10| Menyusun Rencana Baru

2 2 0
                                    

"Semua itu adalah takdir, bukan Sang Pencipta yang salah tetapi kita lah yang terlalu naif untuk mengakui kesalahan."

Ily sejuta netijen<3

Holla, Alruns. Gimana kabarnya hari ini? Puasanya masih full gak nih?

Happy Reading, Alrunss!

• Part Sebelumnya •

Aruna mendorong bahu Algha hingga si empu hampir saja terperosok. Kemana sifat datar, cuek cowok itu? Kenapa dia bertingkah lucu seperti ini? Bisa-bisa Aruna terbius dan melunak!

"Apaan sih! Ahahaha."

"Akhirnya Arunea ketawa. Jadi maukah Arunea pulang bersama Alghalan?"

Δ     Δ    Δ

"Gha, jangan jail deh! Balikin coklat gue!"

Aruna berkacak pinggang, melotot ke arah cowok yang dengan santai memakan sebatang coklat itu. Menggeram kesal, "Kok malah dimakan sih? Pokoknya lo harus gantiin!"

"Beli sendiri sana."

Algha berjalan mendekati bar dapur. Yap! Mereka berdua sedang di rumah Aruna yang berantakan dengan bantalan sofa yang berada dimana-mana. Niatnya untuk menyusun rencana malah terganti oleh perang bantal.

"Ck, sifat nyebelin lo tuh emang ya!" Aruna berdecak pelan, "Kapan lo pulang sih? Gue tuh mau tidur!"

"Arunea, gue udah baik mau minta maaf. Harusnya lo berterima kasih, kalau nggak gue minta maaf pasti nggak akan seperti sekarang ini."

"Ngarep lo. Kan emang salah lo, ya lo lah yang harus minta maaf."

"Susah ya ngomong sama orang yang egonya tinggi."

"Lo tuh yang egonya tinggi!"

Algha menaikkan alisnya, "Yakin? Gak salah?" tanyanya seraya tersenyum jahil.

"Aaaa, ihhh gelii. Saanaaa Ghaa. Lepasinn ihh."

Aruna berlari menghindari Algha yang mencoba menggelitiki dirinya. Dia tertawa lepas, tanpa sadar membuka dirinya lebih jauh dari hidupnya sebelumnya.

Mbok Ratni yang kebetulan ada di rumah ikut terkekeh sembari menyelesaikan masakannya di dapur.

"Sudah lama Neng Aruna nggak ketawa kayak gini." ujarnya pelan.

Setelah kejar-kejaran seperti tom and jerry, kedunya sekarang tengah menatap langit yang semakin menggelap dari teras.

"Gha, gue boleh tanya?"

"Itu udah nanya kali." jawab Algha tanpa bereaksi.

"Jangan mulai deh." Aruna mendengus, "Lo kenapa berubah? Bukannya selama ini lo itu datar, cuek, dan nggak suka minta maaf?"

Algha mengangguk, "Gue bukan powe ranger yang bisa berubah, dan gue bukan datar seperti papan triplek."

"Terkadang orang suka menyimpulkan sendiri, entah itu memang fakta atau sekedar sensasi. Semuanya itu punya porsinya masing-masing. Minta maaf itu memang sulit namun jika tidak ada yang meminta maaf duluan, apakah dunia ini masih damai? Apakah dunia ini masih dipenuhi orang baik?"

Can I See You 'Again' ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang