||15

163 28 0
                                    

Aku tidak menduga hal seperti ini akan terjadi kepadaku.

Aku sangat senang saat mengetahui kebenaran yang sebenarnya.

Rin.

Dia mencintaiku.

Bukan Shiemi.

Ahh~ perasaan ku menjadi lega sekarang. Jadi aku tidak perlu merasa sakit hati lagi. Dan ya, aku dan dia sekarang telah resmi menjadi sepasang kekasih.

Setelah pernyataan tak terduga itu, aku dan dia memutuskan untuk menetap disini saja. Sembari menunggu kembang api di luncurkan, aku dan dia kini bercerita tentang banyak hal. Tidak merasa canggung ataupun malu. Karena dia itu tipe orang yang enak sekali kalo di ajak bicara.

Sungguh! Ini malam paling indah dari malam yang pernah aku lalui sebelumnya.

Duduk berdua bersama orang yang kucintai dibawah sinar rembulan, bersendau gurau, dan mengejek satu sama lain, membuat malam hanabi ini terlihat begitu istimewa.

Namun, aku merasa ada sesuatu yang aneh disini.

Perasaanku.

Hatiku.

Masih terasa tidak enak.

Seolah ada sesuatu yang akan terjadi di penghujung nanti.

"10 menit lagi [Name]. Tinggal 10 menit lagi"Intrupsi kekasihku dengan lembut.

"Yah, kau benar"

"Bagaimana perasaanmu sekarang?"

"Mm, senang?"

"Senang karena ada aku ya?"

"Haha bercanda mu gak lucu Rin. Ya senang karena bisa lihat kembang api setelah beberapa tahun gak liat lah"

Haha, ya tentu saja karena ada kau lah bodoh! Kau pikir aku akan semudah itu mengungkapkan perasaanku hah?

"Aa~ ku pikir karna ada aku"Rajuknya.

"Kau sendiri gimana?"

Pandangan yang semula tertuju kearahku itu kini berganti menatap lembut pada indahnya langit malam. Senyum indah juga terpatri pada wajah tampannya.

"Bahagia"

Ucapan lembut itu sontak membuatku mengernyitkan dahi tak paham.

"Bahagia karna apa?"

Ia menoleh kearahku masih dengan senyum indahnya, "Karna ada kau disini"

Ya. Pipiku merona merah seketika. Gomballan receh itu entah kenapa malah berefek kepadaku.

"B-baka"

Entah apa yang ia pikirkan, setelah aku mengatainya Baka, bukannya marah ia malah mencubit pipiku gemas sampai-sampai aku merintih kesakitan.

"S-sakit tau!"

"Mangkanya! Mukanya dikondisikan. Biar lucunya gak kelewat gitu"

Astaga.. Rin.. Plis udah!

Kekehan pelan keluar begitu saja dari mulutnya takkala ia lagi-lagi melihat wajahku yang memerah layaknya sebuah buah tomat.

"2 menit lagi"

Kini ia mengubah posisinya menjadi duduk dengan badan yang bertumpu pada kedua tangan di belakang. Menatap intens kearah langit dan dibarengi dengan sebuah senyum sipu.

Melihat ia yang mulai anteng begitu, aku pun mengikutinya. Ku dudukkan diriku senyaman mungkin disamping pria itu. Duduk bersila dengan tangan yang menjadi tumpuan dibelakang sama seperti Rin.

𝗙𝗜𝗥𝗘 𝗪𝗢𝗥𝗞𝗦╵ᵒᵏᵘᵐᵘʳᵃ ʳⁱⁿTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang