Drama Semesta.5

50 4 0
                                    


Refin berjalan santai dilapangan basket melihat ada segerombol anak sedang bercanda, berbincang sepertinya asik, ia memicingkan matanya melihat sosok perempuan yang ia kenali itu riri.

"Kenapa mereka? Tumben banget kumpul." Gumam refin dan segera menghampiri mereka.

Kerly yang menyadari ada seorang yang datang menolehkan kepalanya kebelangakang, memastikan kalau dia bernar benar orang.

"Refin? Ada apa?." Tanya kerly yang membuat riri, leo dan brandon menghentikan perbincangannya.

"Ha? Gapapa, boleh gabung gak?." Tanya refin.

"Oh boleh, santai aja kali, kita nggak gigit kok." Canda brandon  dan mempersilahkan refin duduk disebalahnya.

Suasana agak sedikit awkward, karna keberadaan refin, leo mencoba mencairkan suasana.

"Eh kalian udah siap buat ualangan kimia?." Tanya leo.

"Emang ada? Kapan kok aku ga tau?." Balas kerly.

"Udah jangan percaya, leo suka ngibul." Balas riri dengan tatapan sinis.

"Eh riri, gak bisa diajak kompromi." Balas leo.

"Ah elah, kirain beneran." Balas refin.

"Dia emang gitu fin." Ucap brandon, dengan tangan yang menujukan kalau dia stress.

Suasana sudah kembali biasa, tidak se awkward tadi, mereka berbincang mebahas hal hal yang ia rasa lucu.

Bel pulang sekolah berbunci, menandakan mereka boleh pulang, jam 03.00 mereka pulang, melanjutkan aktifitas mereka.

Refin berjalan pelan munuju tempat bimbel yang sudah dipilih mamanya kemarin, ia kesal, tapi tak bisa berontak, hidupnya dikekang.

"Kapan gue bisa bebas." Gumam refin, dan segera melangkah menuju tempat yang ia tuju, tempatnya tidak terlalu jauh, dijangkau dengan jalan kaki bisa, sepanjang jalan juga teduh, tidak terlalu ramai jalanan hari ini.

Kerly pergi menuju supermarket, ia kerja paru baya, untuk membatu ekonomi keluarganya, ibu dan ayahnya penjual roti dikedai mereka sendiri, tapi itu juga tidak terlalu cukup untuk kebutuhan bulanan mereka.

Bayangkan saja apa apa sekarang pakai uang, semuanya pake uang, gak ada yang gak pakek uang.

Kerly membuka pintu supermarket tadi, dan di sapa ramah oleh pak adam, yang kebagian jaga pagi sampai sore, sedangkan kerly sore sampai malam.

"Udah pulang ly?." Tanya pak adam yang juga masih sibuk dengan barang barang.

"Udah pak, kerly ganti dulu ya, bapak bisa siap siap." Balas kerly dan segera berjalan menuju ruang ganti.

Pak adam sudah seperti sobat karib kerly, segala masalah yang ia temui ia selalu ceritakan, dia adalah seorang bapak dengan 2 anak cowok dan tentunya satu istri, anaknya masih sekolah di SMP yang satu SMA, dan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga.

"Ly pak adam pulang dulu, semangat." Pamit pak adam dan segera menenteng tasnya.

"Oh iya pak, hati hati selamat sore." Balas kerly dengan melambaikan tangan.

Kerly mulai membersihkan lantai, me-lap barang barang dan lainnya, seperti karyawan pada umumnya, kerly itu wanita kuat sekali.

"Udah selesai." Ucap kerly dengan mengusap keringat yang ada di dahinya.

Leo dan brandon segera pulang kerumah, kebetulan rumah mereka bersebelahan jadi tak repot buat mereka.

"Gue masuk dulu le, capek mo tidur." Ucap brandon dan melambaikan tangan kepada leo.

"Hah? Emang lo gak les musik, sekarang hari apa emang." Tanya leo

"Ah bangke iya juga, males banget." Protes brandon.

"Eh lo jangan coba coba bolos, lo diomelin mama sama papa kamu baru tau rasa." Ancam leo

"Udah kebal ni kuping gue tiap hari di omelin, udah ah masuk dulu bay." Sahut brandon dan segera masuk kedalam  rumahnya.

Leo hanya geleng kepala dan segera masuk juga kerumahnya, leo sebenarnya tidak secupu ketika berada disekolah, ia jago sekali bermain bola, dan bakatnya ini hanya brandon yang tau.

Dia juga tidak juga berpenampilan secupu disekolah, dia keren banget asli ganteng banget asli, tak kalah sama brandon.

"Kapan gue bisa lepas topeng gue." Ucap leo dan segera melepas kacamatnya dan mengeluarkan baju seragamnya rambut yang ia sengaja acak acak dan wajah basah sehabis cuci muka.

Ia merebahkan dirinya dikasur empuknya, memejamkan sebentar matanya untuk mengembalikan nyawanya yang sempat melayang.

"Le makan dulu." Teriak ibunya dari bawah.

"Iya ma ini turun." Teriak loe, mama leo tidak malarang leo berpenampilan cupu, selagi dia nyaman, mama leo tipikal orang yang santai dan tidak terlalu banyak menuntut.

"Wah gantengnya anak mama, cepet gih makan." Sapa mama leo yang sudah berada di meja makan.

"Kan emang dari dulu, papa belum pulang?." Tanya leo.

"Tadi dia telfon katanya pulang agak telat, ada meating, terus kata papa kamu suruh jemput adik dari les gitar." Jelas mamanya.

"Oh oke." Leo segera menyantap makanan yang dibuat oleh mamanya dengan tenang dan sesekali berbincang ringan

"Riri pulang." Sapa riri kepada rumahnya itu.

Riri melepas sepatunya, menyimpanya dirak sepatu dan segera berjalan ke kamarnya, menuju kamar mandi untuk segera mandi.

Ia membuka kulkas, ternyata petsediaan makanannya sudah habis, ia tak berniat untuk membeli stok lagi, tapi dia berniat untuk makan diluar.

Itung itung cuci mata, ia segera berganti baju dan pergi dengan jalan kaki, rumahnya dekat dengan pusat perbelanjaan dan makanan jadi lebih hemat aja.

"Oke 5 hari lagi ulang taun, kamu bisa kok sendiri, semoga aja sih, emang ulang tahun kamu ada yang pernah rayain?." Monolog riri.

"Lo juga biasa aja, gak mati juga, lebay amat jadi orang." Tawa renyah riri.

Riri sudah sampai ditempai yang ia tuju, hari ini ia ingin makan ayam bakar  sendirian tentunya, riri segera memesan dan duduk dibangku yang ia pilih.

Ia tengah menatap sekelilingnya, jalanan yang ramai lampu lampu kendaraan, ramai dengan orang yang berjalan bergandengan, juga jalan sendirian.

Banyak orang buru buru ingin segera melepas rindu dengan keluarga mereka, melepas penat, dan lelahnya mereka.

Mengobati rindu dengan temu, Pulang adalah kata paling nyaman setelah pencarian panjang.

I hope you like it.
Enjoy
Dukung terus yaa:)
Love you all
<3

Drama Semesta  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang