Trentotto [END]

4.6K 440 37
                                    

Dark Trail menggeram rendah. Emosi sudah berada di puncak kepala sejak tadi.

Sial, sesusah itu untuk melepaskan borgol di belakang tiang yang disandarinya. Jemarinya bahkan sudah sangat pegal untuk berusaha memasukkan sesuatu kedalam gembok borgol yang melingkari kedua pergelangan nya.

Seharusnya tidak sesusah itu karna ia sudah pernah berada dalam posisi saat ini.

"Bajingan!"

Ia menyerah. Percuma!

"Hey."

Seseorang memasuki penjara bawah tanah milik Phoenix itu. Dark Trail lantas menoleh dengan wajah datar.

"Lama menunggu, Hwang?"

Itu suara Mark. Dan Hwang Hyunjin hanya mendengus tak menjawab.

Klik!

Satu-satunya lampu yang berada di tengah ruangan itu menyala. Begitu remang namun mereka mampu saling melihat.

"Aku membawa putraku untukmu."

Hyunjin tak merespon. Yang dilakukan hanya menatap bocah di gendongan Mark. Dalam kepala ia mencoba mengingat-ingat.

"Kau mengingatnya?"

"Dad, tiapa paman itu?" Soobin yang sejak tadi diam digendongan sang Daddy pun bertanya.

Mark tersenyum miring dan membawa putranya mendekati Hyunjin. "Cobalah berkenalan sayang." bisiknya.

Soobin yang polos, hanya mengangguk dan menjulurkan tangan. "Ayo paman, tita kenalan."

Hyunjin mendengus kasar. "Menjauh dariku, Mark! Jangan mempermainkan aku bajingan!"

"Hey, aku hanya memperkenalkan putraku padamu untuk pertama dan terakhir kali. Kau pasti sadar bahwa hidupmu sudah tak lama sekarang."

"Tapi aku tidak membutuhkannya badebah! Lagipula tanpa berkenalan aku sudah mengetahui nama putramu!" ujar Hyunjin emosi. Ingin sekali memukul wajah Mark jika tangannya tak di borgol.

Emosi sudah di puncak kepala tapi tak bisa melakukan apapun itu sangat menyiksa batinnya.

"Ohya? Kau sudah mengetahui nama putraku?"

Hyunjin tak menjawab.

"Coba sebut jika kau tahu, Hwang."

Hyunjin tetap tak menjawab.

"Sebut, Hwang."

Membuang nafas kasar, Hyunjin menatap nyalang ke arah Mark. "Flower Prince, PUAS KAU?!"

Mark menyeringai lebar. "Ya, sangat puas."

Kini Hyunjin melebarkan mata melihat bocah yang berada di gendongan Mark tiba-tiba menjadi sosok yang mengerikan dan tak bisa dikenali.

Apa maksudnya ini?!

Soobin kecil yang berada di gendongan sang Ayah, berapa detik lalu telah dikuasai jiwa Malphas begitu julukan kelam miliknya disebut.

Satu-satunya cara memanggil jiwa Malphas yang telah lama Mark tanam didalam diri Soobin ialah cukup menyebut julukan itu.

Tentunya semua pihak dunia bawah mengetahui hal ini. Namun anehnya, kenapa Hyunjin tidak tahu menahu sama sekali?

After Our Cruel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang