11| Broken Promise

3 1 0
                                    

"Rasa yang mulai menerka-nerka tak bisa untuk dijelaskan."

Hollaa, Alruns!

Enjoy to reading:')

Ily sejuta netijen<3

• Part Sebelumnya •

"Mau gue sekarang lo tidur. Besok kita harus selesaiin misi kali ini."

"Jangan lupa gosok gigi, berdoa sebelum tidur."

Tuttt......

Aruna memekik pelan, merasa bibirnya berkedut tak tahan untuk mengulas senyum seraya tertawa kecil. Gadis itu memeluk boneka panda lalu memejamkan matanya.

Δ Δ Δ

Pagi hari....

Algha terkesiap, cahaya matahari yang menusuk badannya yang masih terduduk diposisi terakhir, yaitu di lantai. Dia bergerak untuk bisa beranjak. Badannya terasa kram akibat tidak berpindah posisi. Sekilas merenggangkan badannya.

Melihat jam masih menunjukkan pukul 05.00, Algha memilih masuk ke kamar mandi. Karena dia akan ke suatu tempat yang sudah pasti bukan sekolah.

Setelah berbenah memasukkan beberapa pakaian ke dalam tas, dia mematikan hpnya untuk mengantisipasi jika papanya menghubungi atau bahkan melacak posisinya. Algha menggendong tas yang terasa ringan.

Dengan santai, dia berjalan menuju pintu belakang. Dia tahu Flora pasti sudah bangun dan duduk di teras depan karena itu jika dia melewati pintu depan sudah pasti akan menjadi bahan interogasi lagi.

"Pak Kasim."

Pak Kasim, penjaga pintu belakang rumahnya yang sedang menyeduh kopi berjalan mendekat, "Lho nak Algha mau kemana? Ini masih pagi, nak."

"Algha ada keperluan, Pak. Boleh bukain pintu belakang?" pinta Algha. Pak Kasim menggaruk hidungnya, "Haduh gimana ya nak? Bapak takut nanti tuan marah. Bapak masih mau kerja disini."

"Pak Kasim tenang aja, Papa gak akan tahu selama Pak Kasim nggak bilang apa-apa."

"Yaudah, tapi nak Algha jangan terlambat pulangnya."

Algha mengangguk kecil, "Iya Pak."

Pak Kasim membuka pintu belakang, pintu yang jarang dilewati oleh anggota keluarga. Sebelum Algha pergi, dia menyempatkan untuk mencium tangan Pak Kasim yang tengah terkejut.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Pak Kasim menghela napas, "Nak Algha kasihan banget, tuan pasti marahin nak Algha habis-habisan semalam."

Algha berjalan di tengah padang rumput. Mencari sebuah halte bus. Dan dia memilih pergi seperti biasa, ketika masalah datang, dia lebih suka kabur. Sayangnya, dia lupa bahwa ada janji yang menunggu dirinya.

Δ Δ Δ

"Ayo, Aruna! Lempar bolanya jangan dipegang terus!" Arahan Pak Gara tak berbuah apa-apa, bukannya melempar bola Aruna malah menutupi wajahnya dari terpaan sinar matahari. Raut wajahnya memberengut.

Can I See You 'Again' ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang