•Dewa dan ucapannya

64 10 63
                                    

Happy Reading
Janlup vote ya

•••√•••

Ruang kelas Dewa terasa sepi , karena Devin si pencari suasana sedang mampir di kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang kelas Dewa terasa sepi , karena Devin si pencari suasana sedang mampir di kamar mandi.

"Wa." panggil Dhika.

Dewa menatap wajah Dhika. "Kenapa?" tanya Dewa merespon panggilan Dhika.

"Perasaan lo sama Dera gimana?" Dewa merasa aneh dengan sikap Dhika , tidak seperti biasanya dia kepo seperti ini.

"Cuma tanya doang , enggak ada niatan lebih," ujar Dhika saat , Dewa menatapnya dengan penuh selidik.

Dewa menghela nafas , menghilangkan asumsi yang ada di dalam pikirannya. "Hubungan gue sama Dera , baik , lancar , dan enggak ada masalah." papar Dewa secara terang-terangan.

"Syukurlah."

Devin datang memotong pembicaraan mereka. "Woy , lagi ngomongin gue ya."

Dhika mendengus. "Ge-er lo."

"Siapa juga yang sudi, jadi in admin gosip sekolah bahan ghibah," ujar Dewa.

"Yang ada, kita yang jadi bahan ghibahan," ujarnya lagi.

Siapa yang berani menjadikan admin gosip , sebagai bahan ghibah , yang ada mereka harus siap-siap dijadikan topik gosip sekolah.

"Iya juga," balas Devin menggaruk tengkuknya tidak gatal.

"Matpel pertama apa?" tanya Devin pada tugas piket kelas hari ini.

"Matematika , Pak Johan." Devin melemaskan bahunya saat itu juga. Dia masih mengingat hukum Pak Johan, yang membuat ia mandi keringat.

"Bolos yuk," ajak Devin duduk di hadapan Dewa dan Dhika.

Dewa dan Dhika menggeleng dengan tegas , secara bersamaan. "Tumben enggak mau." heran Devin.

"Gue mau bawa Dera ke KUA. Jadi gue harus pinter biar cepet lulus," jawab Dewa.

Devin mengagukkan kepalanya. "Kalo lo kan jomlo , jadi apa alasan lo?" tanya Devin  menunjuk Dhika dengan dagunya.

"Gue pengen kaya." Devin menatap sebal Dhika.

"Mana ada orang yang enggak mau jadi orang kaya," cibir Devin , menjitak pelan kepala Dhika.

"Terus, kenapa lo ngajak kita bolos?" tanya Dewa mulai mengeluarkan buku Matematika miliknya.

"Gue males sama , Johan Johan itu."

Dewa dan Dhika memilih bungkam , tidak menanggapi ucapan Devin. Sirine bahaya mereka sudah berbunyi.

"Lo berdua kok diem aja sih."

"Ada Pak Johan."

"Mana , orang belum bel." Devin berdecak pinggang menatap kedua temannya.

"Saya di sini loh Devin , kamu kangen sama saya ya?" Suara bariton itu berasal dari belakang Devin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SADEWA  [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang