Awal Teror

53.9K 4.1K 216
                                    

WARNING ‼️

TYPO BERTEBARAN

_____________

Drtt....drttt.....drttt....

Dahi Ryu mengernyit bingung saat melihat nama siapa yang tertera di handphone nya saat ini, Yumi? Kenapa dia menghubunginya, padahal baru saja dia sampai di café tapi kekasihnya ini sudah menelfon

"Hal..."

"RYU HIKSS CEPAT PULANG AKU TAKUT" mendengar suara teriakan kekasihnya, tanpa basa basi Ryu mengambil kembali  jaketnya yang baru saja ia lepas lalu beranjak pergi  meninggalkan ruangannya

"Bos kau mau kemana" tegur salah satu karyawannya ketika melihat Ryu yang keluar dengan tergesa-gesa dari ruangannya

Ryu menoleh "Mitsuo aku pasrahkan cafe padamu, aku harus pergi, kekasihku sepertinya berada dalam masalah" setelah mengatakan itu Ryu langsung segera berlari meninggalkan cafenya 

"Halo Yumi kau bisa mendengar ku?"

"Hiks...bisa" Ryu semakin panik ketika mendengar suara parau dari kekasihnya itu

"jangan takut oke aku sudah dalam perjalanan pulang, jangan matikan telfonnya, aku akan segera sampai"

"hiksss baiklah"

*
*
*
*
*

Brak....

"Yumi" teriak Ryu panik ketika ia tidak menemukan keberadaan kekasihnya itu di dalam apartemen mereka

Mereka berdua memang memutuskan untuk tinggal bersama setelah satu tahun hubungan mereka, makanya Ryu bisa dengan leluasa masuk kedalam apartemen itu

"Yumi" teriaknya lagi, namun tetap tidak ada jawaban

"Hiksss...hiksss..." Ryu menghentikan langkahnya ketika sayup-sayup ia mendengar suara isakan dari arah dapur

"Yumi" wanita itu mendongak lalu menghambur ke dalam pelukan Ryu

"Ryu hiks..aku takut..hiks"

Ryu menepuk-nepuk pelan punggung Yumi untuk menenangkan kekasihnya itu "ada apa hmmm? Ceritakan padaku"

"Ta...ta...tadi...tadi...tadi...hiks"

"Syuuuut tenang oke, ayo kita duduk dulu, kau pasti lelah bukan ayo kita duduk dulu" ajak Ryu sambil membawa tubuh wanita yang sangat ia cintai itu menuju sofa

"Ada apa hmm?" Tanya Ryu lagi

"Tadi saat kau pergi, aku mendengar ada suara orang dari arah dapur, aku pergi untuk mengeceknya ternyata tidak ada siapapun di sana, awalnya aku pikir itu hanya halusinasi ku saja tapi saat aku ingin pergi ke kamar mandi, di sana...di sana...hiks"

"Syuttt perlahan oke, tenangkan dirimu" Yumi mengangguk

Yumi menarik nafasnya lalu mulai bercerita kembali "saat aku pergi ke kamar mandi hiks...di dalam bathtub ada..ada mayat hiks, tubuhnya terpotong-potong, entahlah aku tidak melihatnya dengan jelas tapi aku yakin kalau itu tubuh manusia hiks...aku sangat takut Ryu hiks.. aku takut" Ryu kembali memeluk kekasihnya itu

"Tenang oke, aku akan mencoba mengeceknya kau tunggulah disini" Yumi menggeleng ia menarik tangan Ryu saat pemuda itu ingin beranjak meninggalkannya

"Tidak Ryu, lebih baik kita pergi saja dari sini hiks.. ayo Ryu kita pergi" desak Yumi dengan wajah yang sudah menggambarkan jelas bahwa dia sangat ketakutan

Ryu tersenyum mencoba menenangkan kekasihnya itu, ia mengusap Surai Yumi pelan "semuanya baik-baik saja, percaya padaku" akhirnya Yumi mengangguk

Ryu berjalan menuju kamar mandi, dia membuka pintunya dengan perlahan dan...... hup, tidak ada apapun didalam sana, semuanya bersih. Ryu menghela nafas pelan, dia menoleh kearah Yumi yang sedang duduk di atas sofa dengan posisi meringkuk memeluk lututnya

Melihat keadaan kekasihnya saat ini tidak mungkin kalau dia berbohong, tapi kenyataannya tidak ada apa-apa di dalam sini

"Bagaimana" tanya Yumi ketika melihat kekasihnya itu kembali

Ryu menggeleng "tidak ada apa-apa di dalam sana"

Yumi menggeleng ribut "tidak pasti ada hiks, aku yakin aku melihatnya sendiri hiks, aku masih waras Ryu, aku belum gila" Ryu memeluk kekasihnya itu dengan erat

"Jangan berbicara seperti itu oke, aku percaya padamu, ayo kemasi barang-barang mu, kita akan pergi dari sini sekarang juga" Yumi membalas pelukan Ryu tidak Kalah eratnya

Dia mengangguk "terimakasih, terimakasih karna sudah percaya padaku, dan tidak menganggap ku gila" ujarnya pelan sambil terus terisak

"Apapun untukmu"

Tanpa mereka berdua sadari ada seseorang yang sedari tadi mengawasi mereka berdua sambil menenteng sebuah kantong kresek di tangannya

"Ini sangat mudah" ujarnya sambil menyeringai

"Okkk, dan terimakasih untukmu karna sudah membantuku... Suster.... Hahahahahahahaha"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Hai, gue kembali

Gue mau minta pendapat kalian tentang cerita ini, gue punya beberapa fantasy untuk kedepannya tapi gue gak yakin kalian bakalan sanggup buat ngebaca nya soalnya sepertinya terlalu sadis menurut gue

Menurut kalian gimana?, Mau gue terusin apa enggak, kalau kalian kuat, gue bakalan nuangin semua fantasi gue, tapi kalau kalian merasa gak sanggup gue bakalan skip adegan" yang menurut gue sadis, gimana?

Gue tunggu komenan kalian 👍🏻

***

Tolong hargai penulis dengan cara memberikan vote dan komentar. Itu akan sangat membantu penulis untuk lebih semangat.

Terimakasih

Psikopat [BXB] 🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang