•Bolos

46 12 15
                                    

Happy Reading semuanya 🐐

🐐 Engga tahu kenapa sekarang aku suka sama emoticon itu

•••√•••
°
°

Bagi Dewa terlambat masuk sekolah adalah hal biasa , berbeda dengan Dera yang terkadang terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Dewa terlambat masuk sekolah adalah hal biasa , berbeda dengan Dera yang terkadang terlambat.

Seperti hari ini Dera terlambat masuk sekolah hanya karena , omelan Vano yang terdengar menyebalkan di telinganya.

Lelaki itu pagi-pagi sudah menyemprot Dera dengan berbagai pertanyaan. Sampai telinganya berdengung karena , mendengar ocehan Vano sepanjang pagi hari ini.

"Tumben telat," celetuk seseorang yang berada di bawah Dera.

"Ngagetin aja lo." Dera yang posisinya sudah memanjat tembok pun terjungkal ke belakang.

"Anjir pantat gue." Dera berdiri dengan mengelus bokongnya yang terasa nyeri.

Sedangkan Dewa dan kedua temannya yang menyaksikan aksi jatuh Dera , bukannya membantu tapi hanya melihat saja.

"Udah prepare segala pakek celana," ujar Devin menatap sengit ke arah Dera yang sedang memekik tadi.

"Tumben si kadal kagak ikut." Devin celingak-celinguk , mencari keberadaan teman Dera siapa lagi kalau bukan Derel. Dera sama sekali tak menggubris perkataan Devin.

"Dera bolos aja yok," ajak Dewa bahkan lelaki itu sudah berada di sampingnya , entah kenapa dewa berpindah posisi, yang tadinya berdiri lima langkah dari Dera , kini merapatkan tubuhnya ke Dera , bahkan Dera sampai tidak menyadari perpindahan posisi Dewa.

"Enggak boleh." Dera menolak ajakan bolos yang keluar dari mulut Dewa.

"Boleh dong , kalau kamu masuk ke kelas kan ujung-ujungnya dihukum , mendingan bolos bareng aku aja." Devin melorotkan matanya bahkan, tangannya  memukuli Dhika yang ada di sampingnya dengan heboh , saat dirinya mendengarkan kata aku-kamu dari mulut Dewa.

"Sakit anjir," pekik Dhika menepis tangan Devin yang berusaha untuk memukulnya kembali.

"Lo nggak denger ka?" Devin menatap heran ke arah Dhika , yang responnya biasa saja dengan gaya bahasa Dewa ke Dera.

"Emang apa?"

"Itu loh , masa lo enggak dengar sama ucapan Dewa tadi."

"Yang mana , yang bolos." Dhika menaikkan satu alisnya.

Devin berdecak pelan. "Ck , yang aku-kamu."

"Oh emang kenapa?" Mata Devin bertambah melolot , mendengarkan ucapan Dhika barusan. Kenapa temannya itu tidak heboh seperti dirinya.

SADEWA  [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang