Il ventiduesimo

5.1K 512 41
                                    

SEORANG lelaki menutup mulutnya dengan shock. Derai air mata sontak tak bisa ditahannya. Tubuh luruh kebawah hingga ia terduduk sempurna diatas lantai yang dingin dengan sebuah kertas putih digenggaman.

"Hiks.." air mata kian bercucur membasahi pipi.

Sejak awal, dia memang merasa ada yang aneh dengan dirinya. Hingga kini ia sudah mengetahui keanehan itu. Rasanya langit runtuh tepat diatas ubun-ubun.

Sakit. Hatinya pun seakan hancur.

Sebenarnya tak masalah karena kehidupan memang seperti ini. Tak kekal. Tapi ada satu hal yang membuatnya benar-benar hancur dan ingin menolak takdir. Yaitu, ia tak ingin meninggalkan keluarganya..

Jika nanti ia telah sampai pada batas kehidupannya di dunia, siapa yang akan menggantikan dirinya? Dan apakah Suami dan Putranya bisa menerima kenyataan pahit ini nantinya?

Pikirannya benar-benar kalut. Air mata semakin deras membasahi pipi. Bayangan wajah orang-orang yang menyayanginya memasuki benak satu persatu-satu, membuat hatinya diremas kuat didalam dada.

"Hiks.. Tuhan, a-aku tak bisa meninggalkan mereka."

•••••••••••••••••

SUDAH terhitung satu bulan Phoenix Park Minhyung dengan sang Queen menjalani kehidupan Rumah Tangga resmi. Kehidupan keduanya pun selama itu diisi oleh kebahagiaan.

Sesuai janji Sun pada kedua orang tua saat usai pengucapan janji lalu. Bahwa ia akan berbahagia bersama suami dan putranya. Keluarga kecilnya.

Dan hari ini, kebahagiaannya semakin bertambah. Meningkat beribu-ribu kali lipat.

Karena apa?

Tentu saja karena Mark akan pergi keluar Negeri bersama Chanyeol untuk menyelesaikan beberapa hal menyangkut Dunia Bawah yang berada dalam naungan mereka.

Haechan sangat senang. Karena kepergian suaminya itu, ia akhirnya bebas bermain dengan musuh-musuh suaminya. Maupun musuhnya sendiri. Tanpa diawasi langsung oleh mata tajam Park Minhyung.

Salah satu musuh Haechan adalah Jo Yuri. Awalnya tidak, tapi akhir-akhir ini sekretaris suaminya itu telah berani mengibarkan bendera perang tak kasat mata diantara mereka.

Haechan tentunya meladeni. Ia menganggap itu adalah sebuah permainan.

Tapi, Haechan ingin terlebih dulu bermain bersama Dark Trail. Dia sangat excited dan tak sabar untuk memulai game nya. Entah berakhir seperti apa, yang intinya ia ingin bersenang-senang.

Untuk pengawasan dari Phoenix, Haechan tak perlu khawatir meski Mark akan menambah jumlah Subordinate untuk mengawasinya. Karena, Queen Bee Park Baekhyun turut andil dalam kelancaran game nya nanti.

Setelah tersenyum penuh kemenangan didepan cermin kamar mandi. Haechan lantas berbalik badan dan keluar dari sana. Memasang raut sendu mendapati sang suami yang berdiri didepan jendela kaca. Memperhatikan para subordinate yang berjaga diluar sana sembari memegang ponsel.

Haechan mendekat, lalu memeluk tubuh itu dari belakang. "Aku akan merindukanmu." ujarnya jujur.

Ya, tidak mungkin Haechan tidak akan merindukan suami tercintanya ini meski ia merasa senang akan ditinggal. Jauh dalam lubuk hati, ia pasti akan sering merindukan Mark.

After Our Cruel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang