||12

156 27 2
                                    

"Apa kau baik? Ini minum dulu airnya"

Pria itu nampak khawatir dengan keadaan sang gadis. Nampak dari nada bicaranya yang tak seperti biasanya.

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Rin segera menyodorkan secangkir air putih kepada [Name] dan membantu meminumkannya. Ia mendudukkan dirinya diatas karpet merah dengan [Name] yang duduk menyandar diatas sofa.

Setelah itu [Name] mencoba untuk menstabilkan tubuhnya dengan menarik nafas dalam dan mengeluarkan perlahan. Beberapa kali hingga detak jantungnya kembali normal.

"A-apa? Apa yang sudah terjadi kepadaku?"

[Name] memegang kepalanya yang terasa nyeri itu.

"Kau pingsan disekolah tadi"

"P-pingsan? Aku?"

Rin mengangguk.

"Kok bisa?"

"Aku juga gak tau. Soalnya aku nemuin kamu tertidur dipinggiran tembok koridor sekolah"

Ah ya! Sekarang [Name] ingat. Hal yang membuatnya sampai seperti ini, [Name] ingat.

Mendadak hatinya terasa sakit saat ia mengingat-ingat kejadian disekolah tadi. Pasti kali ini Rin menolong nya karena ingin cari muka dihadapan Shiemi.

"[Name]? Kok ngelamun?"

"A-ah! Gak kok gak. T-trus kok aku bisa ada disini?"

"Ah kebetulan waktu itu aku lagi ngobrol sama Shiemi disana"

Udah tau plis.

"Eh pas Shiemi udah pergi, aku gak sengaja liat kamu tiduran. Kupikir kenapa eh pas aku cek ternyata kamu pingsan"

"Ku gendonglah kamu ke UKS. Trus kata perawatnya suruh tunggu aja nanti juga sadar. Karena aku jenuh nunggu jadi aku iseng kekelas trus ketemu Kamiki dijalan"

"Dia nanya aku dari mana, trus aku jawab dari UKS abis nganterrin kamu"

"Trus dia bilang..."

Mati! Si Kamiki pasti bilang yang gak-gak sama Rin.

"I-iya? Bilang apa dia?"

"Dia bilang katanya kamu memang lagi sakit, sakit kepala gitu"

"C-cuma itu?"

"Iya cuma itu"

Ahh yokatta~

"Karena kamu di sana gak bangun-bangun dan jam udah sore, jadi perawat bilang suruh nganter kamu pulang aja. Aku anter deh pake mobilnya Shima. Sampainya dirumahmu langsung aja ku tidurin di atas sofa"

"O-oh gitu ya? Trus berapa lama aku pingsan?"

"Ya itung aja dari jam 2 siang sampai jam 7 malam"

[Name] nampak menggerak-gerakkan jarinya menghitung penjumlahan yang diberikan Rin dan melongo takkala jari-jarinya menunjuk ke simbol angka 5.

"L-lima?"

Rin mengangguk.

"L-lama banget"

"Abisnya udah tau lagi sakit, masih aja di paksain buat sekolah. Harusnya kamu ngomong sama aku, nanti aku bisa izinin kamu ke ketua kelas"Bawelnya.

"T-tidak perlu. Aku kuat, ini belum seberapa"

"Duh keras kepala banget si. Sekuat apapun kamu, yang namanya sakit ya tetap sakit [Name]"

"Tap—"

"Sstt"

Lagi dan lagi. Seperti yang sudah-sudah, Rin lagi-lagi membungkam mulut [Name] menggunakan jari telunjuknya dengan wajahnya yang berangsur mendekat ke wajah [Name].

𝗙𝗜𝗥𝗘 𝗪𝗢𝗥𝗞𝗦╵ᵒᵏᵘᵐᵘʳᵃ ʳⁱⁿTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang