Tiba tiba terdengar suara gaduh dari luar kamar tomo, mereka berdua segera keluar ternyata sherin sudah pulang."Sherin? Kamu kenapa babak belur?." Bentak ayahnya.
Sherin hanya diam menunduk tak berani menatap ayahnya, dia terlalu takut.
"Kamu kenapa sherin? Bilang sama ibu nak?, ada yang jahat?." Tanya ibunya dengan mengecek kondisi wajah sherin.
Sherin masih menunduk tak berani mengangkat kepalanya.
"Bilang sama ayah kamu tawuran? Gelut? Jangan sok jadi jagoan kamu, kamu cewek, SHERIN TATAP AYAH KALAU DIAJAK BICARA JANGAN NUNDUK TAU." bentak ayahnya diakhir kalimat ia kemudian mengakat kepalanya menetap ayahnya dengan pandangan kosong.
"Gak sherin gak tawuran." Jawab sherin.
"Sekarang masuk kamar, jangan keluar sama sekali gak usah makan." Bentak ayahnya dan sherin segera berjalan menuju kamarnya dengan air mata yang mulai menetes.
Ia membanting pintu kamarnya menelusup kekasur nya, ia menangis sesengukan ia meremas kuat selimut yang menutup seluruh tubuhnya.
Ibu sherin tak bisa berbicara untuk mebela sherin ia menepuk pundak suaminya itu pelan.
"Jangan keterlaluan, kamu belum tau sebab dia seperti itu, baiknya dibicarakan dulu." Ucap lembut ibu sherin tadi.
Brandon dan tomo tak bisa berkutik mereka hanya melihat dari depan pintu kamar tomo.
"Kamu tau? Ayah mana yang tega lihat anak nya apalagi anak putrinya satu satunya tersakiti? Apa lagi sampe babak belur begitu, coba ayah mana? Hanya orang idiot yang tega membiarkan anaknya seperti itu." Ucap kepala keluarga tadi dengan nafas yang mulai teratur.
"Aku tau tapi baiknya jangan mebuat dia makin merasa bersalah dengan kamu mebentaknya demikian, dia bisa tertekan." Ucap ibu rumah tangga itu, sepertinya semua ibu didunia ia tidak tega kalau anaknya dibentak dengan yang lainya atau dimarahi walau itu suaminya sendiri.
Walau ia adalah manusia yang paling suka ngomel, paling suka marah suka bicara menusuk dan sebagainya.
_
Kerly baru selesai dengan kerja paruh waktunya, hari ini pukul 10malam ia berjalan menuju rumahnya, ayah dan ibunya mungkin masih dikedai miliknya.
"Heyy." Sapa seorang riri yang merasa terpangil menoleh, dan memastikan kalau itu benar dia.
"Oh aku? Kenapa?." Tanya kerly.
"Kamu habis kerja di minimarket itu ya?." Tanya lelaki tadi dan mendekat ke arah riri.
"I iya kenapa?." Kerly yang merasa agak ter ganggu mencoba untuk biasa."
"Gapapa cuma nanya, sekarang mau pulang?." Tanya lelaki misterius tadi.
"Iya, duluan ya mas." Jawab riri dan segera berjalan cepat mendahului lelaki tadi, ia mencoba sekuat tenaga untuk berjalan terus berjalan walau hatinya bergetar hebat.
"Emhh buru buru amat neng." Lelaki tadi berlari menuju kerly yang sudah mulai jauh.
"Iya soalnya banyak tugas, mau dikerjain dulu." Jawab kerly dengan terus berjalan menuju keramain.
"Owalah masih SMA ya? Yaudah sok saya antar kerumah."
"Gak mas gak usah saya duluan ya mas." Ucap kerly.
Lekali tadi mencekal tangan riri memegang dagunya dan berbisik.
"Saya gak jahat kok tenang aja." Ucap lelaki tadi yang merapikan anak rambut kerly yang keluar dari ikat rambutnya.
"Jangan macam macam saja bisa teriak." Ucap kerly yang sudah ketar ketir dengan nasibnya.
"Kenapa emang kalau kamu bisa teriak?." Tantang lelaki tadi.
Sebelum lelaki itu berbuat banyak tiba tiba sebuah balok kayu memukul tengkuk lelaki tadi yang mebuat pandangannya kabur.
"Siapa lo brani braninya!." Seru lelaki yang menggoda kerly tadi, tak banyak bicara ia langsung saja menghajar orang yang menghantamnya dengan balok kayu tadi, tak disangka ternyata lelaki penggoda tadi kalah.
"Ly kamu gapapa?." Tanya leo ya lelaki tadi leo.
"Leo? Makasih banget le, beneran kalo gak ada lo gak tau deh gue." Jawab kerly terkejut.
"Iya santai aja, emang lo kenapa malem malem lewat jalanan sepi kek gini, bukannya ada jalan lain ya?." Tanya leo.
"Iya sih, tapi coba biar lebih deket aja, maafin ya le makasih banget." Ucap riri.
"Iya tenang aja, oh ya gue anter pulang aja deh dari pada lu kenapa napa yekan." Tawar leo.
"Gapapa? Ngerepotin banget tau, apalagi rumah kita juga jauhan."
"Gapapa udah ayuk." Jawa leo dan menyerer kerly.
Kerly yang merasa tak enak hati karna memandang leo yang mukanya agak benyok dan jauh jauh anter dia akhirnya dia menyuruh leo untuk duduk sejenak menunggunya membeli sesuatu
"Tunggu sini dulu, bentara." Ucap kerly, ia sengera menyebrang jalan untuk menuju toko, ia membeli obat merah dan hansaplas untuk luka leo, tak lupa dengan 2 cup coklat panas.
"Dari mana ly?." Tanya leo yang melihat kerly membawa tentengan plastik.
"Ni buat lo coklat panas, gak tau kesukaan lo jadi gue beli kesukaan gue aja." Ujar kerly dan dudum disamping leo.
Tangan kerly ter ulur untuk mengobati luka yang ada di kening dan di bibirnya, ia memberi obat merah dan menempel hansplas di kening leo.
Leo sedikit terkejut dengan kerly tapi ia kembali bersikap biasa dan menikmati coklat panas pemberian riri.
"Ini buat lo aja le, disimpen kalo lo berantem ama dodit dkk tu." Ujar kerly dan meberikan kanntong plastik berisi obat tadi.
"Iya makasih ly, yaudah yuk." Ajak leo dan segera berdiri dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Semesta
Teen Fiction"Gua suka dan cinta sama riri itu urusan gua sendiri, bukan urusan riri yang harus repot repot ngebales perasaan gua." Ucap leo. - - Tunggu dulu tolong semenit aja, gua mau bilang selamat tinggal dan jumpa lagi. Langkahnya terhenti ketika melihat da...