Drama Semesta.33

40 2 0
                                    

Mereka semua sudah berada dirumah kerly, saling bantu ketika ada hal yang tak mereka pahami termasuk riri yang aktif tanya, mereka semua serius.

"Btw habis ini lanjut kemana?." Tanya brandon tetiba.

"Kalau aku sama leo semoga masuk UGM, doain ya." Ucap brandon.

"Wah UGM, pasti masuk lah, usaha gak bisa ngehianati hasil, semangat kita." Jawab kerly.

"Kalau devan kemana?." Tanya kerly, devan nampak tak mau menjawab pertannyaan kerly.

"Aaa rahasi ya?oke gapapa." Lanjut kerly yang nampak paham

"Kalo riri?." Tanya brandon.

"Hehehe emmmm gua.... g-gua kita belajar lagi aja yuk." Jawab riri ia masih tak mau memberi tahu tentang ia akan pindah ke berlin.

"Yahh alihin aja terus pembicaraanya." Sahut brandon riri hanya menampakan giginya.

Mereka belajar dengan seksama, kadang cadaan dari leo dan bradon yang membuat suasana tidak terlalu sepi, waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, sudah cukup malam untuk mereka.

"Btw kita pulang dulu ya ly, makasih lo udah mau repot nampung kita yang kek begini." Ucap leo dengan senyum lebarnya.

"Ya gua mah emang baik sebernya, cepet pulang keburu pagi nanti, eh riri bareng siapa?." Tanyanya

"Aaa gua naik bus bisa kok, lagian juga masi rame." Jawab riri.

"Gua anter." Jawab refin dan leo kompak yang membuat mereka semua berpandangan.

"Ha gak usah repot repot lagian rumah kita gak ada yang searah, palagi kalian juga sama sama naik bus kan, beda arah ongkos mahal, gua bisa sendiri, antar sampe halte aja gapapa." Jawab riri dengan menggaruk tengkuknya.

"Gapapa kok, udah malem ga baik gua juga sama brandon." Ucap leo.

"Ya lu aja kali, uang gua nipis." Jawab bradon dan mendapat jitakan kuat dari leo.

"Kan... udah sampe halte aja, yuk." Ucap riri dan berpamitan dengan kerly.

"Mereka berempat berjalan bebarengan dengan menuju halte bus, lagi lagi candaan leo dan bradon yang menjadi pecah suasana malam penuh bintang ini.

"Gua masuk dulu ya, makasi btw. Hati hati dijalan." Pamit riri ketika bus yang hendak ia tumpangi telah tiba, mereka semua mengangguk.

Ketika bus itu hendak berangkat tiba tiba saja refin melompat tepat sasaran kedalam bus yang pintunya hampir tertutup itu.

"Dahlah kalah lagi." Ucap bradon dan berjalan hendak duduk kebangku untuk menunggu bus selanjutnya, leo hanya membuka mulutnya membentuk hufur O.

Leo menghela nafas panjang dan duduk disebalah brandon, brandon dengan mata terpejam bergumam

"Kalau gak sekarang, hilang tu orang."

"Dia misterius banget, gua gak tau di suka gak sama gua, takut ditolak ege." Jawab leo kesal.

"Yaelah cuma ditolak gak bikin lo mati leo, setidaknya beritahu riri kalau lu suka dia selama 3tahun, 3 TAHUN, kasi tau dia sebenarnya selama ini dia gak pernah sendiri, karena selalu ada lo dibelakangnya, lu yang rela dihajar ketika lu coba buat ngelindungin riri yang bahkan riri gak tau itu."

"Lo selalu punya cara buat orang orang gak buli riri tapi malah jadi lo sasaranya, yang disiram air, dikasi tepung tas di isi sampah, sepatu hilang dan sebagainya, dan gua juga susah bantuin lu, dan riri tau semua derita lo buat jaga dia? Gak!."

"Waktu lo dikit lagi, habis ini kita lulus dan kita mungkin gak bisa ketemu dia lagi." Ucap brandon panjang lebar, ia benar benar kasian dengan sahabatnya itu selalu saja seperti ini, sedangkan leo hanya menatap kosong kearah jalan raya yang ramai.

"Bus dah datang, lu mau tinggal sini." Ucap brandon dan menarik leo memasuki bus.

Disepanjang jalan leo hanya menatap jalan ramai dibalin kaca bening ini, lampu kendaraan yang ramai dan terang ini nampak indah, pikirannya rumit kali ini dan gak tau harus bagaimana, bisa bisanya hampir ujian malah semrawut kaya gini.

40 menit nampak sangat sebentar bagi leo, sedangkan brandon sudah terlelap dengan kepala yang ia sandarkan kepada leo, leo menepuk paha brandon untuk bangun.

"Dah sampai, lu mau tinggal sini." Ucap leo dan menyeret brandon keluar bus.

Mereka berjalan menuju rumah mereka, leo masih nampak kosong setekah ucapan brandon tadi.

"Dah lah le, sekarang fokus ke ujian lo dulu please, bukan apa apa ini jauh lebih penting, maaf kalau ucapan gua bikin lu jadi kepikiran banget, gua cuma mau kasih tau lo aja kalau semis--." Terpotong dengan ucap lro

"Iya gapapa bran, gua tau maksud lo, lu baik banget sama gua, gua tau kalau gak sekarang emang gak gau kapan lagi, dia bisa hilang tiba tiba dan gua gak tau harus gimana." Ucao leo

"Gua suka dan cinta sama riri itu urusan gua sendiri, bukan urusan riri yang harus repot repot ngebales perasaan gua." Ucap leo dengan menatap jalanan gelap malam ini dengan lampu jalan remang.

Brandon menepuk bahu sahabat karibnya itu untuk memberi kekuatan.

"Gapapa le, kalau kata rintik sedu 'Banyak hal yang harus digapapa-in'." Ujar brandon

"Gua tau ku fans berat tsana, makanya lu bisa aja." Ucap leo dengan senyum kecilnya

Mereka berdua berjalan menuju rumah mereka yang hampir beberapa meter lagi, brandon mencoba mengambalikan mood dari sahabatnya tadi, dia kalau sedang mood jelek napas aja kadang dia malas.

_

"Loo bukannya kita gak searah?." Ucap riri ketika mendapati refin duduk disebelahnya tiba tiba.

"Mau jalan jalan aja." Jawab refin, riri nampak bingung dengan ucapan refin tapi ia biarkan dan menatap keluar jendela bus.

Refin memandang riri dari samping, nampak cantik dengan wajah kalem dan lembut itu, diwaktu yang sama nampak letih dan juga rapuh.

"Gua tau lu hancur tapi lu maksa." Batinya ketika menatap riri.

Mereka sampai di halte pemberhentian riri, riri turun dan ketika sudah keluar bus, barulah refin menyusulnya, riri nampak kaget ketika refin ikut turun.

"Loh? Mau kemana si lu?." Tanya riri penasaran.

"Antar lu, basa basi aja gua tadi." Ucap refin terus terang, riri hanya terkekeh dan melanjutkan jalannya menuju rumahnya.

.
.
.
.
.
.

Drama Semesta  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang