WARNING ‼️
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, DAN PEMBANTAIAN, JADI BAGI YANG TIDAK BISA ATAU TIDAK SUKA DENGAN HAL-HAL YANG BERBAU KEKERASAN SILAHKAN DI SKIP AJA ATAU PINDAH KE LAPAK LAIN, KARNA AUTHOR TIDAK MAU BERTANGGUNG JAWAB ATAS KELUHAN APAPUN
TERIMAKASIH
______________________________
Tambahan,
Bagi yang mau puasa besok, author saranin jangan dulu baca chapter ini, bacanya pas nanti di hari raya aja
😊👍🏻
___
"ahhhh akhirnya selesai juga" Ryu menatap bangga ke arah cafe yang dia desain sedemikian rupa agar terlihat sangat elegan dan romantis, dia sengaja menutup cafenya lebih cepat agar bisa menyulap cafe itu untuk tempat makan malam romantis dengan Yumi malam ini
Ryu merogoh ponsel yang ada di dalam sakunya, dia mengernyit ada banyak panggilan masuk dari Yumi. Dia mencoba menelfon kekasihnya itu, namun hanya suara operator yang ia dengar dari seberang sana
Ryu akhirnya menyerah, dia cepat-cepat mengambil mantelnya lalu berlari keluar dari dalam cafe, perasaannya tiba-tiba tidak enak, jangan-jangan peneror itu kembali
Ryu kembali mengernyitkan dahinya, kenapa banyak polisi di depan gedung apartemennya bahkan ada wartawan juga, perasaannya semakin kalut entah apa yang terjadi tapi ia merasa dadanya sangat sesak, ryu mencoba menerobos masuk kedalam apartemennya tapi ia dihalangi oleh polisi yang ada di sana
"Pak saya harus masuk pak, pacar saya ada di dalam" mohon Ryu
"Maaf mas tidak bisa, gedung ini sedang di sterilisasi karena sudah terjadi pembunuhan di gedung ini"
Tubuh ryu melemas "pem__pembunuhan"
"Ya mas"
"Ka__kamar nomor berapa pak"
"121" tubuh Ryu ambruk dan terjatuh ke tanah, akhirnya kakinya tidak kuat lagi menopang berat tubuhnya
121 itu nomor unit kamarnya, ini tidak mungkin, jika dia di sini maka yang ada di sana adalah....
"Yumi......." Teriak Ryu frustasi, dia kembali mencoba menerobos petugas yang ada di sana
"Mas anda tidak boleh masuk" cegat petugas itu lagi
"Pak tolong lepaskan saya pak, pacar saya ada di dalam pak hiks, dia sedang menunggu saya pak, lepas!!!" Erang Ryu frustasi, dia mengusap kasar air mata yang mulai menganak sungai di pipinya
"Pak saya mohon pak, kekasih saya ada di dalam pak, dia pasti sedang ketakutan saat ini"
Di saat semua kekalutan yang terjadi di sana, seseorang berbaju serba hitam menyeringai puas melihat wajah frustasi milik Ryu
"Itu salahmu baby, kau yang memulai ini, aku hanya menyelesaikannya saja" ujarnya sambil menjilati tangannya yang berlumuran darah "cuih, darah jalang itu benar-benar pahit, aku harus membersihkan ini cepat"
.
.
.
.
.*Sekali lagi author peringatkan part ini mengandung unsur kekerasan jadi bagi yang tidak suka silahkan di Skip
Terimakasih
.
.
.
.{Flashback}
Yumi berdecak kesal karna sudah berkali-kali ia berusaha menghubungi Ryu namun kekasihnya itu tidak mengangkat telepon darinya
Brak...
Tubuh Yumi tersentak kaget "Siapa di sana? Ryu? Kau kah itu" tidak ada jawaban
Brakk....
"Siapa di sana?" Masih tidak ada sahutan, tubuh Yumi mulai bergetar takut, jangan-jangan peneror itu kembali
Walau dengan takut-takut Yumi berusaha mendekati asal suara,namun ketika sampai ke asal suara tubuhnya tercekat, di dalam kamarnya seseorang berpakaian serba hitam sedang berdiri membelakanginya
Yumi mengambil tongkat baseball yang memang sengaja Ryu beli untuk dirinya jika peneror itu kembali
Yumi berjalan mengendap-endap mendekati tubuh peneror itu lalu bersiap memukulkan tongkat baseball itu pada orang yang ada di depannya
"Aaaaa"
Crass..
Terlambat sebuah pisau sudah menancap apik di leher Yumi bahkan sampai menembus ke belakang, lelaki itu tersenyum bangga, bahkan dia tidak perlu repot-repot membalikkan badannya, lemparan pisaunya ternyata sangat akurat, menancap sempurna di tempatnya
Brak...
Tubuh Yumi ambruk dengan darah yang mengalir deras dari lehernya
"A...a..a" tubuh Yumi mulai kejang-kejang
"1, 2" laki-laki itu mulai berhitung "3 dan____ selesai hahahahaha" laki-laki itu tertawa terbahak-bahak ketika melihat tubuh Yumi yang sudah terbujur kaku tak bernyawa
Pria itu menyeringai lebar sambil mendekati tubuh tak bernyawa milik Yumi
Crass..
Dia mencabut pisau yang menancap di leher Yumi dengan watadosnya, kalian tau bukan jika ada tipe psikopat yang tidak akan puas jika incarannya mati dengan tubuh yang masih utuh, begitu juga dengan Kenzo. ya Kenzo, Pemuda yang menjadi dalang dari kekacauan ini
"Wanita yang malang" gumamnya
"Wah sepertinya ini akan bagus jadi tambahan koleksi milik ku"
Crasss
Kenzo mencongkel kedua bola mata Yumi hingga terlepas dari tempatnya sambil sesekali tertawa cekikikan ketika darah yang keluar dari kelopak mata Yumi muncrat mengenai wajahnya
"Bibir ini, aku sangat membencinya" ujar Kenzo, dengan gilanya pria itu menancapkan Pisau yang sedari tadi ia pegang ke mulut Yumi lalu menyayat nya sampai ke telinga wanita malang itu
"Aku penasaran apakah Ryuku masih akan mencintaimu jika melihat wajah ini aku rusak, hihihi"
Clok clok clok clok
Kenzo kembali menyeringai sambil menusuk-nusukkan pisau miliknya pada wajah Yumi hingga wajah yang sebelumnya sangat cantik itu tidak terbentuk lagi
"Hah, ini sangat menyenangkan" Kenzo beranjak mengambil kapak yang sudah ia persiapkan sebelumnya
Takk
Satu hentakan dan tangan kanan wanita itu berhasil lepas dari tubuhnya
Takk takk takk
Kenzo memotong-motong tubuh Yumi dengan riangnya bahkan terdengar senandung kecil yang keluar dari bibirnya
"Ah dan untuk pertunjukan akhirnya" Kenzo kembali mendekati tubuh Yumi
Srattt
Tanpa rasa jijik Kenzo membelah tubuh Yumi dan mengambil hatinya "aku membutuhkan ini untuk makan malam romantis ku nanti, hahahahahaha"
.
.
.
.
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat [BXB] 🔞🔞
AcakBagaimana jadinya jika kebaikan yang kau lakukan malah berubah menjadi bumerang bagi dirimu sendiri Itulah yang terjadi pada Ryu, seorang pria mungil yang akhirnya harus berurusan dengan seorang psikopat karna kebaikan yang ia lakukan Ingin tau kela...