"Nyuci piring lo?" Suara Virgo mengagetkan Sacha yang sedang berkutat membersihkan piring-piring di hadapannya.
"Punya mata kan? Punya otak juga kan buat nyimpulin?" balas Sacha sinis.
Virgo melanjutkan perjalanannya ke arah kulkas, mengambil sebotol air putih dan menenggaknya sampai rasa hausnya sehabis main futsal bareng teman-temannya hilang.
"Di luar ada temen-temen sekolah gue," ucap Virgo. Alis Sacha bertaut. Jadi? Apa hubungannya sama Sacha? Apa pentingnya informasi itu untuk Sacha serap?
"Sapa gih, siapa tahu ada yang nyantol. Btw, gue bilangnya ke mereka lo itu pembantu baru di rumah gue."
Perkataan Virgo sukses membuat Sacha membalikkan badannya, lalu menatap cowok yang masih berkeringat itu dengan tatapan sengit.
Parah! Virgo benar-benar keterlaluan. Segitu malunya dia menampung Sacha di rumah ini sampai-sampai dia dikenalin ke temen-temen cowok itu sebagai pembantu? HELLLLL!
"Lo tega bener, segitu ben..."
"Bercanda," potong Virgo. Rentetan makian yang hendak Sacha sampaikan terhenti bertepatan dengan lemparan handuk bekas keringat Virgo yang jatuh tepat di depan muka Sacha. Sacha menjauhkan handuk bau itu dengan tampang jijik.
"Lanjutin kegiatan lo, kalau lo liat temen gue, terus mereka ngebacot nggak penting, nggak usah diladenin."
Usai mengatakan hal tersebut, Virgo berbalik pergi.
Sacha mendengus singkat sambil kembali melanjutkan mencuci piring. Bodo amat sama temen-temen Virgo, nanti juga pas abis nyuci piring Sacha bakal masuk ke kamarnya, mengurung diri di sana sampai adzan magrib berbunyi. Ada banyak quality time yang bisa dia lakukan untuk dirinya sendiri ketimbang meladeni Virgo ataupun segala sesuatu yang berkaitan dengan cowok itu.
Ini sudah hari keempat Sacha tinggal di rumah ini. Semuanya sama seperti yang Sacha tebak sebelumnya. Hidupnya berjalan tak sesuai keinginan, faktor utamanya tentulah karena kehadiran Virgo. Tuh cowok selalu saja menyudutkannya ataupun mengejeknya di berbagai kesempatan, baik ketika mereka berdua atau bahkan di depan orang tua mereka.
Sacha sebel banget. Karena nyatanya, Sacha yang lihai menyahuti omongan orang juga kadang kehabisan stok kata-kata kalau sudah berhadapan dengan Virgo. Mulutnya Virgo itu pedes banget soalnya, melebihi bon cabe level 10.
Sacha yang mendadak rajin mengerjakan pekerjaan rumah juga diawali oleh mulut terlaknat Virgo yang mengatakan bahwa Sacha cuma bisa ongkang-ongkang kaki aja di rumah ini. Sacha adalah tipe cewek yang memegang sapu aja masih kaku dan menghidupkan kompor aja masih bingung. Jelas Sacha tersinggung lah dibilang begitu, di depan Tante Laras pula! Jadilah Sacha menunjukkan pada keluarga ini bahwa dirinya nggak sepayah itu.
Sehabis mencuci piring, Sacha mengambil hapenya yang tadi ditinggalkannya di meja makan, dimatikannya lagu milik Maroon 5 yang setia menemaninya selama dia mencuci piring. Dengan langkah ringan, dia berjalan menaikki anak tangga, menuju kamarnya.
Namun, pemandangan cukup mengagetkan menyambut Sacha. Di depan televisi yang terletak di lantai dua, lebih tepatnya di ruangan di depan pintu kamarnya. Segerombolan cowok-cowok yang Sacha yakini adalah teman yang dimaksud Virgo barusan sedang asyik duduk-duduk sok keren di sofa dan karpet di bawahnya. Ada 4 cowok, satu diantaranya termasuk Virgo.
Kedatangan Sacha menarik perhatian empat cowok itu. Mereka berempat kompak menoleh ke arah Sacha yang hanya mengenakan baju kaos oblong dan celana khaki. Penampilan yang nggak ada kesan rapi dan cantik, menurut Sacha.
"Hei," sapa salah satu cowok yang mengenakan jersey bola berwarna biru langit, jersey Chelsea.
Sadar bahwa yang disapa adalah dirinya, Sacha cuma mengulum senyum simpul sekilas lalu melewati mereka dengan santai. Sacha berhasil masuk ke kamarnya. Tepat saat itu, Sacha dapat mendengar grasak-grusuk dari luar kamarnya. Teman-teman Virgo heboh menanyakan siapakah cewek yang barusan melintasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Big Match
Novela JuvenilBertemu kembali setelah empat tahun perpisahan itu bukanlah perkara yang menyenangkan, setidaknya itulah yang ada dalam benak Sacha ketika dia kembali bertemu dengan Virgo begitupun sebaliknya. Andai saja Virgo itu nggak serba sok dan nggak pand...