Decimocuarto

6.5K 720 91
                                    

HAECHAN memasuki apartemen yang dahulu menjadi tempat terakhir dirinya dan Phoenix Park Minhyung bertengkar. Juga hari dimana ia memutuskan untuk meninggalkan Korea Selatan.

Kini, lelaki manis itu berencana untuk kembali tinggal diapartemennya tersebut bersama sang putra.

"Wah!" seru si kecil yang membuat Haechan tersentak dan memandang bocah itu, "Mom, ini apaltemen kita?" tanya Soobin, rautnya begitu berbinar seolah sedang memandang taman bermain.

Haechan tersenyum melihat itu. Lantas  mengangguk, "Iya sayang."

Tanpa berkata apapun karna sangat excited, Soobin langsung berlari riang meninggalkan Mommy-nya untuk menelusuri apartemen yang katanya adalah milik mereka.

Haechan hanya bisa tersenyum gemas melihat kelakuan si kecil.

Lelaki tan itu pun menyusul putranya agar tak sembarang menyentuh barang yang tentu saja sangat berdebu. Mengingat bahwa apartemennya ini, tak pernah dimasuki oleh siapapun apalagi tukang bersih sejak ia tinggalkan 3 tahun yang lalu.

"Hati-hati, nanti Ubin jatuh." teriak Haechan memperingati. Rautnya terlihat jelas begitu khawatir.

Hhh, putra kecilnya itu begitu aktif. Ya, memang sedang masanya. Tapi terkadang membuat Haechan repot bergelut dengan rasa khawatir.

"MOM!" Soobin berteriak seraya berlari kembali ke arah sang mommy. Wajahnya masih terlihat berbinar, bahkan lebih dari sebelumnya.

Haechan dibuat penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh putranya. Maka dengan itu, ia langsung berjongkok kala Soobin telah berada dihadapannya.

"Ada apa, hm?"

"Apaltemen kita cangat belsih Mom! Bathan Ubin tidak melihat cedikitpun debu!" Soobin menggebu-gebu. Otomatis membuat lelaki yang lebih tua terkekeh pelan sambil menggeleng maklum.

Haechan tahu betul bagaimana kecintaan putranya itu terhadap kebersihan.

Tapi tunggu,

Bukankah Renjun mengatakan bahwa apartemennya ini tak bisa dibuka menggunakan cara apapun dan pasti sangat kotor karna tak dihuni selama 3 tahun belakangan?

Ini aneh!

Dengan cepat Haechan berdiri dan memasuki ruang tengah apartemen. Dan, oh my gosh! Ini sangat bersih! Tak ada kotoran ataupun debu kecil yang tampak disana.

"How can?" Haechan bergumam pelan. Sungguh ia tak mengerti.

Sepasang netra lelaki itu menatap putranya yang terlihat bingung memandanginya. Namun Haechan kembali meluruskan pandangan. Hingga,

Deg!

Haechan baru menyadari sesuatu. Bahwa tak jauh dari tempat ia berdiri, tepatnya di sepanjang dinding area TV, terdapat foto-foto dirinya. Ada juga bersama seorang pria.

Dan pria itu adalah,

"Mark?"

Rasanya Haechan tak percaya. Tapi ia tak bisa mengangkal kala mengingat bahwa memasuki apartemennya tadi, ia kesusahan membukanya dengan berbagai angka yang diingatnya, dan iapun iseng menggunakan tanggal pernikahan yang dahulu ia dan Mark rencanakan.

After Our Cruel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang