vigésimo

4.9K 565 43
                                    

DISELA persiapan pernikahan si sulung,  Jaehyun membawa si tengah untuk bertemu dengan Ayahnya. Ada yang harus mereka selesaikan sebagai penerus Jung.

Mereka berdua memasuki Mansion raksasa milik Deadly Eagle. Disambut oleh Maid yang berjejeran rapi didepan pintu. Sekitar 20 puluh Maid. 10 sebelah kiri, dan dengan jumlah yang sama di sebelah kanan.

Jaehyun menatap Maid paling depan dibagian kanan. "Dimana Ayah?"

"Telah menunggu diruang Blackiest, Tuan."

Jaehyun mengangguk, kemudian mengode Jeno untuk mengikutinya menuju ruang Blackiest. Dan benar saja, Jung Yunho berada didalam ruangan itu.

Yunho menoleh, lalu menyimpan senapan nya diatas meja dihadapan. "Kemarilah."

Sepasang Ayah-Anak itu mengangguk dan menduduki diri tepat dihadapan si Jung yang lebih tua.

"Memang sudah saatnya?" Jeno membuka suara. Jaehyun menoleh kearahnya.

Yunho mengangguk, "Sudah sepatutnya diusiamu yang sekarang."

Jeno ikut mengangguk. Sebenarnya masih belum menyangka, bahwa sekarang ia sudah harus menanggung Poison Harpy yang dimiliki oleh sang Daddy.

Sedang Jaehyun saat ini nampak cukup risau ditempat. Ia masih memandangi putranya dengan khawatir, lalu kembali menatap Ayahnya.

"Apa tidak bisa ditunda?"

Tersenyum, Yunho sangat tahu kekhawatiran Jaehyun yang sudah nampak sejak pertama kali ia memberitahu. "Tenanglah, Jay. Itu tak akan terjadi."  ia meyakinkan.

Jaehyun menghela nafas, lalu menoleh kearah Jeno. "No, apa kau sudah siap?"

Jeno membalas tatapan Jaehyun. Dia tak tahu apa sebenarnya yang dikhawatirkan oleh Daddy nya. Namun meski begitu, ia tetap mengangguk kala menyadari sang Kakek yang menatap penuh harap. 

"Aku sudah siap, Dad."

Yunho tersenyum lebar mendengar itu. Tanpa memedulikan Jaehyun, ia bangkit dari duduknya dan berjalan kearah lemari yang ada diruagan itu.

Khusus untuk menyimpan Anak dari Deadly Eagle.

Lalu pria tua itu kembali kearah sofa dan duduk tepat dihadapan Cucunya.

Menghembuskan nafas panjang, Jaehyun memegang bahu Jeno menggunkan tangan kirinya. Kemudian Yunho menyodorkan sebuah Keris yang berwarna hitam kelam dengan ujung mata yang berbentuk Mulut Elang kepada Jeno.

"Jangan lepaskan itu dan jangan membuka mata. Apapun yang terjadi."

Pesan Yunho tersebut diangguki oleh sang empu yang mulai memegang ujung kepala keris yang seperti mulut Elang tersebut.

Yunho menatap Jaehyun sejenak. Ketika mendapat anggukan kepala, ia mulai menatap tajam Jeno yang sedang memejamkan mata. Beberapa detik kemudian, sebuah sayap berwarna Hitam pekat muncul dari balik punggung Yunho.

Jaehyun yang melihat itu, lantas meremas bahu Jeno karena merasakan ada bagian penting didalam tubuhnya yang direnggut paksa. Pula ia merasa didorong oleh sesuatu yang berat dari balik punggung. Yang sebenarnya itu adalah sayap Hitam Pekat milik Yunho.

After Our Cruel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang