•Khawatir

130 31 23
                                    

Happy Reading

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak ⭐

Jika kalian menemukan typo tolong tandai ◉‿◉

•••√•••
°
°

Sepulang dari membeli nasi goreng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang dari membeli nasi goreng. Dera dan Vano berada di ruang tengah menonton TV dengan posisi Vano berbaring menggunakan paha Dera sebagai batal.

Sedangkan Dera gadis itu sibuk dengan hp yang berada di tangan kirinya, dengan tangan kanannya ia gunakan untuk mengusap pelan rambut Vano.

"Nikah aja yuk Ra," celetuk Vano yang tiba-tiba  menjadi seorang  pedofil.

Dirinya berumur 21 tahun sedangkan Dera berumur 18 tahun , mungkin jika dirinya duda akan dipanggil  Duren alias Duda keren.

Spontan tangan Dera menjitak kepala Vano yang berada di pahanya.

"Ngaco lo," ujar Dera emang pada dasarnya Vano kalau ngomong emang enggak pernah disaring dulu.

"Sakit njir," ujar Vano segera bangun dari posisinya dengan mengusap jidatnya.

"Lo sih kalau mau ngomong disaring dong." Dera kesal dengan Vano tadi sicurut itu mengaku sebagai tunangannya, dan sekarang malah ngajak dirinya menikah.

Gendeng emang

"Bunda kok belum pulang ya," ujar Vano yang mengalihkan kekesalan Dera.

"Emang sekarang jam berapa di bang?" nahkan dengan mudahnya Dera melupakan kekesalannya kepada cowok itu.

"Jam setengah sembilan," jawab Vano dengan melihat jam tangan yang melingkar di tangannya.

"Bunda biasanya pulang jam delapan paling lambat," lanjut Vano dirinya menjadi resah saat Bundanya belum pulang juga.

"Coba telpon," saran Dera , Vano segera mencari HP nya dan memanggil kontak nomor yang bernama Bunda.

Tutt...

Tutt...

Tuttt...

"Enggak diangkat," ujar Vano kini dirinya khawatir jika terjadi sesuatu terhadap bundanya.

"Beneran." kini Dera juga ikut gelisah.

"Yaudah ayo kita cari bunda." sebelum mereka keluar membuka pintu , pintu tersebut sudah dibuka dari luar lebih dulu.

"Mau kemana bang?" tanya Diana yang baru saja membuka pintu , dirinya terheran dengan kelakuan kedua bocah itu.

"Kirain Bunda kenapa-napa , mana telpon dari Vano tadi enggak diangkat coba," ujar Vano membuntuti Diana dan Dera yang berada berjalan memasuki ruang tengah.

SADEWA  [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang