Zehntel

6.3K 796 105
                                    

JUNG BEOMGYU tersentak kecil kala merasa bahwa mobil yang ia tumpangi kini berhenti. Ia mendongak menatap sang calon ipar. "Na, apa kita cudah tampai di mansion Glandpa?"

Jaemin menoleh, lalu menggeleng lengkap dengan senyum sembari melepas sabuk pengaman. "Belum Gyu, sekarang kita sedang di markas Uncle Yuta. Ada yang harus Nana urus terlebih dulu sebelum kita pulang. Tak masalah kan?"

Mata beserta mulut Beomgyu membulat dengan raut binar. Benarkah bahwa sekarang ia berada di markas Na Wickedest? Wah, ini sangat menakjubkan! Dulu sejak mengetahui bahwa Uncle Yuta memiliki markas yang begitu besar dengan nama Na Wickedest, membuat ia ingin sekali mendatangi markas ini. Namun semuanya menolak untuk membawanya kesini—kata mereka dia masih sangat kecil. Ck.

Beomgyu mengangguk dengan cepat. "Hum! Tak masalah Na!" ia tersenyum begitu lebar. Sudah tak sabar untuk segera masuk kedalam markas sang Uncle.

Sudah diduga, seharusnya Jaemin tak perlu bertanya lagi karna ia sudah sangat mengenal Jung Beomgyu. "Baiklah, sebentar." Tanpa membuang waktunya, lelaki manis itu langsung menjulurkan tangannya ke Dashboard; mengambil sebuah topi kecil yang pas dengan kepala si adik ipar, dan juga sebuah kacamata hitam yang pas dengan ukuran mata si bungsu Jung.

"Eh," Beomgyu mengerut bingung kala Jaemin memakaikannya topi dan kacamata. "Ini untuk apa Na?"

Jaemin tersenyum puas melihat penampilan Beomgyu. Meskipun hanya menggunakan dua benda, tapi ia merasa bahwa itu sangatlah sempurna. Lalu ia beralih menatap lurus kearah si kecil yang masih mengerutkan kening. "Menyamar, karna wajah Gyu tak boleh ada yang melihatnya. Disini cukup berbahaya."

Ah, untuk itu Beomgyu bisa memahaminya. Jadi ia hanya mengangguk menanggapi. Kemudian sang calon ipar membawanya keluar dari mobil dan dan berjalan memasuki markas tangan kanan Cruel Jung.

Dengan wajah datar, Jaemin mengangguk samar menanggapi sapaan dari beberapa Subordinate yang menjaga Markasnya. Ia terus melangkah menuju sebuah ruangan sembari menggeman erat jemari si kecil yang sejak memasuki Markas tadi, terlihat bungkam dan tak ingin mengeluarkan suara sedikitpun. Adik iparnya itu sudah cukup mengerti dengan setiap keadaan didunia bawah.

Meskipun begitu, sebenarnya sejak tadi Beomgyu sudah berdecak kagum dalam diam. Dibalik kacamata hitam yang dikenakannya, matanya berbinar sempurna melihat sekeliling markas itu. Tak ada yang mencolok memang, namun dinding markas terlihat cukup Elegan dimatanya; berwarna hitam pekat yang terlihat sedikit mengkilat, ditambah beberapa pernak pernik yang dipajang seperti kepala Rusa dan Banteng.

"Dugaanku benar, dia pasti disini." gumam Jaemin setengah berbisik. Ia berseringai kecil melihat seorang pria paruh baya yang sedang duduk didalam ruang utama markas Na Wickedest. Ia lantas membawa sang adik ipar memasuki ruangan itu. "Selamat sore Paman Jang."

Sang pemilik nama terkejut mendengar sapaan itu. Ah, sial! Dia tertangkap basah sedang duduk santai menikmati kursi si Tangan Kanan Cruel Jung. Pria paruh baya itu lantas berusaha menutup kegugupannya dan berdiri dari kursi Nakamoto Yuta. Dengan wajah yang terlihat cukup angkuh, ia membawa dirinya ke sofa yang sedang diduduki oleh putra atasannya.

"Selamat sore kembali. Apa ada sesuatu yang penting hingga membuat anda datang kesini, Tuan Na?"

Oho! Si tua bangka ini. Begitu ringan bertanya, seolah ruangan ini adalah miliknya. Ck, benar-benar tak tahu posisi! Jaemin bahkan tak membutuhkan pertanyaan seperti itu ketika mendatangi markasnya sendiri. Ia bebas akan hal itu. Tapi sudahlah, Jaemin tak ada waktu untuk mempermasalahkannya. Lelaki manis itu sekarang malah memasang senyum miring. Jangan lupakan si kecil Beomgyu disampingnya yang terlihat menatap lurus kearah pria paruh baya dihadapan mereka dengan raut datar.

After Our Cruel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang