2| Crazy Mission

2 2 0
                                    

Hujan-hujan gini emang enaknya duduk anteng di kasur sambil ngehaluin Alruns, wkwkwk. Canda halu:'

Ily sejuta netijen<3

Δ  Δ  Δ

"Ditujukan kepada seluruh anggota jurnal untuk berkumpul di aula sekarang. Sekali lagi, panggilan ditujukan kepada seluruh anggota jurnal untuk berkumpul di aula sekarang. Terima kasih."

Zizi yang tadinya memainkan origami, menoleh ke arah Aruna yang tengah bersandar dengan sebuah airphone tersemat pada telinganya.

"Run." panggil Zizi menyenggol lengan gadis berambut setengah lengan.

"Kenapa, Zi?"

"Ada panggilan tuh buat anggota jurnal."

"Oh, makasih Zi." Aruna berjalan ling-lung meninggalkan Zizi yang berpandangan dengan Kirana. "Aruna kenapa? Kok kayak bingung gitu? Aneh."

"Gak tahu. Dari kemarin diem aja, gak nyahut gue ajak ngobrol."

Zizi mengendikkan bahunya, "Nanti juga cerita. Dahlah. Eh, jawaban nomer 2 apa Zi?"

"Yeee, mikir atuh mbak. Nanya mulu daritadi."

"Dih, gak boleh pelit-pelit Zi. Nanti kuburan lo sempit, mau?"

Zizi menatap Kirana polos, "Iya ya? Yaudah deh, tapi cepetan."

Δ  Δ  Δ

"HAHH?!?! Sama dia, Kak??" Aruna tidak bisa menahan pekikannya. Menunjuk laki-laki yang tampak tak peduli dengan sekitarnya. Aruna kembali menatap Kak Yuris yang tampak tak bercanda.

"Iya, sama Algha. Kenapa sih?"

Aruna menggembungkan pipinya, "Kenapa nggak sama yang lain sih, Kak? Gue gak mau sama itu orang."

"Kenapa? Algha baik kok orangnya, nggak gigit juga. Lagian nih, dia itu orang yang ada di tempat kejadian Sisil bunuh diri."

Baik? Dari hongkong kali.

"Tapi kenapa harus kasus Kak Sisil?"

Yuris mengangguk mantap, "Karena kasus itu yang lagi booming sekarang." Aruna mendesah malas, "Itu orang juga gak peduli sama misi ini kali Kak. Malah mainan hp tuh." kesalnya.

Algha mengangkat pandangannya dari layar hpnya, "Kenapa manggil gue?" tanyanya datar membuat Aruna melirik sinis.

Yuris terkekeh, "Baik-baikin tuh Algha. Gue pamit ke kelas dulu." pamitnya, menepuk pundak Algha. "Jangan galak-galak Gha, ada yang takut tuh." Aruna melotot.

"Nyebelin ah."

Terpaksa, Aruna mendudukkan diri di samping Algha. Wajahnya masih cemberut. Kenapa laki-laki ini harus jadi partnernya coba? Kenapa pula harus kasus Kak Sisil? Kenapa? Aruna berperang batin.

"Lo gak mau nolak misi Kak Yuris?"

Aruna mencolek lengan Algha, "Heh, gue ngomong sama lo. Gak peka banget sih."

Can I See You 'Again' ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang