mario belakangan ini. Nyatanya Mario mungkin sudah memiliki pujaan hatinya sendiri.

Namun di satu sisi Sacha merasa lega. Untung dia mengetahui fakta ini dengan cepat, jadi dia bisa menahan dirinya untuk tak terbawa suasana. Dia hanya akan menganggap Mario sebagai teman lamanya. No baper baper club!

Sacha mematikan ponselnya dan meletakkannya ke atas nakas. Ini saatnya dia tidur dan melupakan semua yang ada di benaknya sekarang.

***

Sacha menghitung mundur dalam hati. Dalam waktu kurang dari satu menit, kelas Geografi akan berakhir. Ini yang ditunggu-tunggu seisi kelas.

Bunyi bel yang berdenting nyaring langsung dihadiahi helaan napas penuh kelegaan. Setelah berpamitan, Bu Shinta langsung berlenggang meninggalkan kelas.

"Cha, Kibay masih gangguin lo?" tanya Uwi yang sudah berbalik badan menghadap Sacha.

"Masih," balas Sacha sambil mencebik malas. "Kalian mau ke kantin, ya? Nitip jus alpukat dong, males banget keluar, ntar ketemu Kibay." Sacha menyerahkan selembar uang dua puluh ribuan ke Uwi yang langsung diterima cewek itu tanpa banyak protes.

Uwi pun mengajak Nina ke kantin, meninggalkan Sacha yang langsung mengeluarkan ponselnya untuk mengecek notifikasi yang masuk.

"Btw, Kibay sepupu gue," kata Arin tiba-tiba.

Sacha menoleh ke arah cewek yang duduk di sampingnya itu dengan tampang tanpa minat. "Gue tau."

"Kok bisa tau?"

"Virgo pernah cerita."

Alis Arin langsung menukik tajam. "Virgo cerita apa aja sih tentang gue ke lo?"

Super Big MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang