Part 8

27 8 8
                                    

Sudah 5 hari abi di rawat, tetapi dokter tak kunjung memperbolehkannya untuk pulang ke rumah.

Abi menatap langit-langit kamarnya. Demi apapun sungguh ia sangat bosan berada disini. Dia hanya sendiri disini, tidak ada yang menemaninya. Jika saja ada orang yang menemani dia, mungkin dia tidak akan bosan seperti sekarang.

Semenjak abi sadar 4 hari yang lalu, Morgan tidak lagi memunculkan batang hidungnya. Entah kenapa ia menjadi enggan untuk melihat abi yang sudah sadar.

Sekarang abi memikirkan tentang olimpiade itu, apakah ia akan sanggup mengikutinya dengan keadaannya yang seperti ini. Apalagi olimpiade itu akan berlangsung 1 bulan lagi. Bahkan abi pun belum mempelajari materi untuk olimpiade itu.

Memikirkan itu membuat kepala abi terasa pusing, ia pun menepuk-nepuk kepala nya, berharap agar pusing nya sedikit menghilang.

*****
Di lain sisi Elisa, Clara, dan Morgan sedang berkumpul di rooftop. Elisa  menyuruh Morgan untuk menemuinya disitu, ia ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi diantara Morgan dan Abigail.

"Jadi?" Tanya Morgan

"Jadi apa? Kita sebenernya ngapain sih disini" ujar Clara yang tidak tahu apa apa.

"Apa yang sebenarnya terjadi diantara lo dan Abi?" Tanya Elisa to the point

"Kita ga ada apa-apa" elak Morgan

"Loh? Morgan sama Abi pacaran ya?" Tanya Clara. Clara memang sedikit lemot, jadi wajar jika dia bertanya seperti itu.

"Ra, lo pilih diem atau keluar?" Jawab Elisa dengan menatap tajam Clara. Clara yang di tatap seperti itu pun memilih untuk diam saja. Elisa sungguh mengerikan jika sedang serius, pikirnya.

"Jelasin ke gue sekarang!" Ujar Elisa dengan tatapan tajam nya ke Morgan

"Gue harus jelasin apa lagi sih el?" Elak Morgan sekali lagi.

Morgan yang dipandang seperti itu hanya mengalihkan pandangannya.

"Morgan, tatap mata gue!" Perintah Elisa

Morgan terus saja mengalihkan pandangannya.

"MORGAN TATAP MATA GUE!" gertak Elisa dengan menggebrak meja yang ada di depannya. Membuat Clara dan Morgan terkejut.

Morgan akhirnya memberanikan diri untuk menatap mata Elisa.

"Jelasin ke gue sekarang!"

Morgan tidak punya pilihan lain, ia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi diantara ia dan Abi.

"Gue suka sama abi"

Clara yang mendengar penuturan Morgan pun terkejut bukan main.

"Udah gue duga, lanjutin" jawab Elisa

"Abi tau kalo gue suka dia, dan dia milih jauhi gue agar gue ngerasa benci sama dia dan juga biar perasaan gue ke dia hilang"

"Dan jujur, gue justru ngga ngerasa benci ke dia, tapi rasa cinta gue ke abi itu kian bertambah el, gue gatau lagi apa yang harus gue lakuin"

"Waktu abi pingsan, jujur gue juga udah mati-matian buat nahan diri biar ga nyamperin abi. Tapi hati kecil gue berkata kalo gue harus nyamperin buat nolongin abi" Jelas Morgan dengan tatapan sendunya.

Elisa yang mendengar penjelasan dari Morgan pun menghelaikan nafasnya. Sungguh pendek pikiran si Morgan, pikirnya itu.

"Lo berdua ikut gue sekarang" ujar Elisa yang kemudian turun dari rooftop. Menyisakan Clara dan Morgan yang sedang kebingungan.

*****
Elisa, Morgan, dan Clara tiba di rumah sakit, dimana Abi di rawat.

"Lo ngapain bawa gue kesini?" Tanya Morgan.

"Ya ketemu Abi lah, emang buat nyari suster ngesot" sewot Elisa

"Ya tapi buat apa?"

"Buat ngelurusin masalah kalian berdua"

"Apa yang harus di lurusin lagi?"

"Banyak bacot lu anj"

Clara yang mendengar perdebatan mereka berdua sungguh pusing, bisa-bisa nya baru tiba di area parking rumah sakit, mereka sudah debat.

"Berisik anjir" teriak clara di tengah berdebatan mereka.

Clara pun menarik mereka berdua menuju kamar rawat Abi.

Setelah sampai, mereka bertiga pun mengetok pintu dan kemudian masuk ke dalam ruangan itu.

Terlihat abi yang sedang makan buah pun tiba-tiba duduk tegak karena melihat kedatangan mereka, ah bukan mereka tapi morgan.

"Lo ngapain kesini? Bukannya--" ujar Abi.

"Gue yang minta dia buat kesini" jawab Elisa memotong ucapan abi.

Abi memutar bola mata nya malas, ia sungguh enggan untuk melihat Morgan.

"Lo tu egois" ujar Elisa kepada Abi.

"Gue? Egois? Dimana nya?" Jawab Abi.

"Iya lo tu egois, sampai-sampai lo jauhin morgan cuma karena morgan suka sama lo dan lo ga suka morgan" jelas Elisa.

"Ya terus gue harus apa lis? Bales perasaannya morgan? Gue ga sejahat itu dan gue juga ga suka sama dia!" Jawab Abi.

"Maksud lo apa?!"

"Elisa udah, abi masih sakit" ujar Morgan menengahi mereka.

"Lo ga usah belain gue!" Ucap Abi sambil menunjuk Morgan.

"Lo tuh kenapa sih bi?!" Ucap elisa dengan meninggikan suara nya.

"Gue? Terus gue harus apa yang menurut lo bener?! Gue jauhin Morgan salah, gue bales perasaannya Morgan ntar lo cemburu" jawab Abi dengan menggebu gebu.

"Maksud lo gue cemburu tu apa?!"

"Lo suka kan sama Morgan?! Gue tau lis!"

Morgan, Elisa, dan Clara pun terkejut mendengar penuturan Abi.

"Gue bisa baca isi hati lo!" Ucap abi

"JADI KENAPA LO LANGSUNG MENILAI KALO GUE EGOIS HAH?! LO TAU GA APA YANG GUE RASAIN SAAT LO BILANG KALO GUE EGOIS?!" ucap abi dengan suara tinggi.

"Gue ga suka sama Morgan!" Elak Elisa.

"Udah lah lis, sekali pun lo ngelak gue tetap bisa tau" jawab abi yang mungkin sebentar lagi akan menangis.

"MAKSUD LO APA BILANG KEK GITU DI DEPAN BANYAK ORANG LAGI!" gertak Elisa.

"Bagus kan? Biar orang yang lo suka tu peka, biar dia ga ngejar-ngejar gue lagi" jawab abi dengan senyum miring nya.

"Bangsat lo!" Marah elisa yang sebentar lagi akan menjabak rambut abi.

Morgan dan Clara yang melihat Elisa akan mencelakai Abi pun langsung memegangi elisa.

PLAKK..

"ELISA SADAR!" gertak Clara sambil menampar pipi elisa.

Elisa yang ditampar pun menatap nanar Clara, bisa-bisa nya ia menamparnya di depan morgan.

"TERUS AJA BELAIN ABI" ucap elisa dengan tawa getirnya dan melenggang pergi dari kamar rawat abi.

Clara dan Morgan pun pergi menyusul Elisa, karena takut terjadi apa-apa, apalagi disaat Elisa sedang emosi karena dibutakan oleh cinta.

"ARRGGHHH" teriak abi sambil melempar semua barang dan makanan yang ada di nakas tempat tidur nya.

Kali ini lagi-lagi abi tidak bisa mengontrol emosi nya lagi. Dan asma nya pun kumat lagi.

Abi buru-buru menekan tombol yang ada di dekat tempat tidurnya untuk meminta bantuan kepada suster

"T-tolong s-ssaya" ucap abi dengan suara terbata-bata.

ABIGAILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang