Setelah pemakaman Sehun, seluruh keluarga Kim tengah berada di ruang keluarga. Kilatan amarah terpancar di wajah Siwon. Ia tak melepaskan pandangan nya pada si bungsu yang nampak ketakutan.
Saat baru menginjakkan kaki nya di mansion, orang suruhan nya menelfon dan mengatakn bahwa di pisau yang di pakai untuk melukai Sehun hanya terdapat sidik jari Lalisa.
Awal nya Siwon tak percaya dan membantah bawahan nya itu, tapi setelah ia pikir lagi hanya Lalisa yang bersama sehun di taman. Di tambah di sana tidak ada orang lain karna kejadian itu terjadi di persimpangan jalan menuju ke dalam gang yang sangat kecil.
Setelah mendengar penjelasan bawahan nya, Siwon langsung memanggil seluruh keluarga nya ke ruang keluarga. Wajah nya merah padam dengan tangan mengepal kuat hingga menimbulkan buku buku kulit berwarna putih.
Plak~
"Dasar anak sialan!!!" Semua yang berada di ruang keluarga terkejut akibat ulah Siwon. Mereka tak menyangka orang yang lemah lembut itu dapat menampar anak nya bungsu nya sendiri.
"LISA!!" Ketiga unnie dan oemma nya menghampiri Lalisa yang tergeletak di lantai akibat tamparan kuat yang di berikan Siwon, hingga Lalisa harus terima bokong nya sakit karna terjatuh dari sofa yang ia duduki.
Darah segar mengalir dari sudut bibir nya. Terdapat bekas tamparan Siwon yang berubah menjadi merah. Lalisa semakin takut dan menangis.
"Apa yang kau lakukan appa?!!" Jisso berteriak menanyakan ulah Siwon. Ia tak terima adik kesayangannya itu di tampar oleh appa nya.
"Dia!! Dia yang telah membunuh oppa kalian!!! DIA YANG TELAH MEMBUNUH PUTRA KESAYANGAN KU!!!" teriakan Siwon mengelegar di semua bagian mansion, bahkan para maid datang karna teriakan Siwon.
"Apa maksud mu siwon-ah?!! Dia anak kita tak mungkin dia membunuh putra ku!!" Tiffany menyangkal dengan suara tak kalah besar.
"Kau tau? Mereka sudah menelfon ku dan mengatakan di pisau itu hanya ada sidik jari Lisa. Di sana tak ada orang lain selain Lisa!!! Dan itu sudah membuktikan memang anak pembawa sial ini lah yang membunuh putra ku!!" Siwon berteriak dengan derai air mata. Hati nya sakit saat mengingat putra nya itu. Dan kini hati nya semakin sakit saat tau Lalisa adalah yang membunuh Sehun.
Semua terdiam mematung. Jisso yang berumur sembilan tahun, Jennie berumur tujuh tahun, dan chaeyoung yang berumur lima tahun terlihat begitu shok.
Seharusnya anak belia seperti mereka tak boleh mendengar kata kasar itu. Tapi Siwon tak memikirkan nya, ia sudah di penuhi dengan amarah.
Tiffany berjalan mendekati Lalisa. Di lihat nya bungsu itu menangis ketakutan.
Plak~
Plak~
Buk~Tanpa perasaan di tampar dan di banting nya tubuh kurus Lalisa (udah kek Jhon Cena aja ni mbak Tiffany)
Jisoo segi setelah melihat kekerasan yang di lakukan Tiffany. Perasaan nya hancur, adik tersayang itu nya membunuh oppa nya? Entah lah pikiran jisoo kalut hanya untuk berfikir jernih.
Jeniie dan Chaeyoung masih di sana. Melihat kekerasan itu terjadi. Bahkan Siwon tersenyum saat melihat Lalisa meringis kesakitan.
"Anak sialan!! Biadap kau Lalisa!!!"
Plak~
Buk~
Buk~
Buk~Di tampar nya wajah itu lagi. Lalu di tendangi tanpa ampun. Bahkan Lalisa sudah mengeluarkan darah dari mulut nya akibat tendangan keras di bagian perut nya.
"KENAPA KAU MEMBUNUH PUTRA KU??!! KENAPA?!!!"
"Hiks.. Lisa tak melakukan itu... Lisa mencabut pisau itu karna oppa yang meminta nya hiks.... Lisa tak melakukan itu.. hiks..." Lalisa membela diri nya yang di tuduh. Sebenar nya preman yang melakukan itu menggunakan sarung tangan sehingga tak terdapat sidik jari orang lain di pisau itu.
"Kau kira aku bodoh?!!! Dasar sialan"
Dia angkat nya tubuh Lalisa tinggi tinggi oleh Siwon lalu di lemparkan ke arah dinding.Buk~
Setelah melakukan itu Siwon pergi dengan membawa kedua putri nya yang mematung menatap kosong ke arah Lalisa.
Darah itu semakin banyak keluar dari mulut Lalisa, di tambah kini kepala dan hidung nya juga mengeluarkan darah. Terlalu berlebihan sebenar nya untuk darah sebanyak itu, tapi Lalisa adalah bocah berumur lima tahun yang juga masih memiliki tubuh sensitif.
Semua maid datang membantu Lalisa, mereka membawa Lalisa ke rumah sakit terdekat. Mereka merasa iba pada Lalisa, seorang bocah berusia lima tahun di tuduh sebagai pembunuh? Bahkan nenek nenek pun tak akan mempercayainya
Entah apa yang merasuki majikan mereka itu, tapi ini benar benar keterlaluan.
.
.
.
."Bagai mana ke adaan nya dok?"
"Tulang punggung nya retak. Nona Lisa harus istirahat full selama seminggu untuk menyembuhkan nya."
Ada sedikit perasaan lega di hati maid itu, yang biasa di panggil bibi Ahn. Tapi kembali ia di ingatkan akan kejadian di mansion, tatapan nya kembali sendu saat di mana gambaran Lalisa merintih kesakitan memenuhi kepalanya.
"Saya permisi dulu masih ada pasien yang harus saya tangani"
Di tatap nya pintu berwarna coklat dengan nama LALISA KIM itu sendu. Hati nya berdenyut sakit hanya untuk melihat bagaimana reaksi Lalisa saat bangun nanti. Bini Anh tau betul jika Lalisa sangat membenci rumah sakit.
Flashback off
Hati jisoo kembali sakit saat mengingat kejadian itu. Air mata nya sudah mengalir membasahi tangan nya. Kebencian nya pada Lalisa bertambah karna ingatan itu kembali.
"Kenapa kau membunuh oppa ku Lalisa? Kenapa!" Jisoo menarik rambut nya kuat kuat. Hati nya benar benar sakit karna kejadian itu. Rasa nya seperti di hujani jarum yang sangat tajam.
"Oppa aku merindukan mu... Hiks~ kembalilah oppa... Setidak nya datang dalam mimpi ku.."
Meski tiga belas tahun sudah berlalu, jisoo masih berharap bahwa oppa nya itu kembali lagi ke dalam keluarga nya. Tidak mungkin memang, tapi jisoo terus mengharapkan nya.
31 Maret 2021
Akhirnya selesai juga ni flashback. Bonus buat kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE I LEAVE
Fantasymaaf jika aku penghancur bahgiamu~ Lalisa Cover by @soyyaasou_ Pict by pinterest