• Arunea dan Alghalan : Going Together •

1 1 0
                                    

Inget jangan lupa vote, gara-gara keenakan baca akhirnya pasti gak vote.

Enjoy to reading!

Δ   Δ   Δ

"Ya udah, nanti kamu numpang aku aja Arunea. Kan bisa hemat ongkos juga." Kirani menganggukkan kepala, menarik tangan Arunea untuk ikut dengannya.

Zizti mendengus, "Ahh tidak bisa! Aku duluan yang mengajak Arunea pulang bersamaku." jawabnya penuh kesal.

Kirani melotot, "Nggak! Pokoknya Arunea harus pulang bersamaku. Kamu sekali-kali ngalah kek dari aku. Nyebelin tahu nggak?"

"Ngalah kok sama kamu, kiamat kali." ledek Zizti, menjulurkan lidahnya.

Birdan menutup kedua telinganya, benar-benar menyesakkan berada di antara perdebatan panas ini. Laki-laki itu bergerak memisahkan kedua tangan Arunea yang dicekal erat oleh kedua gadis itu.

"Sudah sudah! Biar Arunea saja yang menentukan dia mau pulang bersama siapa. Biar adil." ujar Birdan, menengahi.

Arunea tersenyum canggung, "Maaf ya teman-teman. Aku tidak bisa ikut pulang bersama salah satu dari kalian. Aku masih ada urusan. Lagi pula, aku juga tidak mungkin memilij diantara kalian 'kan kalian teman aku juga." jelasnya.

Birdan menjentikkan jarinya, "Tuh dengerin. Arunea itu ada urusan. Mending kalian menawari aku saja."

Zizti membuang muka, "Enggak ah, rumah kamu jauh. Sama Kirani aja."

Kirani menggelengkan kepala, "Rumah aku berlawanan sama rumah kamu, Birdan. Kamu juga biasanya pulang bersama teman kamu itu."

"Emang ya kalian itu pelitnya bikin melilit. Ya udah aku mau pulang dulu, mau nyari tumpangan." ketus Birdan.

Zizti terkekeh geli, "Birdan itu menggelikan, kayak anak cewek aja. Oh iya, Arunea kamu mau pulang kapan?"

"Sekarang mungkin. Kalian mau pulang sekarang?" tanya Arunea. Keduanya mengangguk lelah, "Iya, aku mau mandi. Tubuhku sangat lengket, aku butuh sauna di rumah."

"Yaudah, mari kita ke gerbang sama-sama."

Ketiganya berjalan beriringan menuju gerbang utama.

Arunea melambaikan tangan ke arah Zizti dan Kirani yang sudah terbang. Arunea berjalan ke arah jalan besar untuk mendapat tumpangan.

"Hai, maukah kamu pulang bersama ku?" tanya laki-laki yang tadi meramalnya. Arunea berdecak, "Aku bisa pulang sendiri."

Yang benar saja, kita baru ketemu dan dia ngajak pulang bareng, gengsi lah.

"Iyakah? Kalau gitu, aku ramal suatu saat nanti kamu akan pulang bersamaku menaiki keladi ini." ucapnya sungguh-sungguh.

Arunea menatap sekilas laki-laki itu, berjalan menuju angkutan delman tanpa berbicara apa-apa lagi. Arune juga merasa laki-laki itu tidak mengejarnya.

Syukurlah dia tidak mengikutiku. Dia itu bikin aku risih saja.

Baru saja, delman ini akan berangkat tiba-tiba laki-laki itu duduk di samping Arunea.

Can I See You 'Again' ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang