Zuerst

21.9K 1.3K 87
                                    

JUNG JENO saat ini telah sepenuhnya memimpin perusahaan JJ BIG COMPANY karna sang ayah; Jung Jaehyun, sudah menyerahkan sepenuhnya perusahaan kepadanya.

Banyak karyawan yang merasa segan kepada putra Jung Jaehyun itu, bahkan hanya mendengar sepatunya saja sudah membuat para karyawan menunduk.

Entahlah, Jeno sendiri tak tahu mengapa hal tersebut bisa terjadi. Karna yang pasti dia hanya bersifat seadanya, tidak menampakkan raut bak seorang monster.

Tapi pada dasarnya memang Jeno sudah seperti itu jika berada diperusahaan; dingin dan berkharisma. Karna pria itu tahu bahwa sekarang ia sudah tak bisa untuk menunjukkan sifat kekanakannya yang bisa membuat siapa saja memiliki rasa dongkol kepadanya dan Mengingat juga jika ia sudah berumur 21 tahun. Jeno sudah dewasa.

Saat ini, Jeno sedang makan siang dikantin perusahaan bersama sang kekasih; Nakamoto Jaemin, diselingi dengan bisik-bisikkan para karyawan.

Agaknya, para karyawan diperusahaannya belum terbiasa melihat mereka berdua. Padahal sudah terhitung 5 bulan terakhir Jaemin sering menemaninya di kantor bahkan makan siang seperti ini. Bukan lagi berkunjung selama satu atau dua kali dalam seminggu.

"Na, makan-nya pelan-pelan saja." Jeno menegur dengan tangan yang terangkat untuk mengambil sisa makanan yang berada dibibir bawah lelaki tercintanya.

Jaemin hanya memperlihatkan cengiran khas, dan merasakan ibu jari sang kekasih yang menyentuh bibirnya, "Aku lapar no, pagi tadi mama tak memasak, jadi aku tidak sarapan." ucapnya, membuat tangan Jeno berhenti bergerak.

Jeno lantas mengerutkan kening, "Kenapa harus mama? Dirumah kan ada maid, kenapa tidak memakan masakan mereka saja?"

Jaemin mencebik, menjauhkan wajahnya dari tangan sang kekasih dengab raut kesal. "Aku tidak mau makan masakan yang bukan buatan mama."

Jeno menghela nafas mendengar penuturan Jaemin. Akhir-akhir ini memang kekasihnya cukup aneh. Karna bukan gaya Jaemin yang tidak ingin makan jika bukan Winwin yang memasak. Kekasih manisnya ini selalu menghargai makanan buatan siapapun, dan akan memakannya dengan semangat, membuat orang yang menyiapkan makanan merasa senang.

Tapi sekali lagi, akhir-akhir ini memang Jaemin aneh.

Jeno memutuskan untuk diam, agar kekasihnya ini fokus pada makanan. Sungguh, Jeno merasa cukup khawatir karna Jaemin tak sarapan pagi tadi.

Senyum dibibir Jeno terukir kala menyadari betapa lucunya wajah Jaemin saat mulut lelaki cantik itu terisi full oleh makanan. Ia memperhatikan, dan sebisa mungkin menahan tangannya untuk mencubit gemas hidung lelaki dihadapannya ini.

Setelah selesai menalan makanan pada sendokan terakhirnya, Jaemin kantas meneguk segelas Green tea sebelum menatap Jung Jeno sang kekasih.

"No, Aku temani dikantor yah? Aku bosan dirumah. Haechan dan Renjun sibuk pada kerjaan mereka. Dan aku tak tahu melakukan apa." Bibirnya mengerucut, menatap kekasihnya penuh harap. Karna benar adanya, ia tak tahu melakukan apa saat ini. Semuanya sibuk.

Menahan rasa gemas, Jeno lantas mengangguk. Tatapannya masih lurus menatap wajah cantik kekasihnya, "Tentu sayang."

"Kau yang terbaik!"

Jeno terkekeh dan mengusak surai Jaemin dengan gemas. Kemudian ia berdiri, mengajak kekasihnya untuk segera pergi dari sana untuk menuju ruangan CEO.

After Our Cruel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang