1. Mama

244 106 61
                                    

Pagi ini cuacanya begitu cerah, sama halnya dengan perasaan Khaila. Entahlah, Ia begitu semangat hari ini. Semalam Khaila di telfon Rendy. Rendy mengajaknya untuk berangkat ke sekolah bersama. Mungkin itu yang membuat Khaila bersemangat hari ini. Siapa yang tidak semangat jika berangkat ke sekolah bersama orang yang dicintai? Ya, Khaila dan Rendy sudah lama terjebak dalam perasaan itu.

Tidak, mereka tidak pacaran. Hanya terjebak dalam friendzone yang entah kapan akan memiliki status yang nyata.

Khaila berjalan menuruni tangga menuju meja makan. Disana sudah ada mama dan papa nya yang tengah menunggunya.

Khaila merupakan anak tunggal dari keluarga Geonardo, anak gadis yang sangat dimanjakan di keluarga itu.

Ayahnya seorang pengusaha yang cukup sukses, sedangkan ibunya hanyalah ibu rumah tangga tapi memiliki cafe yang sudah berdiri sejak Khaila berumur 5 tahun.

Namun akhir akhir ini Lusy (mama Khaila) sudah tidak lagi mengurus cafe itu. Kenapa? Yah, beberapa bulan yang lalu Lusy di vonis mengidap kanker Rahim.

"pagi ma, pa!" sapa Khaila berjalan menuju meja makan.

"Pagi sayang, sarapan dulu yuk!" ajak Lusy, mama Khaila.

"siap mah."

"oh ya Khai, gimana les vokal kamu?" tanya Ardi.

"baik kok pa, nanti pulang sekolah Khai mau langsung ke tempat latihan"

"ya udah Khai berangkat ke sekolah dulu ya ma,
pa!"

Khaila mencium pipi mama dan papanya bergantian kemudian berlari keluar.

"Khai, ini makanannya belum habis!" Panggil Lusy sedikit berteriak. sudah kebiasaan Khaila tidak menghabiskan sarapannya.

"Hai, udah lama yah nunggunya?" sapa Khaila pada seorang pria yg tengah menunggunya di depan gerbang rumahnya.

"nggak kok." jawab Rendy dengan senyumnya.

"cie makin tampan aja nih si ketosnya SMA Bhimasakti." ucap Khaila menggoda Rendy.

"apasih Khai, ya udah yuk ini pake helmnya!"

Khaila mengambil helm yg diberikan Rendy. sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan diantara mereka. Khaila yang sibuk menikmati udara pagi dengan angin yang menyapu wajahnya lembut, sedangkan Rendy fokus berkendara.

Tak lama akhirnya mereka sampai disekolah kebanggaan mereka, SMA Bhimasakti. Rendy membantu Khaila melepaskan helm di kepalanya.

"Makasih, Ren." ucap Khaila tersenyum manis.

Rendy menganggukkan kepalanya.

"Yuk" ajak Rendy menggenggam tangan khaila.

Mereka melewati para siswa yang meneriaki mereka. banyak yang suka atas kedekatan mereka ada pula yang menatap tak suka.

"Cie makin hari makin lengket aja nih" goda Fika, salah satu siswi kelas XI ips 4.

kelas Rendy dan Khaila berada paling ujung melewati jurusan IPS. meskipun mereka sama sama anak IPA namun mereka tidak sekelas.

"Langgeng Khai." ucap siswa yang lain.

"Adem deh liat kalian bareng gini,"

"Ih nggak cocok! cocoknya tuh Rendy sama aku."

"Bener tuh. btw Rendy makin tampan aja yah,"

"Rendy aku padamu!"

Kira kira seperti itu teriakan mereka. Rendy menutup telinga Khaila dengan kedua tangannya. tidak ingin khaila sakit hati mendengar perkataan teman temannya itu.

KhailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang