31 - Pensi

4.2K 924 300
                                    

Yang masih nyimpen cerita ini di library dan langsung buka chapter ini ketika notifikasi muncul, you are the real MVP, guys!

Selamat membaca!

***

Chapter 31

Sacha pengin banget datang ke pensi sekolah Mario, tapi dia nggak mau datang sendirian. Sisa tiket gratisan yang dikasih Mario beberapa hari lalu belum tahu mau dia kasih ke siapa. Mau kasih ke Nina, nanti nggak enak sama Uwi, mau ngasih ke Uwi, nanti nggak enak sama Nina.

Sacha sebenarnya sempat bepikir untuk mengajak Virgo, tapi semenjak menyadari perasaan yang tumbuh di hatinya, Sacha merasa agak malu. Gimana kalau Virgo menolak ajakannya ini? Gimana kalau ternyata Virgo sudah ada rencana pergi dengan Arin? Kalau itu terjadi, mungkin Sacha nggak cuma malu, tapi juga sakit hati.

Nama Kibay juga sempat muncul di benak Sacha sebagai kandidat teman nonton konsernya, tapi setelah dipikir-pikir mengajak Kibay sepertinya bukanlah ide yang bagus. Penolakan Sacha kemarin mungkin masih menyisakan sedikit rasa tak nyaman antara keduanya. Sacha juga nggak mau dicap cewek PHP karena memanfaatkan Kibay di kondisi seperti ini.

Besoknya, setelah pertimbangan panjang, Sacha akhirnya memutuskan untuk mengajak Kak Gemini saja. Karena Kak Gemini katanya lagi luang dan pengin banget ketemu Jaz, cewek itu pun tentu nggak menyia-nyiakan ajakan Sacha.

Dan tibalah hari ini, hari pelaksanaan Pensi. Pensi di sekolah Mario sebenarnya dimulai sejak pagi. Ada banyak kegiatan mulai dari perlombaan dan pameran. Namun, puncak acara baru akan dimulai pukul 7 malam nanti dimana Jaz dan HiVi sebagai bintang tamu utama akan tampil menghibur penonton yang hadir.

Pukul setengah tujuh malam, Sacha sudah siap di ruang tengah, menunggu Kak Gemini. Dia merasa penampilannya sudah cukup pantas. Jeans berwarna biru pudar melekat di kaki jenjangnya, atasannya berwarna putih berpadu abu-abu. Tak lupa dia memakai sneaker putih yang nyaman dan cocok untuk menghadiri event musik begini.

Lima menit kemudian, yang turun dari tangga bukanlah Kak Gemini, melainkan Virgo yang sudah rapi dengan celana jeans panjang dan kaus putih polos berlengan panjang yang ditariknya sesiku. Dia turun dengan santai sambil menenteng jaket denimnya.

"Eh, lo mau kemana?" tanya Sacha bingung ketika Virgo sudah sampai di hadapannya.

"Lah, katanya mau nonton pensi?" Virgo balas bertanya dengan raut bingung.

"Lo punya tiket?"

"Kan dikasih elo," balas Virgo enteng.

"Lho, Kak Gemini gimana?"

"Kak Gemini bilang gue aja yang pergi sama lo. Dia sibuk."

Mata Sacha terbelalak. "Serius? Kok dia nggak ngabarin gue?"

"Tanya aja sama orangnya sana. Dia lagi bikin tugas di kamar. Sore tadi dia maksa gue gantiin dia, katanya kasian kalo lo pergi sendiri."

Sacha menghela napas. Kalau sudah begini dia nggak bisa berkomentar apa-apa.

Akhirnya Sacha dan Virgo izin ke orang tua mereka untuk keluar malam ini. Setelah itu, mereka bersiap pergi.

Saat dalam perjalanan, dalam boncengan motor Virgo, Sacha membayangkan bagaimana tanggapan orang ketika melihat dirinya dan Virgo jalan berdua malam-malam begini. Mereka terlihat seperti pasangan kekasih yang sedang nge-date. Padahal kan, kebersamaan mereka ini sebenarnya nggak betul-betul direncanakan.

Super Big MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang