Riri berjalan pelan menuju kamar mandi, ia sangat letih hari ini, ia memasuki bilik kamar mandi dan segera membasuh wajahnya, membenarkan kuncinya dan segera keluar, tapi belum benar benar ia melangkah, terdengar suara segerombol anak perempuan datang menuju kamar mandi.
Ia merasa ketakutan, ia tak berani keluar dari dalam bilik kamar mandi tadi, ia meremas roknya sampai kusut, keringat dingin mebasahi pelipisnya.
Dan benar saja geromblan naya datang menuju kamar mandi, dan tak sengaja melihat riri yang sudah gemetar karena ketakutan.
"Ehh ada riri." Ucap Aufa, dengan nada mengejek nya dan pandangan remeh dari geng mereka kepada riri.
"Biasa aja kali ri, gausah takut gitu, gita gak gigit." Ejek risma, riri segera melangkah memberanikan diri untuk keluar, tapi belum sampai tanganya sudah ducekal oleh Naya.
Ia dibenturkan ketemboh kamar mandi tadi, hingga riri merasa sakit di punggungnya ia meringis kesakitan.
"Kemana? Urusan kita ga pernah selesai." Ucap naya seram, ia menjambak rambut riri kuat, hingga riri pusing, antek anteknya? Ga bakal diam
Mereka mengguyur riri dengan air yang ada dikamar mandi, riri seketika melonjak, dingin menusuk kulitnya, matanya terpejam kuat, mulutnya ga berhenti berdoa agar diselamatkan seseorang .
Satu tamparan keras tertuju pada riri.
"Gua bener bener ga suka lo ri, gua iri sama lo." Ucap naya geram dengan menarik rambut riri lebih kuat.
"Gua tau lo ga punya apa apa, gua tau lo bodoh, gua tau lo jelek, hitem, ga kurus, gua tau, lo ga punya ibu, ayah lo sibuk kerja gua tau semuanya, TAPI GUA IRI KE LO." Bentak Naya diakhir kalimat.
"Gua iri kalai semisal nilai lo jauh lebih tinggi dari gua, tapi sebenarnya gua sadar, lo ga bisa dapet yang lebih dari gua, tapi gua bener bener jijik dan ga sesuka itu sama lo." Ucap pedas naya, riri hanya memejamkan mata menikmati ucapan pedas dari sang empunya, merasa pusing.
Hingga risma berjalan medekati riri
"Lepas nay." Ucap enteng risma, riri benar benar bernafas lega dengan ucapan risma
"Tolong gua ris, bantu gua keluar, mohon." Ucap riri dengan memohon kepada risma dengan air mata yang keluar dari sarangnya.
"Minta tolong? Boleh, mau keluarya, kasian banget anak orang." Ucap risma dengan mengusap rambut riri, tapi sepersekian detik wajah risma benar benar berganti 180°
Dengan wajah garang miliknya, membuka seragam riri yang melihatkan daleman riri, dan untung nya riri selalu memaksu singlet didalam seragamnya.
"Lepas, lepas ris, apapanya si." Ucap riri dengan memberontak, beberapa teman geng tadi memvidio riri dengan kancing seragam yang terbuka setengah, yang memperlihatkan sedikit dadanya.
Riri terus berteriak memohon agar seseorang diluar dapat mendegarkannya, hingga beberapa detik ada orang yang membuka pintu kamar mandi dengan tampang datar.
"Keluar semua." Ucapnya, Devan ya devan, masi ingat? Dulu teman dekat riri dari kecil itu.
Semua orany disana kicep, dan segera keluar tanpa memandang devan yang berada di tenggah pintu, tubuh riri melorot kelantai kamar mandi, ia menangis sesengukan.
Devan menghampiri riri membenarkan kancing baju riri yang terbuka, ya riri belum sempat mengkacingkan kembali, untung devan tidak macam macam.
"Kamu boleh keluar, gua bisa sendiri." Ucap dingin riri tapi masi dengan tangisnya.
"Berdiri." Ucap devan, riri masi terduduk dilantai, ia tak bergerak sedikitpun, hingga devan mengulagi katanya tadi, dan tak ada balasan, karena geram, devan segera mengakat tubuh riri, mebantunya berdiri.
"Kalo orang ngomong di perhatiin." Ucap devan, ia kemudian melepas seragamnya, memberika kepada riri.
"Lepas baju kamu, ganti pakek punya aku, aku masi pakek kaos." Ucap devan dengan memberika baju seragamnya kepada riri, riri mendongak menatap devan bingung.
"Kenapa? Ga mau?lihat seragam kamu, ngecap semua, nerawang, kamu ga mau diperkosa di sekolah kan?."
Riri segera berjalan menuju bilik kamar mandi, ia melepas seragamnya dan mengganti dengan punya devan, sangat kebesaran.
"Udah? Ayo keluar." Ucap devan dengan mengandeng tangan riri, riri patuh, ia masih dengan hati yang tak karuan karena tadi, ia masih ketakutan.
Devan menarik riri untuk menuju kantin, ia duduk salah satu meja dan pergi sebentar untuk memesan makanan.
Tak ada pembicaraan, hanya suara keramain dari kantin, banyak siswa yang memperhatikan mereka juga, karena baju yang riri pakai adalah milik devan, dan itu nyata karena ada name tag nya.
Hingga pesanan devan tadi datang.
"Ini makan." Ucap devan memberi riri baksi hangat dan teh hangat manis dihadapan riri, riri masih menatao makanan tadi.
"Buruan keburu masuk." Ucap devan geram, riri pun segera melahap baksonya tadi karena juga sedikit merasa takut dengan devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Semesta
Teen Fiction"Gua suka dan cinta sama riri itu urusan gua sendiri, bukan urusan riri yang harus repot repot ngebales perasaan gua." Ucap leo. - - Tunggu dulu tolong semenit aja, gua mau bilang selamat tinggal dan jumpa lagi. Langkahnya terhenti ketika melihat da...